Kehadiran rem ABS di motor di dunia ternyata sudah lama. Pertama kali diterapkan pada BMW K100 di tahun 1988.
Sedangkan pabrikan Jepang baru menawarkan opsi rem anti selip ini pada tahun 1992 di Honda ST1100 dan Yamaha FJ1200.
Di Indonesia, khususnya di motor berkapasitas kecil, rem ABS pertama kali hadir pada Honda CBR250R tahun 2011.
Saat itu Honda mengimpor CBR250R langsung dari Thailand.
“Mulai dari CBR250R yang dari Thailand. Terus baru CBR250RR yang dua silinder dan PCX,” ujar Endro Sutarno, Technical Service Division PT. Astra Honda Motor.
(BACA JUGA: Ngaku Sederhana, Taunya Honda CBR250RR Hedon, Detailnya Bikin Merinding)
Sedangkan Kawasaki baru menyematkan teknologi ABS pada Ninja 250 saat peluncurannya tahun 2012.
Pengembangannya dilakukan dari motor besar Kawasaki, seperti ZX-14R, tapi dimensinya dibuat lebih kompak.
Yamaha mulai mengadopsi ABS pada motornya saat merilis Yamaha YZF-R25 versi ABS di tahun 2015.
(BACA JUGA: Enggak Tega Liatnya, Yamaha XMAX 2017 Kayak Begini Dipakai Turing)
Jika melihat sejarahnya, rata-rata penggunaan ABS pada motor-motor sport yang mengedepankan performa.
Menurut Endro, hal ini karena motor dengan performa tinggi perlu pengereman yang baik juga, pada saat di jalan yanag licin atau pengereman mendadak.
Kemudian karena fungsinya yang esensial, kini rem ABS dapat kita temukan pada motor kecil ataupun skutik di bawah 250 cc.
Seperti pada Yamaha NMAX, Suzuki Burgman, dan Honda PCX. Bukan menutup kemungkinan bahwa perangkat ini juga dapat ditemukan pada motor dengan kapasitas lebih kecil di masa mendatang.
Nah, karena pentingnya pentingnya perangkat ini, di benua Eropa mulai tahun 2016 semua motor baru dengan kapasitas mesin di atas 125 cc harus disertai dengan perangkat ABS sebagai standar.
(BACA JUGA: Perkara Kem Doang, Dari Posisi Terakhir CBR 250RR Ini Bisa Nyalip 25 Pembalap!)
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR