Di antara semua motor di Indonesia, jenis bebek yang paling banyak diminati. Tak heran, jika tiga
produsen motor di Indonesia, memusatkan produksinya pada model ini.
Yamaha, yang sering diidentikkan oleh konsumennya sebagai produsen motor-motor cepat, terus memperbesar daya gempurnya di sektor bebek dengan meluncurkan Force-1.
Berbagai kiat promosi pun dilakukan. Mulai dari iklan TV yang menampilkan Force-1 seperti pesawat tempur hingga mengundang 1 juta orang untuk menjajalnya.
(BACA JUGA: Wadaw, Yamaha Mio Apa Dijual Rp 35 Juta)
KOMPENSASI TENAGA
Perubahan model, dibanding pendahulunya - Alfa 2R - tak begitu banyak pada bodi.
Yang pantas dicatat hanya penataan lampu-lampu depan dan belakang yang lebih apik.
Jok dan tutup samping yang membuat bodi terlihat lebih nungging, serta desain striping bodi yang berkesan lebih dinamis dan enerjik.
(BACA JUGA: Bebek Yang Dikebut Marc Marquez Di Sirkuit, Harga CBR150R Sih Lewat)
Pada persngkat panel instrumen malah ada yang hilang, yaitu indikator sein kiri-kanan.
Sebagai gantinya, diberi speaker kecil yang dihubungkan ke flasher diletakkan tersembunyi di balik
tutup lampu.
Model sein seperti ini mengingatkan pada motorbebek era 75-an. Meski cara ini sebelumnya sudah ketinggalan zaman, tapi bisa jadi pas buat pengendara motor di Indonesia.
Soalnya, pengendara sering lupa mematikan sein setelah membelok. Sedangkan pada mesin, cukup banyak evolusi yang dilakukan.
Paling mencolok adalah penggunaan kipas pendingin yang diputar oleh poros engkol.
Kipas pendingin langsung bekerja begitu mesin dinyalakan.
(BACA JUGA: Ssst, Jangan Berkendara di Malam 2 Januari 2018)
Sebenarnya, hal ini sedikit mengurangi tenaga mesin, tapi Yamaha mengimbanginya dengan meningkatkan kapasitas menjadi 110 cc.
Peningkatan 7,9 cc dibanding Champ 102,1 cc, tak hanya mengkompensasi tenaga yang dipakai pendLngin, tapi juga mampu meningkatkan tenaga cukup besar.
Dengan putaran yang sama dibanding Champ, tenaga Force-1 lebih baik 2,1 dk, yaitu 10,5 dk.
Sayangnya, penambahan tenaga tersebut tidak diimbangi dengan rem. Soalnya, pada Alfa IIR keluhan dialamatkan pada rem roda depan yang dianggap belum cukup seimbang dengan kemampuan mesin.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR