Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Sekarang Eranya VVA, All New Yamaha R15 Unggul Performa dan Efisiensi di Semua Putaran Mesin

Advertorial - Senin, 29 Mei 2017 | 13:30 WIB
No caption
No credit
No caption

Jakarta - Masih bingung mana yang lebih oke, motor dengan mesin SOHC (single overhead camshaft) atau DOHC (double overhead camshaft)?

SOHC paling banyak dipakai di motor lokal, sesuai namanya, sistem ini hanya punya 1 camshaft dengan 2 lobe untuk menggerakkan klep masuk dan buang. Kem SOHC punya kelebihan gesekan lebih ringan dibanding DOHC. Dan umumnya unggul di putaran bawah dan akselerasi.

Sedang DOHC seperti Yamaha YZF-R25, tiap camshaft punya dua lobe (tergantung jumlah klep) yang masing-masing langsung menekan tapet camshaft dan klep. DOHC punya kelebihan tenaga besar di putaran atas, cocok buat yang berperforma tinggi.

Mana yang terbaik?

No caption
No credit
No caption

Kembali pada karakter mesin yang ingin dicapai saat menciptakan sebuah sepeda motor. Mau kenyamanan berkendara dan konsumsi bensin yang hemat atau performa tinggi? Konsumen tinggal pilih sesuai kebutuhan.

Tapi rasanya.. Sudah lewat masa memperdebatkan kedua teknologi tersebut. Sekarang sudah zamannya motor pakai konstruksi kepala silinder ber-variable valve. Bukan lagi unggul di putaran atas atau bawah, tapi terbaik di semua putaran mesin.

Jika melihat history-nya, perkembangan mesin mobil dengan teknologi variable valve di Indonesia mulai berkembang pesat pada awal tahun 2000-an karena makin banyak pilihan mobil di kelas menengah dengan teknologi ini.   

Hingga saat ini, hampir semua mobil baru pakai variable valve, dan tidak mungkin dipertahankan jika performa juga efisiensi yang ditawarkan tidak lebih baik.
Pada sepeda motor bermesin kecil, Yamaha menjadi pioner dengan teknologi Variable Valve Actuation (VVA).

Setelah sukses sejak 2015 lewat Yamaha NMAX, kini Aerox 155 juga pakai VVA. Teknologi yang sama diterapkan pula ke motor sport. All New Yamaha R15 dan All New V-Ixion R sudah pakai VVA. Kedepannya semua motor Yamaha akan pakai teknologi ini?

“Kemungkinannya akan selalu terbuka,” ungkap GM Aftersales & Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), M. Abidin saat ditemui di sela peluncuran R15 baru beberapa bulan yang lalu.

Lalu, seperti apa cara kerja VVA?

( BACA JUGA : Hasil Tes Dyno All New Yamaha R15, Torsi Flat Yang Bikin Tarikan Ngisi Terus! )

No caption
No credit
No caption

CARA KERJA VVA
VVA atau Variable Valve Actuation, sesuai namanya, secara sederhana diartikan bukaan klep yang bervariasi. Bervariasi disesuaikan dengan putaran mesin.

Pada konstruksi kem SOHC dengan VVA pada R15, klep in dibekali 2 buah rocker arm yang masing-masing dikasih sebuah bubungan klep dengan beda profil.
Saat di bawah 7.400 rpm, rocker arm dengan profil kem lebih rendah yang bekerja, sehingga cenderung lebih irit.

Namun setelah 7.400 rpm profil lobe satunya yang bekerja, yang memiliki profil lebih tinggi sehingga pasokan bensin ke ruang bakar makin banyak. Hasilnya tenaga yang dihasilkan makin besar, laju pun jadi ngacir.

Perpindahan profil kem ini diatur ECU. Otak mesin ini akan membaca putaran mesin dan langsung memerintahkan aktuator, sebuah solenoid yang menempel di kepala silinder.

Solenoid ini akan menggerakkan syncronizing pin, yang saat 7.400 rpm akan menonjok rocker arm high, sehingga profil kem yang tinggi yang digunakan.
Kemudian jika putaran mesin turun, maka solenoid akan menarik syncronizing pin tadi, sehingga kembali yang digunakan lobe kem yang rendah.

KEUNGGULAN VVA
Lalu apa untungnya pakai VVA? Basis mesin SOHC yang digunakan Yamaha unggul pada respon di putaran bawah dan konsumsi bensin yang lebih baik. Lalu atasnya, VVA dipasang sebagai penyempurna.

Tenaganya jadi seperti ngisi terus, bawahnya sudah responsif tapi di atas 7.400 rpm disambung pakai lobe kem kedua, jadi lebih bertenaga.

Peak power All New R15 berada di putaran mesin lebih tinggi yaitu 10.000 rpm dengan tenaga yang memuncak jadi 19,05 dk. Sedang yang lama hanya 16,36 dk pada 8.000 rpm.

Konsumsi bensinnya juga jadi lebih irit baik putaran bawah maupun tinggi. Karena di semua putaran mesin pembakaran berlangsung secara efisien sesuai kebutuhan.

Hasil tes OTOMOTIF, untuk penggunaan harian bisa tembus 46 km/l, paling irit untuk motor sport 150 cc berperforma tinggi.

Kesimpulannya, VVA menghasilkan kombinasi performa dan fuel consumption yang paling efektif dan cocok di kelas sport bike 150 cc. (ADV)

Editor : Dimas Pradopo

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa