Otomotifnet.com - Dalam kesempatan Ngovi (Ngobrol Virtual), melanjutkan bahasan mengenai nasib awak bus yang sangat terpukul dengan regulasi larangan mudik saat ini.
Bayangkan ada ribuan awak bus yang terancam kehilangan mata pencarian, lantaran armadanya dilarang membawa penumpang.
Di satu sisi, semua wajib patuhi anjuran Pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Namun, nasib PO Bus dengan ribuan awaknya perlu dipikirkan keberlangsungan hidupnya.
Atas dasar itu, dalam gelaran Ngovi (Ngobrol Virtual) ke-9, channel MobilGede mengangkat tema Larangan Mudik, Perusahaan Otobus Bisa Apa?
Bersama mencari solusi alternatif, menumbuhkan semangat positif di tengah pandemi yang belum bisa dipastikan kapan akan berakhir.
Perlu ada solusi jitu yang berpihak pada nasib awak bus apapun bentuknya.
Baca Juga: Canggih, Simulator Truk Dan Bus Hino Enggak Cuma Bisa Maju Mundur
Diskusi menghadirkan narasumber, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan. Serta Ketua Bis Mania Community, Zainal Arifin.
IPOMI berharap masyarakat bisa lebih disiplin mengikuti imbauan Pemerintah dalam PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
“Kita harus sepakat tuh, dengan pandemi ini kita tidak kemana-mana. Dengan harapan ini bisa setop dan waktunya bisa singkat. Tundalah perjalanan,” tegas Sani.
Komitmen dalam peneggakan aturan juga menjadi catatan IPOMI. “Jadi jangan bus AKAP, Bus pariwasata, yang biasa pada saat lebaran mengantarkan saudara-saudara kita mudik kemudian disetop,”
“Namun masyarakat beralih, ke mobil-mobil pelat hitam atau banyak yang mengakali (kucing-kucingan) pakai truk,” urai pria yang juga dikenal sebagai pemilik PO SAN dan PO Putera Mulya ini.
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR