Mereka senantiasa berhenti jelang zebra cross apabila ada pejalan kaki ingin menyeberang (sesuatu yang masih sangat sulit dilakukan pengendara kendaraan bermotor di kota besar Indonesia) dan tak pernah menembus lampu merah.
Para sopir taksi pun terlihat takut dengan aparat. Salah satu sopir taksi kami langsung memakai sabuk pengaman dan menurunkan jendela jika ada mobil patroli polisi.
Uniknya, sopir taksi di sini banyak yang memasang kendaraannya dengan kamera dashboard yang diarahkan ke depan.
(BACA JUGA: Limusin Presiden Rusia Bakal Dijual Secara Terbatas, Harga Nggak Sampai Rp 2 Miliar)
Majalah WIRED pernah menulis tentang fenomena ini.
Menurut mereka, banyaknya korupsi di lembaga hukum dan kepolisian Rusia. WIRED menganggap sistem legal di Rusia tidak memihak laporan pihak pertama saat terjadi kecelakaan.
Atas dasar ini para pengemudi mendokumentasikan perjalanan mereka untuk dijadikan bukti jika terjadi sesuatu.
"Anda bisa masuk ke kendaraan tanpa celana, tetapi jangan pernah masuk ke kendaraan tanpa kamera dashboard Anda," tutur Aleksei Dozorov, seorang aktivis hak-hak pengemudi kepada Radio Free Europe tahun lalu.
Menurut data terakhir dari WHO (2007), Rusia mempunyai rataan 25,2 kematian per 100 ribu penduduk akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Jumlah itu salah satu tertinggi di dunia.
Editor | : | Indra Aditya |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR