Riding Position
Pertama melihat motor ini dalam posisi standar tengah, pasti mengira posisi duduknya tinggi. Apalagi tinggi jok 800 mm.
Tapi untungnya, suspensi cukup amblas kala diduduki, membuatnya ramah bagi rata-rata postur orang di Indonesia.
Bahkan rider dengan tinggi 165 cm pun masih nyaman karena enggak terlalu jinjit, buat biker yang tingginya lebih dari 170 mm dipastikan nyaman sekali.
Joknya lebar serta memiliki busa yang tebal dan empuk. Bukan cuma yang depan, juga sampai ke belakang.
Posisi pijakan kaki pengendara yang tidak membuat kaki menekuk, dan tak terlalu selonjor. Posisi kaki ini enggak cepat bikin pegal dan membuat riding position sigap.
Setangnya terbilang lebar, tapi sayangnya saat diraih terasa jauh, sehingga lengan pengendara jadi lurus.
Maklum motor ini dipasarkan di seluruh dunia, tentunya mengakomodir biker yang posturnya tinggi.
(BACA JUGA: Edan! Kirain Monumen Kawasaki Ninja, Ternyata Ulah Anak Muda, CBR250R Juga Kena)
Mesin Lebih Halus
Putar kunci kontak lalu tekan tombol starter. Anda yang punya pengalaman berkendara dengan motor-motor Royal Enfield pasti menemukan ada yang janggal.
Yup, mesin baru di motor ini lebih halus dari generasi sebelumnya, minim getaran meski secara suara mesin masih khas dapur pacu long stroke. Glek..glek..glek.. terdengar merdu.
Himalayan mengusung mesin baru yang diberi nama LS410. Spesifikasinya 411 cc, SOHC, air cooled, fuel injection dengan bore 78 mm dan stroke 86 mm.
Klaim tenaga maksimumnya 24,8 dk di 6.500 rpm dan torsi 32 mm pada 4.250 rpm.
Perbedaan mesin ini dari mesin Royal Enfield Classic atau Bullet adalah adanya balancer di kruk as untuk meminimalisir getaran.
Lalu push rod sudah digantikan keteng atau rantai mesin, ada juga oil jet yang terus menyemburkan oli ke piston dan sudah dilengkapi dengan oil cooler.
(BACA JUGA: Kayak Naik Moge, Yamaha R25 Pakai Sokbreker Depan Ohlins Tabung Kecil, Pelek Honda CB1300SF)
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR