Otomotifnet.com – Tanpa banyak diketahui, sudah banyak langkah Toyota dalam menghadapi situasi pandemi ini.
Salah satunya koordinasi dengan dealer untuk memperkuat sektor digital, maklum, konsumen terendus mulai ingin cara yang gampang dalam menservis mobil di rumah.
Misalnya, pakai aplikasi digital sehingga enggak perlu lagi telpon-telponan dengan bengkel.
Namun secara korporat, TAM sudah melakukan koordinasi di internal untuk melewati masa berat ini.
Baca Juga: Toyota Bagikan 1.000 Alat Pelindung Diri (APD), Untuk Tenaga Medis Hadapi COVID-19
“Bagaimana bisa recover lagi seperti masa normal. Sekarang yang dijaga adalah financial cash flow”
“Uang yang berputar di dunia otomotif triliunan. Kita diskusi sama pabrik pabrik dan dealer agar tidak oversupply”
“Managing stok dan cash flow sangat penting di era ini,” ujar Anton.
Menurutnya, TAM belajar dari Toyot di negara lain dengan melakukan sharing secara global.
“Jadi tidak hanya bicara 1- 2 bulan ini. Kalau ini recover harus lakukan apa. Satu sisi kita bertahan di bulan menurun, sekaligus menyiapkan eranya recovery,” papar Anton.
Menurutnya, TAM sudah tahu terjadi sinyal penurunan ini sejak akhir Maret sehingga pihaknya meminta pabrik untuk memotong jumlah produksi.
“Kita tetap memanaje produksi supaya tidak mengalir ke dealer”
“Kalau nanti lihat wholesale TAM kecil banget di April, angka itu satu hal yang sesuai ekspektasi karena sesuai dengan suplainya,” pungkas Anton.
Sebelumnya diberitakan, PT Toyota Astra Motor, mencatat ada peningkatan permintaan servis di rumah lewat program Toyota Home Service atau Toyota Mobile Service.
Baca Juga: Toyota 86 Wajah Mirip Aston Martin, Pakai Body Kit DAMD, Tampil Elegan
Khususnya semenjak pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Lantaran banyak bengkel resmi tutup operasi khususnya di daerah yang menerapkan PSBB.
“Toyota Mobile Service sejak akhir Maret sebenarnya ada peningkatan demand signifikan sebelum PSBB. Setelah PSBB naik dua kali lipat,” terang Anton Jimmi Suwandy, Direktur Marketing TAM dalam diskusi virtual (29/4/2020).
Menurutnya servis di bengkel turun hingga 40 persen namun tertutupi oleh mobil service.
“Kalau dibandingkan bengkel dan mobile service,konsumen bengkel turun 30-40 persen, di satu sisi karena bengkel tutup. Tapi kalau ditambah dengan mobile servis, turun 10 persen,” ucapnya.
“Jadi confirmed, salah satu solusi di era Covid 19 dan saya kira mungkin era ke depan,” lanjut Anton.
Menurutnya, konsumen yang memesan layanan mobil service banyak berasal dari mereka yang belum pernah menggunakan jasa ini.
“Konsumen yang enggakl biasanya, konsuman yang pertama kali menggunakan Toyota Mobil Service relatif puas, ke depan permintaan (TMS) akan tinggi dan ini menjadi new normal,” papar Anton lagi.
Baca Juga: Toyota Pantau Bulan April 2020, Ada Rencana Turunkan Target Penjualan
Menurut Anton, kebetulan dealer-dealer Toyota banyak berinvestasi di mobile service dalam 1 – 2 tahun ke belakang.
“Kesadaran konsumen merawat mobil cukup tinggi. Bedanya, sebelum masa pandemi Covid 19 orang bisa kapan saja ke bengkel sekarang enggak bisa. Jadi mobile service akan jadi satu kebutuhan baru”
“Konsumen banyak yang minta bagaimana menggunakan sistem digital, enggak lagi telpon-telponan”
“Orang sekarang terbiasa dengan belanja online. Kebutuhan digital di mobile service jadi tren baru,” jelas Anton.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR