Otomotifnet.com - Toyota Kijang Innova Diesel dan Isuzu Panther pernah bertarung keras di pasar.
Melihat kembali persaingan keduanya di 2005, keduanya saling berebut konsumen MPV diesel dengan keunggulan masing-masing.
Minat terhadap minibus bermesin diesel cukup tinggi. Biaya perawatan rendah dan musim hujan dan banjir saat itu, turut menjadi daya tarik bagi konsumen.
Meski masih ada Mitsubishi Kuda, namun karena pihak Kramayudha Tiga Berlian Motors (ATPM Mitsubishi) namun sengatan keras terjadi pada kedua produk Astra ini.
Meski akhirnya terbukti, Innova masih terus menelurkan generasinya hingga 2020 ini, sementara Isuzu Panther bertahan dengan basic model tahun 2000.
METODE TES
Unit yang dicoba merupakan varian teratas yang bertransmisi manual dari tiap merek. Toyota Kijang Innova Diesel V dan isuzu Panther LS Turbo.
Semuanya akan diuji berbagai subuji, performanya, akomodasi terhadap pengemudi dan penumpang serta teknologi yang diusungnya.
Tiap pengujian akan diberi nilai dengan skala 1 hingga 5 dan kemudian dikalikan dengan bobot berdasarkan skala espektasi konsumen terhadap sebuah mobil.
Misal Performa berbobot 10, akomodasi 8, teknologi 6.
PERFORMA
Pada pengujian akselerasi (0-100 km/jam) Isuzu Panther mengungguli Innova, dengan waktu 17,44 detik.
Sedangkan Innova dari berhenti perlu berlari 18,63 detik hingga jarum berada di angka 100 km/jam.
Tetapi, ketika berakselerasi dalam jarak cukup panjang (402 m) maupun akselerasi pertengahan 40-80 km/jam, Innova berada di depan Panther.
Dipilih transmisi manual, agar performa perpindahan persnelingnya bisa dirasakan OTOMOTIF.
Keduanya menunjukkan kemampuan yang setara, pengoperasian lancar, perpindahan pun mudah.
Soal kestabilan tak seimbang seperti performa transmisi.
Meski keduanya memiliki gejala body roll khas mobil berbodi tinggi dan besar, Panther sedikit goyang ketika dikebut di tiap tikungan sirkuit Sentul, dibanding Innova.
Perbedaan mencolok juga tampak ketika dilakukan pengereman.
Jarak pengereman 100-0 km/jam, membuktikan Innova yang dilengkapi ABS lebih unggul, berhenti dalam jarak 43,0 meter.
Sedangkan Panther membutuhkan jarak 50,1 m.
Buat konsumsi solar tak terpaut angka terlalu jauh.
Meski Innova berteknologi commonrail, seliter solar diminum untuk jarak 15,5 km, sedikit lebih irit dibanding Panther, dengan perbandingan 1 liter untuk jarak 14,7 km.
AKOMODASI
Cukup terlihat sangat jelas, fitur dalam kabin Innova lebih lengkap dan berkesan modern ketimbang Panhter.
Pengatur suhu dengan tampilan digital yang mirip sedan, serta beberapa fitur lain layaknya sebuah mobil mewah, membuat Innova menonjol dalam perolehan angka kualitas kabin.
Head unit double DIN Innova masih memberikan kesempatan penikmat suara dari pita kaset untuk mendengar lagu kesukaannya, selain CD dan radio.
Sementara Panther memberi pilihan CD dan radio saja. Begitu pula kualitas suara yang dihasilkan.
Innova memberikan kejernihan suara lewat tweeter di ujung pilar A yang lebih dekat dengan telinga.
Sedangkan tweeter Panther ada di panel door trim. Bila dibandingkan secara fitur, head unit keduanya sama baik.
Sekadar catatan, head unit Panther yang dicoba OTOMOTIF memakai Clarion, sementara versi 'jualan' pakai Kenwood.
Ketika duduk di bangku pengemudi, baik Innova dan Panther memberikan kenyamanan setara. Hal ini mengindikasikan nilai ergonomis keduanya sama baik.
Sedangkan bagi penumpang, jok Innova terasa lebih nyaman.
Kondisi di barisan paling belakang dengan daya tampung tiga orang, penumpang Panther lebih leluasa dibanding Innova yang nyaman ketika hanya diisi dua orang.
Saat dipergunakan sebagai pengangkut barang, daya tampung Panther lebih luas, karena kurs belakang benar-benar bisa dilepas, sedangkan Innova masih menyisakan kursi yang dilipat pada sisi belakangnya.
TEKNOLOGI
Meski keduanya memiliki turbo, Innova unggul dengan distribusi solar model commonrail.
Pengukuran dengan dB meter, mesin Kijang terdengar lebih halus.
Berkat teknologi commonrail, Innova hanya menunjukkan angka 47 dB saat idle, sedangkan Panther 54 dB.
Sayang, teknologi throttle by wire Innova kurang menguntungkan saat berakselerasi sesuai keinginan kaki pengemudi.
Ada jeda antara injakan pedal dengan spontanitas tarikan mobil.
Sementara mesin Panther lebih terasa responsif dari putaran bawah hingga pertengahan.
Walau ketika diajak berakselerasi jarak jauh atau melintas cepat di jalan lurus, dipaksa puas berada di belakang Innova.
Soal transmisi, keduanya memiliki kemampuan dan teknologi sama. Pengoperasiannya mudah dan berlangsung cepat tanpa hambatan.
Tak sama ketika berbicara teknologi rem.
Pengurang laju Innova selangkah di depan Panther dengan mengadopsi perangkat ABS (Antilock Brake System) di keempat rodanya.
Begitu pula suspensi Innova yang mengandalkan per keong yang memiliki bantingan lembut tetapi stabil layaknya sedan.
Lebih unggul dibanding sang Macan Kumbang yang tetap memakai per daun di belakang dan torsion bar di depan.
Setir? Samasama bundar, sama-sama memiliki power steering, hingga keduanya memiliki nilai sama.
KESIMPULAN
Secara keseluruhan, Kijang Innova Diesel V lebih unggul dibanding Isuzu Panther LS Turbo.
Tetapi Kijang Innova diesel manual tipe V yang berbanderol Rp 210 juta (on the road Jakarta), tak melulu meraih angka lebih besar dibanding Isuzu Panther LS turbo yang dilego Rp 174,2 juta (on the road Jakarta).
Memang, meski sepintas spesifikasi keduanya identik, harga dan selera konsumenlah yang bicara.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR