Otomotifnet.com - Rem merupakan perangkat penting yang dapat menentukan hidup dan mati dalam berkendara.
Seiring dengan perkembangan motor, datanglah teknologi ABS (anti-lock braking system) yang membantu proses pengereman menjadi lebih aman.
Dalam perkembangannya sering terjadi salah kaprah, ada yang menganggap pakai rem ABS lebih pakem.
Padahal, ABS hanya memperpendek jarak pengereman karena mencegah rem terkunci.
Dan awalnya ABS hanya ditemui di motor berkapasitas besar.
Tapi kini ABS juga jamak ditemukan pada motor berkapasitas kecil bahkan skutik.
Hal ini tak lain karena pentingnya fungsi ABS dalam meningkatkan keamanan berkendara.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai rem anti slip ini, simak ulasan berikut!
(Tim OTOMOTIF/Otomotifnet.com)
Kehadiran rem ABS di motor di dunia ternyata sudah lama. Pertama kali diterapkan pada BMW K100 di tahun 1988.
Sedangkan pabrikan Jepang baru menawarkan opsi rem anti selip ini pada tahun 1992 di Honda ST1100 dan Yamaha FJ1200.
Di Indonesia, khususnya di motor berkapasitas kecil, rem ABS pertama kali hadir pada Honda CBR250R tahun 2011.
Saat itu Honda mengimpor CBR250R langsung dari Thailand.
“Mulai dari CBR250R yang dari Thailand. Terus baru CBR250RR yang dua silinder dan PCX,” ujar Endro Sutarno, Technical Service Division PT. Astra Honda Motor.
(BACA JUGA: Ngaku Sederhana, Taunya Honda CBR250RR Hedon, Detailnya Bikin Merinding)
Sedangkan Kawasaki baru menyematkan teknologi ABS pada Ninja 250 saat peluncurannya tahun 2012.
Pengembangannya dilakukan dari motor besar Kawasaki, seperti ZX-14R, tapi dimensinya dibuat lebih kompak.
Yamaha mulai mengadopsi ABS pada motornya saat merilis Yamaha YZF-R25 versi ABS di tahun 2015.
(BACA JUGA: Enggak Tega Liatnya, Yamaha XMAX 2017 Kayak Begini Dipakai Turing)
Jika melihat sejarahnya, rata-rata penggunaan ABS pada motor-motor sport yang mengedepankan performa.
Menurut Endro, hal ini karena motor dengan performa tinggi perlu pengereman yang baik juga, pada saat di jalan yanag licin atau pengereman mendadak.
Kemudian karena fungsinya yang esensial, kini rem ABS dapat kita temukan pada motor kecil ataupun skutik di bawah 250 cc.
Seperti pada Yamaha NMAX, Suzuki Burgman, dan Honda PCX. Bukan menutup kemungkinan bahwa perangkat ini juga dapat ditemukan pada motor dengan kapasitas lebih kecil di masa mendatang.
Nah, karena pentingnya pentingnya perangkat ini, di benua Eropa mulai tahun 2016 semua motor baru dengan kapasitas mesin di atas 125 cc harus disertai dengan perangkat ABS sebagai standar.
(BACA JUGA: Perkara Kem Doang, Dari Posisi Terakhir CBR 250RR Ini Bisa Nyalip 25 Pembalap!)
Sesuai namanya anti-lock braking system (ABS) bertugas untuk mencegah roda mengunci, sehingga roda tetap mendapatkan traksi ke jalan dan jarak pengereman lebih pendek.
Dengan tetap mendapat traksi, maka resiko pengendara tergelincir bisa diminimalkan.
Sehingga adanya ABS bukan membuat rem lebih pakem, namun lebih aman.
“ABS mencegah roda tergelincir di jalan licin saat rem mendadak. Kalau remnya enggak mendadak maka enggak akan bekerja."
"Alurnya dari master rem, lalu modulator ABS, baru ke kaliper. Makanya selang rem tipe ABS lebih banyak dibanding tipe non-ABS,” terang Endro.
“ABS bisa bekerja hanya di masing-masing roda. Jika yang terkunci hanya yang depan, maka depan saja yang berfungsi atau hanya belakang saja yang bekerja,” sahut Yudi Riswanto, Technical Trainer Manager, PT. Piaggio Indonesia (PID).
(BACA JUGA: Hanya Vespa Tua Berkarat, Tapi Lihat Saat Dinaiki...Mewah!)
Untuk mengetahui roda mengunci, ABS memiliki rangkaian yang dinamakan ABS sensor rotor yang dibaca oleh speed sensor, umumnya letak ABS sensor rotor ini ada di lingkaran dalam cakram.
“Modul ABS mendapatkan informasi dari speed sensor di kedua roda roda untuk melakukan perhitungan kecepatan roda."
"Jika ada perbedaan pada chassis speed dan kecepatan putaran roda maka sistem ABS akan melakukan pressurization yang berulang-ulang sehingga roda tidak mengunci,” urai Ridwan Arifin, Staff Service Education, PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Cara kerja modul ABS tersebut cukup menarik.
“Nantinya modul ABS akan mengatur minyak rem yang menekan. Alurnya dengan mengurangi tekanan, mempertahankan tekananan, dan meningkatkan tekanan terus berulang seperti itu. "
"Tiap motor beda tekanan perdetiknya, semakin dikit maka makin terasa di handel rem, semakin banyak maka semakin halus di handel rem,” rinci Endro, sambil menyebut di PCX 10 kali per detik dan di CBR250R 50 kali per detik.
(BACA JUGA: Edan! Kirain Monumen Kawasaki Ninja, Ternyata Ulah Anak Muda, CBR250R Juga Kena)
Cara mengetahui jika sistem ABS mengalami masalah sangatlah mudah.
“Tiap spidometer menyala indikator ABS kan menyala, tapi akan mati ketika berkendara lewat dari 6 km/jam yang artinya sistem ABS berfungsi. Kalau enggak mati berarti ada masalah,” wanti Endro.
Masalah ini tentu beragam, pengecekan pun berbeda antara Honda dan Yamaha.
“Untuk di Yamaha kita pakai Yamaha Diagnostic Tool, jadi diperiksa fungsi dan jalur olinya. Ini dilakukan ketika lebih dari 10 km/jam indikator ABS tetap menyala,” sambung Ridwan yang berkacamata ini.
(BACA JUGA: Tragis, Cewek Ngebut Pakai CBR 150R Tewas, Warga Dengar Suara Benturan Keras)
Sedangkan di Honda melihat kerusakan dari kode yang ditunjukan pada indikator spidometer.
“Lihat kode kerusakan dari kedipan indikator ABS, tiap kedipan punya arti yang berbeda."
"Seperti kode atau sandi morse. Setelah tahu kodenya, baru lihat tabel kode kerusakan dan akan ketemu komponen mana yang rusak,” sebut Endro yang berkantor di Sunter, Jakut.
Masalah pada sistem ABS yang sering terjadi adalah ABS sensor rotor yang bengkok.
“Bisa bengkok jika terbentur atau saat menggembok cakram dan menekan rotor, kalau bengkok tentunya mempengaruhi fungsi ABS. Kalau rusak kabel atau ABS modul itu jarang kecuali ada korslet, itu pun akan sekring yang putus terlebih dulu,” lanjutnya.
Nah, berikut tips dari Ridwan agar sistem ABS tetap dapat bekerja sempurna.
“Perawatan harus tetap cek kampas rem, kondisi minyak rem juga periksa dan pastikan rotor dan speed sensor tidak terhalang kotoran yang dapat mengganggu sistem pembacaan,” pungkasnya.
(BACA JUGA: Kisah Pemilik Suzuki RGR, Nasibnya Begini Amat, Orang Dealer Aja Sampai Salah Sangka)
Harga Part ABS
Modulator
- Modulator Assy Honda CBR250R: Rp 10,8 juta
- Modulator Yamaha NMAX: Rp 2,5 juta
- Modulator Yamaha XMAX: Rp 3,7 juta
- Modulator Suzuki Brugman: Rp 2,3 juta
- Hydraulic Unit Assy Yamaha R25: Rp 9,9 Juta
Sensor
- Rotor Sensor ABS Yamaha NMAX: Rp 48.000
- Rotor Sensor Yamaha YZF-R25: Rp 54.000
- Speed Sensor roda depan NMAX: Rp 786.000
- Speed sensor roda belakang NMAX: Rp 816.000
- Speed sensor roda belakang Ninja 250: Rp 595.000
Slang rem
- Slang rem Yamaha Aerox 155 VVA ABS: Rp 135.000
- Slang rem Kawasaki Ninja 250: Rp 690.000
- Slang rem Yamaha R25 ABS: Rp 153.000
- Slang rem Honda CBR250RR: Rp 135.000
- Slang rem ABS Yamaha Nmax: Rp 125.000
- Hose Brake Yamaha R25: Rp 184.000
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR