Otomotifnet.com - Dampak ditiadakannya beberapa seri awal MotoGP 2020 berimbas ke pendapatan para pembalap.
Bahkan Ducati selaku salah satu tim besar dan bersejarah di dunia MotoGP mengaku mengalami kesulitan finansial yang serupa dengan tim-tim kecil.
Paolo Ciabatti selaku direktur tim menjelaskan kalau masih banyak sponsor yang belum membayarkan kewajibannya hingga saat ini.
Mau tidak mau, Ciabatti akan segera melakukan penyesuaian gaji kepada kelima pembalap yang dimilikinya.
Baca Juga: Dani Pedrosa Kasih Kode Balik Lagi ke MotoGP, Bukan Jadi Pembalap Utama?
Kelima pembalap tersebut adalah Andrea Dovizioso, Danilo Petrucci, Jack Miller, Francesco Bagnaia, dan Johann Zarco.
"Semuanya harus dinegosiasikan ulang sesegera mungkin sekalinya kami tahu berapa balapan yang bisa kami jalani pada 2020," kata Ciabatti dilansir dari Speedweek.
" Ini karena para sponsor juga takkan mau membayarkan harga yang disepakati jika misalnya kami hanya balapan setengah dari jumlah balapan," ujar Ciabatti.
"Sebelum kita memulai negosiasi dengan para sponsor dan pembalap, kami harus dapat kejelasan soal kapan kejuaraan bisa dimulai," pungkas Ciabatti.
Ducati Beri Usulan 'Gila' Untuk MotoGP 2020, Yamaha Bereaksi Keras!
Ducati memberikan usulan ide 'gila' untuk MotoGP 2020 yang membuat Yamaha bereaksi keras.
Usulan yang diberikan yakni tiap pembalap hanya satu motor.
Maskudnya, selama 2020, tiap pembalap akan dijatah satu motor saja, untuk mengurangi biaya kompetisi dimana saat ini sedang terjadi krisis ekonomi.
Namun Yamaha yang juga sebagai pabrikan raksasa menolak usulan tersebut.
Baca Juga: MotoGP Punya Aturan Baru, Dilarang Upgrade Mesin dan Aerodinamika Hingga 2022
"Aku tak sepakat, karena motornya sudah siap," ungkap bos Monster Energy Yamaha, Massimo Meregalli, dilansir dari Corsedimoto.com.
"Benar jika kau bisa hemat dengan suku cadang saja. Tapi ide ini menurutku banyak masalah dibandingkan manfaatnya," tegas Meregalli.
Alasannya, bayangkan jika cuma ada satu motor tiap pembalap.
Saat crash, tim akan kebingungan memperbaiki motornya.
Pembalap tak bisa langsung ganti motor ketika crash.
Jika terjadi crash, hampir dipastikan pembalap akan kehilangan satu sesi yang penting.
Misalnya saja saat kualifikasi, pembalap langsung menyerah begitu crash karena waktu akan habis untuk perbaikan, itu saja tidak langsung selesai perbaikannya.
Pembalap akan takut crash dan tidak tampil maksimal karena hanya main aman.
Baca Juga: MotoGP Jerman Terancam Gagal Digelar, Imbas Karantina Wilayah Diperpanjang
Bayangkan lagi jika flag to flag saat balapan, pembalap tak bisa langsung ganti motor tapi menunggu mekanik mengganti ban dulu.
"Akan menganggu banyak sisi teknis dan juga sisi hiburannya," lanjut Meregalli.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR