Otomotifnet.com - Setelah merilis Yamaha Alfa, Alfa II-R dan Champ, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) merilis Force 1 26 Oktober 1992.
Ini bebek penerus yang memberi kesan stylish, modern dan kencang setelah Yamaha Champ yang terlihat sporty dengan knalpot telo alias racing dan setang jepit ala motor balap.
Tagline yang dikedepankan Yamaha saat itu, Exciting Force 1.
(BACA JUGA: Foto Bareng Di Ninja 250, Posisi Si Cewek Bikin Bertanya-Tanya)
Iklan TVC-nya menarik perhatian dengan seruan; Yammaha Forswaaannnn... (Ada yang masih ingat? Hehe...)
Yamaha Force 1 punya bodi nungging dan sudut-sudut runcing. Menjadikannya tampak spesial. Di iklannya, motor ini disandingkan dengan pesawat jet.
Air coolingnya memang bukan yang pertama karena Suzuki sudah menggunakannya sejak 1984.
Namun Yamaha Force 1 menatanya dengan lebih manis.
Generasi Force 1 berlanjut hingga 2004 lewat F1Z-R.
Nah, bagi Anda yang ingin mengenang kembali kejayaan Force 1 yang dijual Rp 3.250.000 saat dirilis, berikut kami sajikan kembali hasil tesnya dari Tabloid OTOMOTIF 9 November 1992.
Wuih, jadul ya, hehe...
Di antara semua motor di Indonesia, jenis bebek yang paling banyak diminati. Tak heran, jika tiga
produsen motor di Indonesia, memusatkan produksinya pada model ini.
Yamaha, yang sering diidentikkan oleh konsumennya sebagai produsen motor-motor cepat, terus memperbesar daya gempurnya di sektor bebek dengan meluncurkan Force-1.
Berbagai kiat promosi pun dilakukan. Mulai dari iklan TV yang menampilkan Force-1 seperti pesawat tempur hingga mengundang 1 juta orang untuk menjajalnya.
(BACA JUGA: Wadaw, Yamaha Mio Apa Dijual Rp 35 Juta)
KOMPENSASI TENAGA
Perubahan model, dibanding pendahulunya - Alfa 2R - tak begitu banyak pada bodi.
Yang pantas dicatat hanya penataan lampu-lampu depan dan belakang yang lebih apik.
Jok dan tutup samping yang membuat bodi terlihat lebih nungging, serta desain striping bodi yang berkesan lebih dinamis dan enerjik.
(BACA JUGA: Bebek Yang Dikebut Marc Marquez Di Sirkuit, Harga CBR150R Sih Lewat)
Pada persngkat panel instrumen malah ada yang hilang, yaitu indikator sein kiri-kanan.
Sebagai gantinya, diberi speaker kecil yang dihubungkan ke flasher diletakkan tersembunyi di balik
tutup lampu.
Model sein seperti ini mengingatkan pada motorbebek era 75-an. Meski cara ini sebelumnya sudah ketinggalan zaman, tapi bisa jadi pas buat pengendara motor di Indonesia.
Soalnya, pengendara sering lupa mematikan sein setelah membelok. Sedangkan pada mesin, cukup banyak evolusi yang dilakukan.
Paling mencolok adalah penggunaan kipas pendingin yang diputar oleh poros engkol.
Kipas pendingin langsung bekerja begitu mesin dinyalakan.
(BACA JUGA: Ssst, Jangan Berkendara di Malam 2 Januari 2018)
Sebenarnya, hal ini sedikit mengurangi tenaga mesin, tapi Yamaha mengimbanginya dengan meningkatkan kapasitas menjadi 110 cc.
Peningkatan 7,9 cc dibanding Champ 102,1 cc, tak hanya mengkompensasi tenaga yang dipakai pendLngin, tapi juga mampu meningkatkan tenaga cukup besar.
Dengan putaran yang sama dibanding Champ, tenaga Force-1 lebih baik 2,1 dk, yaitu 10,5 dk.
Sayangnya, penambahan tenaga tersebut tidak diimbangi dengan rem. Soalnya, pada Alfa IIR keluhan dialamatkan pada rem roda depan yang dianggap belum cukup seimbang dengan kemampuan mesin.
RISIH BUNYI
Saat pertama OTOMOTIF mengendarai Force-1, agak risih dengan bunyi speaker sein.
Misalnya, saat lampu merah sebelum membelok, banyak orang menoleh bukan karena ada motor baru di sampingnya. Tapi justru karena bunyi, "tit...tit...tit...".
Penerapan kipas pendingin, membuat bentuk mesin menjadi lebih gemuk. Posisi kaki terpaksa harus
mengangkang lebih lebar.
Buat wanita, mungkin ini bisa menimbulkan masalah. Yang jelas, dengan konstruksi mesin yang gemuk itu, sepatu tidak lagi terlindungi oleh sayap yang berukuran lebih kecil dibanding tipe bebek sekelasnya.
(BACA JUGA: Yamaha R25 Terbelah Jadi Dua Setelah Kecelakaan Dengan Honda Vario)
Bentuk mesin ini mempengaruhi posisi penempatan foot step dan tuas persneling.
Agar tidak terlalu mengangkang, foot step dan tuas persneling diletakkan mepet pada lubang kipas pendingin.
Jarak tuas persneling dengan lubang pendingin tak lebih dari 1/2 cm.
