Otomotifnet.com - Memasuki era new normal, beberapa terminal bus di Jakarta seperti Terminal Kampung Rambutan, Terminal Lebak Bulus dan Terminal Kali Deres sudah beroperasi.
Namun untuk bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) asal Ciamis yang berlalu lalang di terminal tersebut masih minim, yakni hanya sekitar 20 persen dari total armada yang ada.
“Sopir dan kernet bus yang masuk Jakarta maupun daerah Botabek yang masih PSBB harus melengkapi diri dengan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM). Demikian juga penumpang,” ujar Sekretaris DPC Organda Ciamis, Rd Ekky Bratakusumah.
Menurut Ekky, mengurus SIKM bukanlah hal yang mudah, harus ada pengantar dari RT/ RW dulu sampai terbitnya keterangan sehat sebelum boleh melakukan perjalanan.
Baca Juga: Kendaraan Umum Dalam Trayek Wajib Singgah di Terminal, Masih Ngeyel, Sanksi Berat
“Kadang pihak perusahaan harus turun tangan mengurus SIKM sopir maupun kernet busnya,” katanya.
Banyaknya aturan yang harus dipenuhi termasuk penerapan protokol kesehatan, diduga membuat angkutan umum antarprovinsi masih sepi penumpang.
"Dari 47 kursi penumpang yang ada dalam bus, hanya boleh diisi 50% atau sekitar 25 penumpang. Namun kenyataannya penumpang masih sepi. Paling banyak penumpang hanya mencapai 20 orang,” jelas Ekky.
Lebih lanjut, Ekky menjelaskan pihak perusahaan angkutan bus tidak jor-joran dalam mengoperasikan armadanya karena keadaan tersebut.
Baca Juga: Bus Sudah Bisa Angkut 70 Persen Kapasitas Kursi, Berlaku 1 Juli 2020, Tarif Tak Boleh Naik
“Seperti armada PO GR, dari 140 bus sekarang hanya sekitar 30 bus yang jalan. Yakni 15 bus berangkat pagi dari Wangon, Karangpucung maupun Cilacap menuju Lebak Bulus, Kali Deres maupun Kampung Rambutan," ujarnya.
Sementara dari arah Jakarta setiap pagi terdapat 15 bus yang diberangkatkan menuju Wangon, Karangpucung maupun Cilacap.
"Yang jadi masalah dari arah Jakarta nyaris tidak ada penumpang yang diangkut tiap hari. Sementara dari arah Cilacap penumpang memang ada tapi sedikit,” katanya.
Karena kondisi tersebut, pihak perusajaan terpaksa melakukan penyesuaian tarif.
“Biasanya tariff Cilacap-Jakarta hanya Rp 100.000/penumpang. Sekarang ada kenaikan 50%, jadi Rp 150.000/penumpang,” ujar Ekky
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR