Otomotifnet.com - Mobil listrik memang lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas buang.
Hal ini berbeda dengan mobil hybrid yang menggunakan kombinasi tenaga listrik dan mesin bahan bakar yang mana masih terdapat emisi gas buang.
Namun, di Indonesia dalam beberapa aspek bukan berarti mobil listrik bisa lebih baik daripada mobil hybrid.
"Paling utama adalah akses sumber tenaga listrik untuk melakukan pengisian ulang daya baterai mobil listrik yang masih minim," buka Toni Liu, Instruktur Test Drive PT Nissan Motor Indonesia.
(Baca Juga: Jalan Berbayar di DKI Jakarta Batal, Lelang Proyek Senilai Rp 40,9 Miliar Dicoret!)
Tidak semua rumah di Indonesia memiliki daya listrik yang cukup besar untuk mengakomodir kebutuhan alat pengisian ulang daya baterai mobil listrik.
Terutama untuk daerah di luar kota besar yang kebutuhan listriknya masih cukup rendah tentu akan mempersulit penggunaan mobil listrik.
"Lalu pengisian daya ulang baterai membutuhkan waktu yang tidak singkat," lanjut Toni.
Berbeda dengan mobil hybrid dimana daya baterai bisa terisi ulang dengan mesin yang memakai bahan bakar.
(Baca Juga: Tak Hanya Mobil Presiden Dan Kendaraan Listrik, Ini Daftar Kendaraan Yang Kebal Ganjil Genap)
Kalaupun menggunakan alat fast charging, sebagai gambaran kepunyaan Nissan Leaf dari 0 sampai 80 persen membutuhkan waktu 60 menit.
"Sarana infrastruktur stasiun fast charging di Indonesia masih minim sekali, hanya ada di beberapa titik lokasi strategis," tutup Toni.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR