Otomotifnet.com - Sliding sheave alias piringan dudukan rumah kopling ganda, pasti ada di Sistem Continuously Variable Transmission (CVT) milik skubek.
Dan biasanya dilengkapi pin roll sliding sheave atau pin driven face, tergantung sebutan pabrik. Adanya di puli belakang.
Fungsi pin driven yakni menopang sliding sheave atau driven face yang menyerupai bentuk piringan.
Bekerja naik-turun seiring buka-tutup grip gas untuk mendorong kopling menekan mangkuk kopling biar skubek bisa jalan.
(Baca Juga : Beda ECU Mesin 2-Tak Injeksi Dengan 4-Tak, Punya Kerja Tambahan)
“Pergerakan sliding sheave atau driven face diatur pin yang ada di lubang (got) driven face,” ucap Abdul Syukur alias Adung, Kepala Mekanik bengkel resmi Honda Andalas.
Di skubek selain Honda, pin yang diaplikasi memiliki model layaknya batang.
“Model ini berbeda dengan pin yang ada di skubek Honda macam Vario, BeAT atau Scoopy yang memiliki bushing lagi untuk melapisi kerja pin,” imbuhnya.
Pin milik Honda cenderung lebih awet, karena mengaplikasi model bushing layaknya laher.
(Baca Juga : Pasang Dan Cabut Baterai Motor Listrik Tak Bisa Asal, Bahaya Tegangan Tinggi)
Spare part inilah yang berfungsi bekerja naik-turun sehingga minim friksi.
Sedang di model lain, pin bertemu langsung dengan got makanya lebih cepat aus.
Karena minim friksi, wajar jika lama rusaknya.
Tapi, kalau tidak rajin dirawat dan rusak parah, komponen ini juga bisa merusak spare part lainnya.
“Jika pin aus, harga juga tidak tergolong mahal. Cuma memang agak susah carinya kalau di bengkel umum. Harga satu set pin dijual Rp 10 ribuan,"
"Ada tiga set yang dipakai. Disarankan, cek kondisi pin tiap ganti belt (24.000 km),” ingat mekanik dari Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk, Jakarta Barat.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Motorplus Online |
KOMENTAR