Otomotifnet.com - Bukan cuma mobil, motor pun turut jadi korban rendaman air laut tsunami dan gempa di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah (28/9/2018).
Bagi yang akan mengevakuasi, baiknya pemilik memperhatikan kondisi kelistrikan selain masalah mesin.
Menurut Head of Service 4W & 2W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Riecky Patrayudha, paling utama soal kelistrikan adalah mengecek bagian soket yang menjadi jalur sambungan kabel ke komponen elektrik lainnya pada kendaraan.
"Prosesnya dibilas dulu dengan air bersih, usai itu cek kabel terutama soket-soket. Pada umumnya soket motor memang dirancang lebih kedap dan kuat dari mobil, tapi masalahnya ini adalah air laut, jadi baiknya lakukan pengecekan," ujar Riecky saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/10/2018).
(BACA JUGA: FDR Akan Luncurkan Ban Baru, Salah Satunya Untuk NMAX )
Meski rata-rata komponen kelistrikan terbuat dari material plastik dan karet, namun saat terkena air laut yang memiliki kandungan garam cukup tinggi, tetap ada imbasnya.
Riecky menyarankan bila kondisi semua kabel belum kering, upayakan untuk tidak menyalakan kontak lebih dulu.
Terlebih motor-motor berteknologi injeksi yang ada saat ini semua perangkat elektroniknya sudah terkoneksi dengan engine control unit atau ECU.
Sehingga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti korseleting, akan membuat kerusakan pada ECU.
(BACA JUGA: Dengar Kasus Xpander Terbakar, MMKSI Langsung Gercep Kirim Perwakilan)
Selain Riecky, Slamet teknisi bengkel umum di kawasan Condet, Jakarta Timur, juga menyarankan pemilik motor untuk langsung melepas kabel positif dan negatif pada aki.
Hal ini berguna untuk memutus aliran listrik ke ECU. "Aki itu kan sumber kelistikan, meski motor dalam kondisi mati akan tetap menyalurkan listik. Kalau dalam kondisi terendan air apalagi air laut yang merupakan pengantar listrik yang baik, efeknya ECU akan terus menerima aliran listrik dalam jumlah yang berlebihan," ucap Slamet.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Motor Terendam Air Laut, Waspada Masalah Kelistrikan",
Editor | : | Indra Aditya |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR