Beda lagi yang disebut oleh H.Rihan Variza, pembalap dan pemilik tim HRVRT HBM BGM BMB. “Kayak jalan diatas keramik dikasih air,” sebutnya.
Dari kedua analogi tersebut bisa dibayangkan betapa licinnya trek saat guyuran air membasahi tanahnya.
Kedua pembalap tersebut berbicara saat mereka sudah mengandalkan ban M/T untuk lomba.
Meski demikian, balap dalam kondisi hujan tak selamanya buruk. “Ada banyak pembelajaran yang bisa diambil. Kita jadi bisa lebih tahu tentang seting mobil yang pas. Skill juga semakin terasah. Pas trek basah, power mesin besar bukan jaminan menang,” tambah Bimo Pradikto, pembalap dari tim Banteng Motorsport.
Akan lebih membingungkan lagi jika hujan sudah tak lagi turun. Cepatnya air meresap ke tanah, membuatnya terlihat seperti kering. Padahal, kalau dilihat secara detil dan dipegang, kontur tanah masih terbilang basah dan tetap licin.
Dalam kondisi seperti ini, driver dan navigator seperti berjudi dengan pilihan ban. Meski begitu, driver dan navigator tidak boleh mengeluh dengan kondisi yang ada.
Pembalap yang baik akan selalu siap berlomba dalam kondisi apapun. (otomotifnet.com)
Editor | : | toncil |
KOMENTAR