"Boring diesel agar terhindar dari panas berlebih, juga bisa menggunakan piston besar hingga 71 mm," jelas Ihsan yang pakai boring diesel pesan dari Sumantri dari Warkop Perfomance, Bogor.
Pemasangan boring diesel ini menggunakan sistem CNC, agar presisi dan tidak miring yang menyebabkan boring pecah atau oval.
Setelah boring diesel dimasukkan, korter dan honing juga menggunakan CNC, agar celah piston pas dari atas sampai bawah.
Sehingga gerak piston di dalam silinder mulus dan tidak mengakibatkan ngejim atau macet.
(Baca Juga : Yamaha Lexi Bengkak Jadi 155 Cc, Cukup Uang Rp 600 Ribuan)
Celah boring-piston yang dipakai yaitu 0,03 mm, sesuai standar pabrik, agar masa inreyen tidak lama, cukup 250 km saja.
Setelah bagian boring ini selesai, dilakukan pembesaran di crankcase mengikuti boring yang sudah membesar.
Dalam spek ini, crankcase dilebarkan jadi 74,5 mm dengan pergeseran ke ex, sehingga jalur oli tetap aman dan lubang tusuk sate aman.
PENGERJAAN PISTON
Dalam hal pengerjaan piston, IMJM Garage menerapkan teknik weight reduction atau mengurangi bobot.
"Tujuannya meringankan beban piston agar momen puntir kruk as bisa berputar lebih ringan dari sebelumnya," ucap Ihsan yang bengkelnya di Buah Batu Regensi, B2 No. 9 Kujangsari, Bandung Kidul.
Saat ditimbang awal, piston FIM 66 mm 168 gram, sangat berat untuk dipakai kebut-kebutan.
Untuk itu dilakukan bubut dan pemapasan bagian dalam piston juga dinding piston.
(Baca Juga : Yamaha NMAX, Aerox Sampai Lexi Bisa Pakai Kampas Rem Mio, Lebih Murah)
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Motorplus Online |
KOMENTAR