Otomotifnet.com - Modifikasi Suzuki Jimny dengan aliran JDM terhitung belum populer di daerah Jawa Tengah, bahkan kota besar seperti Yogyakarta.
Agung yang kesehariannya berkecimpung urusan part Jimny mengaku punya obsesi menularkan virus JDM di kota Gudeg ini.
Dari beberapa model JDM, Jimny JA11 lah yang paling gampang ditiru.
Alasannya “Karena JA11 memiliki banyak kesamaan dengan Jimny SJ410 lokal,” ujar Pria kelahiran Palembang ini.
Meski pada prinsipnya untuk merubah SJ410 ke tampilan total JA11 sudah pasti bikin keranjang belanjaan bakal penuh.
(BACA JUGA: Bikin Ban Motor Awet Cuma Modal Rp 2000, Tengok Rahasinya)
Karena dilihat detailnya saja sudah sangat berbeda.
Namun hanya dengan SJ410 yang paling memungkinkan, mengingat hanya tipe ini yang banyak ditemui di pasar Indonesia.
Meski kesehariannya berkutat dengan part part Suzuki Jimny, toh
mencari kelengkapan JA11 bukan hal gampang, terutama pada detailing aksesorinya.
Sehingga Agung pun memutuskan untuk mencampur dengan part lain yang notabene masih dipakai dalam tipe Jimny JDM.
(BACA JUGA: Mantap! Helm Asal Indonesia Dites Pembalap MotoGP Dengan Cara Tak Biasa)
Sehingga kalao melihat detail interiornya, akan terlihat pemakaian part-part JA12/22 sampai JB32.
Belum lagi dengan beberapa aksesori yang dicustom sendiri.
Konsep mencampur semua bahan inilah yang selanjutnya oleh Agung juga diplesetkan menjadi Lokal JDM yang tidak lain adalah Jogjakarta Domestik Market.
Penampilan luar acuannya tetap pada JA11, sehingga ada penambahan
air scoop kecil di kap mesin tanda aplikasi mesin turbo.
(BACA JUGA: Awas Macan Galak, Tiger Jadi 2-In-1 400 cc, Saat 'Ngaum' Bikin Segan)
Air scoop ini bukan gaya-gayaan semata, karena Agung sudah memasang mesin K6 3 Silinder Turbo intercooler di balik kap mesinnya.
Meski volume mesinnya lebih kecil dibanding mesin asli, “Namun performa mesin K6 lebih yahud dan responsif.”
Terakhir sebelum konsep Lokal JDM ini ditularkan ke pecinta Jimny di kota Jogja, Agung pun memberikan nama ‘Cungkring’ untuk Jimny miliknya ini.
“Sehingga kalo ada yang pengin niru tinggal sebut, pengin seperti Cungkring,” tutup Agung sembari tersenyum.
Khusus dalam pemilihan mesin, Agung sempat bimbang memilih antara mesin K6 atau F6 yang memiliki kapasitas mesin yang sama, 660cc.
(BACA JUGA: Gokil, Mobil Drift Legendaris Dipakai Harian, Orang Lihat Pasti Nengok)
Namun kemudian memutuskan mengadopsi mesin K6 yang memiliki teknologi lebih anyar.
Mesin ini diboyong lengkap lengkap dengan girboksnya.
Sedangkan untuk tranfercase tetap menggunakan milik SJ410 yang notabene memiliki rasio yang sama dengan JA11.
Mesin K6 dipilih lantaran lebih memiliki tantangan dibandingkan mesin F6.
Mesin 3 silinder turbo ini mengadopsi teknologi DOHC dan walau antara F6 dan K6 sama-sama mampu menelorkan daya 64 hp (klaim pabrik) namun K6 jauh lebih efisien dalam pemakaian bahan bakar.
Salah satu kesulitan Agung adalah pada power steering yang seharusnya sudah menggunakan EPS(Electric Power Steering) namun ia belum berhasil.
Maka untuk sementara, Agung harus puas dengan power steering konvensional.
Girboks manual 5 percepatan bawaan K6 bolt on langsung dengan trasfercase milik SJ410 lokal.
Tidak ada perbedaan rasio antara t-case milik JA11 ataupun SJ410.
Kap mesin dilengkapi dengan air scoop bukan hanya sebagai penghias saja, namun benar-benar sudah berfungsi untuk mendinginkan intercooler.
Mencampur-campur sepertinya memang menjadi ciri modifikasi Jimny di Indonesia.
Seluruh interior dari Jimny yang satu ini bulat-bulat memboyong interior milik JB32, mulai dari dasbor hingga jok serta doortrimnya
Gardan dan per OEM milik JA11, hampir tidak ada perbedaan sistem suspensi SJ410 dengan JA11.
Sehingga letak braket dan ukurannya pun sama persis.
Bedanya hanya pada bahan yang bikin bantingan Cungkring lebih empuk.
Editor | : | Taufan Rizaldy Putra |
Sumber | : | jip.gridoto.com |
KOMENTAR