Jakarta – Cuma lima tahun lagi, mobil listrik dengan harga terjangkau seperti mobil bensin bisa jadi kenyataan.
Diulas dari theguardian.com, pada 2022 mendatang, harga mobil listrik bakal bisa lebih murah dari mobil bermesin konvensional.
Wah, kok bisa?
Rupanya hal itu disebabkan oleh menurunnya harga komponen baterai.
Harga baterai ini memang jadi momok besar pabrikan yang bikin mobil listrik mereka enggak kompetitif dibandingkan mobil bermesin bakar atau konvensional.
Karena biaya riset baterainya tinggi, harganya pun jadi sangat mahal.
(BACA JUGA: Mobil Listrik Imut Ini Menarik Perhatian Ibu-Ibu dan Anak-Anak)
(BACA JUGA: Motor Listrik Honda Abal-Abal, Masyarakat Jangan Mau Dibodohi)
Begitu juga kalau masa pakai baterainya sudah habis.
Pemilik mobil bagai kena musibah karena harus mengganti baterai baru yang harganya mencapai puluhan atau ratusan juta rupiah.
Tapi nantinya harga mobil listrik akan lebih murah dari mobil konvensional. Selain karena harga komponennya yang murah, juga adanya program pemerintah untuk memakai mobil tanpa emisi.
Menurut riset, jika harga mobil listrik sudah terjangkau, maka mobil tanpa mesin ini akan berada di puncak popularitasnya pada 2022.
Di tahun itu, biaya kepemilikan mobil listrik bisa sama dengan jumlah uang yang dikeluarkan untuk mobil bermesin konvensional.
Tidak tertutup kemungkinan jika di masa keemasannya nanti, mobil listrik akan mendapat subsidi untuk biaya kepemilikannya.
Dan jangan salah, Indonesia juga sudah ancang-ancang lo.
Negara kita ini sekarang keren banget karena sudah punya visi ke sana.
Tapi lanjutin bahas tren yang tadi dulu ya.
Nah, melihat prospek mobil listrik yang cerah, pemerintah Inggris menargetkan mobil listrik akan terjual sebanyak 60% dari total keseluruhan penjualan mobil baru di negaranya pada 2030.
Sementara pada 2040, penjualan mobil secara global diharapkan menembus angka 41 juta unit dengan ekspektasi mobil listrik mampu menyumbang penjualan sebanyak 31%.
Artinya, ada target untuk menjual mobil listrik sebanyak kurang lebih 12.700 unit di tahun itu.
Jika pada 2022 harga mobil listrik sudah di bawah mobil bermesin konvensional, maka target untuk menjual ribuan unit mobil listrik di tahun 2030-an atau 2040-an jadi satu hal yang realistis.
Sedangkan Indonesia menargetkan 10% kendaraan yang beredar merupakan kendaraan listrik.
Masih campur-campur sih, ada mobil dan motor. Tapi targetnya 10% pakai mesin listrik.
Hal ini diungkap Kemenhub RI dalam peresmian uji coba perilaku berkendara memakai motor listrik di Jakarta 2 September 2016 lalu.
“Ada amanat Peraturan Pemerintah No.79/2014 tentang kebijakan energi nasional. Di mana kita wajib melaksanakan diferensiasi energi di tiap daerah. Kita sebagai salah satu anggota dewan energi nasional, Kemenhub mendapat tugas yang ditargetkan ke kita,” terang Ir. Carlo Manik, Direktur Sarana Ditjen Hubdar, Kementerian Perhubungan.
“Yaitu meningkatkan angkutan bermotor listrik minimum 10 persen. Juga mengembangkan kendaraan listrik atau hibrid sampai tahun 2025. Mengembangkan motor listrik sebanyak 2,1 juta sampai tahun 2025,” lanjutnya.
Hmmm...bisa kali ya mobil sekelas Honda Brio atau Toyota Agya pakai mesin listrik harganya sama atau lebih murah dari yang bermesin bensin? (otomotifnet.com/Nugie)
Editor | : |
KOMENTAR