Bila si pengendara punya ukuran kaki dan sepatu yang besar, lubang kipas akan tertutup.
UNJUK KERJA
Seperti umumnya motor-motor 2-langkah, pada putaran rendah, tenaga rada kosong. Pada gigi 1, saat hendak start, meski putaran mesin agak tinggi tenaga belum cukup besar untuk menggerakkan motor.
Bagi yang belum terbiasa, mengira motor ini ngempos. Tenaga menjelang putaran menengah baru terasa.
(BACA JUGA: Misteri Yamaha RX-King Setan Yang Meraup Setengah Miliar)
Di sini, motor langsung melesat cepat. Perpindahan ke gigi 2,dirasakan ada sentakan.
Pada gigi 2, tarikan terasa enteng dan panjang. Melaju di jalan-jalan yang agak padat di kecepatan menengah, bukan masalah bagi Force-1.
Soal salip menyalip, kelincahan Force-1 patut diacungi jempol.
Akselerasi pertengahan tidak mengecewakan. Dari kecepatan 40 km/jam hingga 60 km/jam pada gigi 2, ditempuh dalam waktu 2,3 detik.
KENYAMANAN DAN STABILITAS
Force-1 punya suspensi yang lembut. Di jalan yang bergelombang, berboncengan naik Force-1 tidak akan terbanting-banting. Tapi saat dites unjuk kerja rem, motor terasa menukik tajam.
Stabilitas saat pengereman tetap terjaga, bahkan saat hujan. Mengerem mati roda belakang pada kecepatan 40 km/jam, tidak membuat buritan Force-1 membuang.
Pada saat dites di aspal kering, dari kecepatan 40 km/jam, dibutuhkan jarak 7 meter dan waktu 1,45 detik untuk menghentikannya. Sedangkan pengereman dari kecepatan 60 km/jam dibutuhkan 20 meter dan waktu 3,8 detik.
Dari beberapa kali pengetesan, dapat disimpulkan rem depan memang kurang pakem. Sedangkan rem belakang, masih bisa meninggalkan jejak hitam di aspal.
(BACA JUGA: Mengenang Lagi Suzuki FXR 150, Sport 4-Tak Kayak GSX-R150 Sekarang)
Konsumsi bahanbakar, cukup irit untuk ukuran motor bebek.
Di dalam kota, konsumsinya bisa mencapai 51 km per liter. Perjalanan malam hari, lampu halogen membuat jalanan terlihat jelas.
Perangkat bantu seperti kaca spion dan saklar, cukup baik dan mudah. Tombol klakson berukuran besar dan mantap di ibu jari. Saklar sein model sliding, cukup ringan.
Ini berbeda sekali dengan saudara kandung Force-1 yang lain, misalnya RX-Z atau King, saklar klaksonnya kecil dan saklar seinnya keras.
Kecepatan tertinggi setiap gigi:
1 : 50 km/jam
2 : 78 km/jam
3 : 98 km/jam
4 :122 km/jam
Akselerasi:
0 - 40 km/jam : 4,83 detik.
0 - 60 km/jam : 5,13 detik.
0 - 80 km/jam : 9,31 detik.
0 - 400 meter : 20,98 detik,kecepatan tertinggi 97,6 km/jam
Penyimpangan pengukuran speedometer:
Kecepatan pada motor Kecepatan sebenarnya
(VERICOM)
20 km/jam 22,5 km/jam
40 km/jam 42,3 km/jam
60 km/jam 71,0 km/jam
80 km/jam 95,6 km/jam
Tenaga makslmum untuk mengoperasikan tuas/
pedal rem:
Rem depan : 2,3 kg
Rem belakang: 3,8 kg
Pengereman:
40 - 0 km/jam : 7 meter, waktu 1,45 detik
60 - 0 km/jam : 20 meter, waktu 3,8 detik
Spesifikasi kendaraan dan Dimensi:
Panjang keseluruhan 1.870 mm.
Lebar keseluruhan 680 mm.
Tinggi keseluruhan 1.040 mm.
Jarak sumbu roda 1.190 mm.
Jarak terendah ke tanah 135 mm.
Jarak tempat duduk 750 mm.
Berat kosong 92 kg.
Kapasitas tangki 4,5 liter
Kapasitas oli samping 1,2 liter.
Tipe rangka: pipa
Mesin 2-langkah, pendingin kipas, katup buluh, bensin.
Diameter x langkah 52 x 52 mm.
Kapasitas 110 cc
Perbandingan kompresi 7,1 :1
Tenaga mesin maksimum 10,5 PS/7.000 rpm.
Momen puntir maksimum 1.10 kgm/6.500 rpm.
Persneling Manual, 4 kecepatan maju.
Kopling Ganda, sentrifugal, manual, basah pelat majemuk.
Sistem pengapian CDI
Sistem pelumasan : Autolube.
Karburator: VM 20SS XI.
Starter: Kick dan starter.
Batere: GM 5 Z-3B,12 Volt, 5 AH
Perbandingan gigi:
Primer : 3,143.
1 : 3,250.
2 : 1,625.
3 : 1,200.
4 : 1.045.
Casis
Suspensi depan, langkah kerja : teleskopik, 80 mm.
Suspensi belakang, langkah kerja : lengan ayun, 65 mm.
Rem depan : teromol
Rem belakang : teromol
Ban depan :2.50-17-4PR.
Ban belakang :2.75-17-4PR.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR