Otomotifnet.com - Ban bocor menjadi salah satu masalah dalam berkendara. Solusi paling praktis ya mesti ditambal.
Selain tambal tubeless model cacing yang konvensional, ada juga yang disebut tambal ban model tempel (patch).
Menurut Johan dari Tripanca Tire Service, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tambal ban model tempel ini lebih aman dibandingkan model tambal cacing biasa. Kenapa ya?
Johan bilang, kalau tambal tubeless yang biasa dilakukan (model cacing), dapat merusak ban.
“Saat ban kita tertusuk paku dan ditambal tubeless, lukanya diperbesar dengan tusukan (yang diisi tambalan cacing) berukuran lebih besar. Ini justru memperbesar kerusakan pada serat baja dan nilon ban,” jelasnya.
Nah, apalagi kalau proses tambal ban tidak dilakukan oleh tenaga yang ahli dengan perlakuan yang benar, bisa membuat lubang baru.
Maksudnya, “Tanpa membuka pelek dan melihat kondisi ban dari dalam, kita tidak akan tahu apakah paku yang tertancap posisinya tegak atau miring atau bahkan menggerus dinding ban lainnya,” katanya.
Dengan tambalan cacing yang ditusuk dari luar, belum tentu arah tusukan itu sesuai dengan lubang yang dibuat paku.
Bisa jadi sudut kemiringannya berbeda dan membuat lubang baru.
Tak hanya berpotensi membuat lubang baru, struktur dan lapisan karet dalam ban bisa ikut rusak.
BEDA POSISI BEDA PATCH
Makanya, Johan yang belajar khusus mengenai konstruksi ban serta reparasinya langsung di Jerman, mengklaim kalau model patch lebih baik.
Proses tambal ban model patch memang mewajibkan lepas ban dari peleknya, karena yang ditambal adalah bagian dalam ban.
Tipe patch atau karet tempel juga ada bermacam-macam jenis dan ukurannya, tergantung dari posisi permukaan yang bocor.
“Ada yang khusus di tapak ban, di bagian siku hingga sidewall. triknya beda-beda, tidak bisa menggunakan patch yang sama,” katanya.
Harga tambal ban model tempel (patch) ini berkisar mulai dari mulai dari Rp 45 ribu hingga Rp 270 ribuan.
“Tergantung jenis lubang, posisi lubang di ban serta tipe ban, paling mahal untuk tipe Run Flat Tyre,” katanya.
Proses pengerjaan tambal ban model tempel tidak terlalu rumit. Namun memang mesti mencopot pelek dari ban.
Setelah mengetahui posisi lubang, tandai dan ukur area sekitar lubang untuk ditempelkan tambal karetnya.
Kemudian area bagian dalam tersebut sedikit digerus.
“Agar lapisan minyak bisa terangkat terlebih dahulu, baru kemudian bahan kimia pelekat dan karet patch-nya bisa menempel sempurna di permukaan dalam ban,” jelas Johan.
Bahan kimia tersebut disebut semacam lem yang dapat menyatukan karet tambal (patch) dengan karet ban.
Untuk kekuatan tambalan model patch ini, Johan malah memberikan lifetime warranty alias bergaransi hingga permukaan ban habis atau botak.
Namun ia juga mewanti, kekuatan tambalan bisa bertahan sangat lama jika pengerjaan dilakukan teliti. Rendy / OTOMOTIF
Reinforced Thermo
Ada lagi teknologi tambal ban yang dikembangkan oleh Tripanca Tire Service.
Namanya Reinforced Thermo.
Teknologi ini memungkinkan menyatukan kembali karet dan struktur yang rusak serta memperkuat kembali area ban yang rusak atau koyak.
Makanya dibutuhkan pemeriksaan kondisi ban serta jenis karetnya.
Biasanya teknologi ini untuk memperbaiki ban yang kondisinya tak bisa diperbaiki oleh tambal ban model patch.
Misalnya bagian dinding ban (sidewall) yang sobek atau bagian tapak ban yang terlalu banyak ditambal.
Namun dengan syarat, “Asalkan sobekan ban bagian dalamnya tidak lebih dari 2 cm,” kata Johan lagi.
Agar menempel dengan erat, bagian yang ditambal dipanasi menggunakan alat pemanas.
TRIPANCA TIRE SERVICE
Jl. Kebayoran Lama Raya No. 61, Jakarta Barat
Tlp. (021) 7397 326 / 7256 916
Whatsapp 0819 3239 8015
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR