Crankcase
Pada crankcase, menurut Ridwan secara garis besar kini tentu saja tak ada lagi dudukan dan lubang untuk dinamo starter.
“Dudukan engine mounting juga beda, milik NMAX ada di atas, sedang Aerox ada di bawah,” terangnya.
Crankshaft
Karena telah mengaplikasi SMG, pada poros crankshaft sebelah kiri tak ada lagi rangkaian gir pemutar dan clutch dari dinamo starter, sehingga lebih ringkas.
Rotor
Rotor atau magnet yang berputar tentunya berbeda jauh antara NMAX dan Aerox, karena di NMAX hanya berfungsi sebagai generator pengisian dan tempat menempelnya pitch atau tonjolan yang dibaca crank shaft position sensor (CPS).
Sementara di Aerox jadi SMG, dengan jumlah magnet di dalamnya lebih banyak.
Stator
Jumlah pole atau kutup di stator Aerox lebih banyak dari NMAX. Di Aerox ada 18 pole, sedang NMAX hanya 12.
Pada stator ini juga terpasang sensor hall untuk membaca putaran crankshaft, yang menggantikan CPS dan mengatur sistem starting dan pengisian.
Starter Charge Relay
Dengan adanya SMG, saat berubah antara jadi stater dan pengisian, semua diatur oleh SGCU (Starting Generator Control Unit) yang jadi satu dengan ECM, perintah perpindahan fungsi lalu diteruskan pada relay.
Yang mana di NMAX tentu saja tak ada. Komponen ini ada di dekat aki.
Intake Manifold
Pemasangan throttle body berdiameter 28 mm di Aerox diatur lebih dekat dengan ruang bakar, karena intake manifold dibikin lebih pendek dengan rancangan tanpa flange plastik yang tebal seperti di NMAX.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR