Otomotifnet.com – Taksi adalah moda transportasi yang sering digunakan peliput Piala Dunia 2018 di Rusia.
Namun, selama hampir dua minggu di Rusia, tim kami tidak pernah menemui sopir taksi yang menyetir kendaraannya dengan kecepatan rendah.
Semua sopir taksi selalu memacu kendaraan mereka seperti layaknya seseorang yang terlalu banyak menonton film "Fast and Furious".
Tidak hanya cepat, terkadang taksi juga bisa saja berhenti secara mendadak. Para sopir taksi di Rusia selalu mencari jalur cepat jika menemui antrean kendaraan yang panjang.
Pernah, taksi yang ditumpangi BolaSport.com masuk ke parkiran untuk menghindari antrean trem di Kota Moskwa.
Sial bagi sang sopir (dan kami tentu saja), pintu keluar parkiran tersebut tidak mengarah ke jalanan utama yang dituju.
Alhasil, taksi harus memutar balik setidaknya tiga blok hanya untuk menempuh jalur awal. Tentu saja, ia melakukannya sembari menggerutu.
(BACA JUGA: Detik-Detik Gerombolan Begal Motor Keroyok Pemotor Honda Scoopy Yang Lagi Jajan, Modusnya Tabrak Dari Belakang)
Hal lebih menarik terjadi saat kami hendak ke markas latihan timnas Inggris di Zelenogorsk, sekitar 50 km dari Saint Petersburg. Jantung kami dibuat berdebar-debar karena taksi yang ditumpangi melaju dengan kecepatan 200 km per jam.
Meskipun selalu berkendara dengan kecepatan tinggi, para supir taksi yang ditemui selalu mematuhi peraturan dan marka jalan.
Mereka senantiasa berhenti jelang zebra cross apabila ada pejalan kaki ingin menyeberang (sesuatu yang masih sangat sulit dilakukan pengendara kendaraan bermotor di kota besar Indonesia) dan tak pernah menembus lampu merah.
Para sopir taksi pun terlihat takut dengan aparat. Salah satu sopir taksi kami langsung memakai sabuk pengaman dan menurunkan jendela jika ada mobil patroli polisi.
Uniknya, sopir taksi di sini banyak yang memasang kendaraannya dengan kamera dashboard yang diarahkan ke depan.
(BACA JUGA: Limusin Presiden Rusia Bakal Dijual Secara Terbatas, Harga Nggak Sampai Rp 2 Miliar)
Majalah WIRED pernah menulis tentang fenomena ini.
Menurut mereka, banyaknya korupsi di lembaga hukum dan kepolisian Rusia. WIRED menganggap sistem legal di Rusia tidak memihak laporan pihak pertama saat terjadi kecelakaan.
Atas dasar ini para pengemudi mendokumentasikan perjalanan mereka untuk dijadikan bukti jika terjadi sesuatu.
"Anda bisa masuk ke kendaraan tanpa celana, tetapi jangan pernah masuk ke kendaraan tanpa kamera dashboard Anda," tutur Aleksei Dozorov, seorang aktivis hak-hak pengemudi kepada Radio Free Europe tahun lalu.
Menurut data terakhir dari WHO (2007), Rusia mempunyai rataan 25,2 kematian per 100 ribu penduduk akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Jumlah itu salah satu tertinggi di dunia.
Editor | : | Indra Aditya |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR