RISIH BUNYI
Saat pertama OTOMOTIF mengendarai Force-1, agak risih dengan bunyi speaker sein.
Misalnya, saat lampu merah sebelum membelok, banyak orang menoleh bukan karena ada motor baru di sampingnya. Tapi justru karena bunyi, "tit...tit...tit...".
Penerapan kipas pendingin, membuat bentuk mesin menjadi lebih gemuk. Posisi kaki terpaksa harus
mengangkang lebih lebar.
Buat wanita, mungkin ini bisa menimbulkan masalah. Yang jelas, dengan konstruksi mesin yang gemuk itu, sepatu tidak lagi terlindungi oleh sayap yang berukuran lebih kecil dibanding tipe bebek sekelasnya.
(BACA JUGA: Yamaha R25 Terbelah Jadi Dua Setelah Kecelakaan Dengan Honda Vario)
Bentuk mesin ini mempengaruhi posisi penempatan foot step dan tuas persneling.
Agar tidak terlalu mengangkang, foot step dan tuas persneling diletakkan mepet pada lubang kipas pendingin.
Jarak tuas persneling dengan lubang pendingin tak lebih dari 1/2 cm.
Bila si pengendara punya ukuran kaki dan sepatu yang besar, lubang kipas akan tertutup.
UNJUK KERJA
Seperti umumnya motor-motor 2-langkah, pada putaran rendah, tenaga rada kosong. Pada gigi 1, saat hendak start, meski putaran mesin agak tinggi tenaga belum cukup besar untuk menggerakkan motor.
Bagi yang belum terbiasa, mengira motor ini ngempos. Tenaga menjelang putaran menengah baru terasa.
(BACA JUGA: Misteri Yamaha RX-King Setan Yang Meraup Setengah Miliar)
Di sini, motor langsung melesat cepat. Perpindahan ke gigi 2,dirasakan ada sentakan.
Pada gigi 2, tarikan terasa enteng dan panjang. Melaju di jalan-jalan yang agak padat di kecepatan menengah, bukan masalah bagi Force-1.
Soal salip menyalip, kelincahan Force-1 patut diacungi jempol.
Akselerasi pertengahan tidak mengecewakan. Dari kecepatan 40 km/jam hingga 60 km/jam pada gigi 2, ditempuh dalam waktu 2,3 detik.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR