Otomotifnet.com - Sebuah SX4 hempas sebuah pohon hingga bonyok setelah mengalami oleng.
Peristiwa ini dikabarkan terjadi di Jalan Raya Desa Pulosari, Kecamatan Ngunut, Tulungagung, Jawa Timur (7/2).
Akibat kejadian ini, korban yang bernama Alfian Fahrul Istra (31), warga Desa Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang meninggal dunia di lokasi kejadian.
Menurut Kanit Laka Lantas Polres Tulungagung, Iptu Diyon Fitriyanto, korban mengendarai mobil Suzuki SX4 nomor polisi W 825 BF warna merah marun.
(Baca Juga: Tol Layang JORR Segera Dibangun, Tiru Jakarta-Cikampek, Investasi Rp 21,5 Triliun)
Mobil melaju dari arah timur (Ngunut) ke arah barat (Tulungagung).
"Korban sendiri yang mengemudikan mobilnya. Diduga pengemudi tidak bisa menguasai kendaraannya saat di lokasi," terang Diyon.
Mobil ini tiba-tiba oleng ke kiri, ke arah area persawahan dan menabrak pohon.
Bagian depan mobil ringsek ke arah dalam.
(Baca Juga: Isuzu Panther Lindas Dua Motor Dan Polisi Tak Ditahan, Baru Belajar Nyetir, Ini Hukumannya)
Karena mobil berbelok cepat ke kiri, bodi mobil juga terpelanting ke kanan dan membentur pohon.
Akibatnya bagian samping kanan mobil, termasuk ruang kemudi ringsek.
Korban berhasil dievakuasi dari ruang kemudi, namun nyawanya tak tertolong.
"Di lokasi dia sudah tak sadarkan diri karena lukanya parah. Saat dirujuk ke rumah sakit, dia sudah tak tertolong," sambung Diyon.
(Baca Juga: Daihatsu Gran Max Ludes di Bengkel Mobil, Pengelasan Bodi Berujung Hangus)
Penyebab kecelakaan tunggal ini diduga karena korban mengemudi dalam keadaan mengantuk.
Sebab saksi di lapangan mengatakan, laju mobil sempat zig-zag ke kanan dan ke kiri.
Mobil melaju cukup kencang, sehingga menimbulkan benturan keras saat menabrak pohon.
"Jadi saksi melihat mobil ini ke kanan masuk lajur lawan, terus balik lagi ke kiri. Begitu berulang kali sebelum terjadi kecelakaan," ungkap Diyon.
Artikel serupa telah tayang di surya.co.id dengan judul Diduga Mengantuk, Pegawai Bank Ini Tabrak Pohon di Tulungagung dan Meninggal Dunia
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR