Otomotifnet.com - Lama dinanti, setelah sesi first impression di OTOMOTIF edisi 30:XXIX, akhirnya unit tes Yamaha WR 155R tersedia di Juli 2020 ini.
Bagaimana performa sesungguhnya motor trail basis mesinnya dari Yamaha R15 ini?
Tak hanya dites untuk penggunaan harian di jalan aspal, trail yang dijual Rp 36,9 juta OTR Jakarta ini juga diajak off road. Hasilnya? Mari disimak.
FITUR & TEKNOLOGI
Sebelum mengulas sisi performa, kita kupas dahulu fitur dan teknologi WR 155R.
Baca Juga: GSX-R150 Pakai Livery Anniversary 100 Tahun, Bertebar Part Hedon Kece!
Mulai dari depan, penerangan utama WR 155R pakai bohlam HS1, berdaya 35/35 watt. Sorot sinarnya cukup terang dan mengotak seperti reflektornya.
Yamaha juga membekali WR 155R dengan spidometer fully digital dengan isi yang cukup lengkap.
Di sisi kiri ada rentetan lampu neutral, sein, high beam, MIL, dan engine temperature. Kemudian, ada tombol mungil untuk mengganti isi informasi spidometernya.
Di sebelah kanan ada layar digital kotak dengan backlight putih.
Baca Juga: Yamaha R25 Dimodifikasi Futuristik, Pelek Bersinar, Fitur Canggih
Ketika dinyalakan, akan ada sapaan khas motor Yamaha yang bisa diganti.
Di paling atas layarnya terlihat tachometer, lalu gear position di tengah bersanding dengan penunjuk kecepatan dan fuel meter.
Paling bawah ada informasi odometer, trip 1 & 2, jam, real time fuel consumption, dan average fuel consumption.
Tidak ketinggalan adanya indikator VVA yang aktif ketika mesin berkitir di atas 7.000 rpm.
Baca Juga: Kopling Motor Gosong, Penyebabnya Bukan Part, Tapi Tangan Sendiri!
Melihat area setang pipanya, di sebelah kanan ada saklar engine cut off dan starter yang compact.
Rumah selongsong gasnya keren, punya bentuk seperti gas spontan aftermarket dengan model 2 kabel lewat sisi atas.
Di sebelah kiri kalau melihat saklarnya mengingatkan milik motor Yamaha zaman dulu, contohnya Scorpio.
Tapi, tombol yang biasanya digunakan untuk menyalakan lampu utama, di WR 155R ini fungsinya diganti untuk menyalakan hazard.
Baca Juga: Honda Super Cub Listrik Blueprint Bocor, Desain Tetap Klasik, Ini Posisi Baterainya
Selebihnya ada high beam dan low beam, pass beam, sein, dan klakson.
Yang unik dari WR 155R adalah penempatan toolkit, karena ada di balik shroud kiri, bareng dengan aki.
Yang mana membukanya mesti pakai anak kunci dan melepas klip plastik.
RIDING POSITION & HANDLING
Ciri motor trail tentu saja punya postur jangkung, WR 155R tinggi joknya mencapai 880 mm.
Baca Juga: Motocompacto, Bakal Jadi Penerus Motor Lipat Honda Motocompo?
Untuk yang berpostur 170 cm pun kedua kaki harus jinjit, ketika coba menapakkan kaki.
Setangnya juga tinggi dikombinasi footstep yang agak maju, efeknya posisi berkendaranya santai dan sigap.
Sayangnya busa jok terasa keras, akhirnya membuat pantat panas ketika dipakai berkendara jauh.
Punya rangka semi double cradle, karakternya terasa lincah dan nurut walaupun berat isi mencapai 134 kg.
Baca Juga: Vespa Sprint 150 Buat Dua Arena, Tampilan Memikat, Mesin Spek Kencang
Karakter suspensinya terasa padat baik depan maupun belakang. Hasilnya terasa stabil saat diajak meliuk dan melahap jalan ‘keriting’.
Saat diajak mencicipi jalur off road di bukit Hambalang, Bogor, pun WR 155R tetap memberikan kenyamanan bagi pengendaranya.
Utamanya karena ditunjang suspensi yang mumpuni, sok depan teleskopik berdiameter as 41 mm yang terlihat kekar dan bikin mantap.
Belum lagi panjang travel mencapai 899,1 mm, membuat WR 155R jarang sekali mengalami bottoming ketika mendarat secara menukik.
Baca Juga: Honda CBR250RR Berbalut Livery HRC dan Karbon, Tiru CBR1000RR
Monosok dengan konstruksi mono-cross juga memiliki redaman maksimal di jalur off road, adanya nitrogen memberi redaman lebih baik dan mendinginkan monosoknya.
Oiya kalau dirasa kurang nyaman, monosoknya dilengkapi setelan preload, jadi kekerasannya bisa disesuaikan.
Ban bawaan yang membalut pelek aluminium, gripnya masih bisa diandalkan saat melibas jalur gravel, tanah kering dan semi becek. Sedang di jalan aspal tentu saja agak berisik.
Saat dibawa off road, bobot WR 155R yang mencapai 134 kg baru terasa berat, bikin kurang lincah.
Baca Juga: Takasago Excel & BARTubeless Kolaborasi, Hadirkan Pelek Supermoto Tubeless
Karena saat off road motor lebih banyak bergerak, sehingga badan harus bisa menyeimbangkannya. Apalagi kalau terjatuh, perlu usaha ekstra mendirikannya.
Selain itu, hawa panas dari radiator di sisi kanan terasa semilir di kaki ketika mesin sudah panas. Di betis kiri juga sedikit terasa panas dari leher knalpot ketika di kemacetan, kalau sudah jalan sih gak terasa.
Kemampuan pengereman yang menggunakan cakram model gelombang, depan 240 mm dengan kaliper 2 piston dan belakang 220 mm kaliper 1 piston, performanya terasa cukup.
Mampu menghentikan laju dengan baik, master rem juga terasa empuk ketika ditekan.
Baca Juga: Ninja ZX-25R Ditawari Filter Udara Buat Seumur Hidup, Rp 600 Ribuan
PERFORMA
Yamaha WR 155R dibekali mesin yang serupa seperti R15. Spesifikasinya 155 cc, SOHC 4 katup dengan VVA, injeksi, pendingin cairan, dan transmisi 6 percepatan.
Klaim tenaganya 16,4 dk di 10.000 rpm dengan torsi 14,3 Nm di 6.500 rpm.
Ketika dinyalakan suaranya sedikit kasar khas mesin keluarga V-Ixion, terutama ketika gas dibuka penuh yang diiringi sedikit getaran pada footstep dan setang. Tapi vibrasi di putaran rendah tidak terlalu terasa.
Karakter tenaganya terasa kuat sejak putaran rendah, jadi untuk merayap pelan di jalan off road yang butuh tenaga instan, cukup entak gas maka motor langsung melaju tanpa jeda.
Baca Juga: Honda ADV 150 Radiator Aman Dari Krikil, Pasang Cover Ini, Bahan Aluminium
Yang dirasa kurang adalah tenaga jika dalam posisi gas digantung di putaran menengah, karena ketika gas kembali dibuka motor tidak langsung melaju.
Ada momen ‘ngambang’ dulu, baru akhirnya kembali kuat setelah 7.500 rpm hingga limiter di kisaran 11.200 rpm.
Hal itu tampaknya efek dari perpindahan profil kem dari fitur VVA yang aktif di kisaran 7.000 rpm. Yang mana saat bekerja dibarengi dengan suara ‘klik’ dari sisi kanan mesin dan nyalanya indikator VVA di spidometer.
Dengan transmisi 6 percepatan, memacu WR 155R juga jadi lebih menyenangkan, karena ketika dipakai di perkotaan nafas motor seakan tidak ada habisnya.
Baca Juga: All New R15 Servis Berkala, Cek Harga Komponen Fast Moving, Mulai Rp 30 Ribuan
Motor bisa melaju cepat tapi dengan rpm yang tidak terlalu tinggi, mesin jadi rileks dan tentunya jadi lebih hemat bahan bakar.
Koplingnya juga terbilang empuk, walaupun WR 155R tanpa fitur assist & slipper clutch. Karena motor trail membutuhkan engine brake besar saat deselerasi, terutama saat menghadapi jalan menurun curam.
Dengan tenaga besar dan transmisi 6 percepatan, top speed WR 155R di spidometer bisa mencapai 117 km/jam.
Lalu dites pakai Racelogic kecepatan 0 sampai 60 km/jam ditempuh hanya dalam 4,4 detik, sedangkan jarak 0-201 meter dicapai dalam waktu 11,5 detik pada kecepatan 91,8 km/jam. Cukup impresif!
Data lengkapnya bisa lihat di tabel.
Baca Juga: Yamaha WR 155R Dijajal Pembalap 16 Tahun, Buat Jaga Fisik Saat Pandemi
TES DYNO
Agar tidak penasaran dengan tenaga di roda, WR 155R dibawa ke Sportisi Motorsport untuk diukur tenaga on wheel di atas mesin dyno Dynojet 250i.
Setelah beberapa kali running didapat tenaga maksimal WR 155R sebesar 13,2 dk di 9.840 rpm dan torsi 12,02 Nm di 5.800 rpm.
Angka itu di bawah R15 yang tenaga maksimal mencapai 16,30 dk pada 10.200 rpm dengan torsi 12,49 Nm di 7.300 rpm.
Wajar karena beda peruntukan, jadi walauapun basis mesin sama tapi beda setingan, termasuk profil kem pun beda.
Baca Juga: Honda CBR150R Makin Sporty, Adopsi Part Custom PnP dan Upside Down
KONSUMSI BENSIN
Punya karakter mesin yang ngisi sejak putaran rendah dan transmisi 6 percepatan, membuat mesin WR 155R jarang teriak baik saat dipakai harian maupun off road, makanya konsumsi bensinnya irit.
Diisi bensin dengan RON 92, dan selama pengetesan dipakai jalan sejauh 624 km dengan berbagai kondisi jalan on dan off road, ternyata konsumsi bensin rata-ratanya mencapai 48,3 km/liter. Irit banget kan!
Jadi sekali isi tangki yang bisa menampung bensin 8,1 liter, WR 155R bisa melaju sejauh 391,23 km!
Artinya jadi jarang mampir SPBU, dan ketika sedang adventure di hutan pun enggak akan khawatir kehabisan bensin.
Baca Juga: Kawasaki ER-6n Bekas, Alternatif Moge Murah Setelah Puas Dengan Motor 250 Cc
Data Tes
0-60 km/jam: 4,4 detik
0-80 km/jam: 7,7 detik
0-100 km/jam: 15,4 detik
0-100 m: 7,2 detik (@78,2 km/jam)
0-201 m: 11,5 detik (@91,8 km/jam)
0-402 m: 18,8 detik (@103,2 km/jam)
Top speed di spidometer: 117 km/jam
Top speed di Racelogic: 109,9 km/jam
Konsumsi bensin: 48,3 km/liter
Data Spesifikasi
Tipe mesin | Liquid cooled, 4-Stroke, SOHC, 4 Valves, VVA | ||
Diameter x Langkah | 58,0 x 58,7 mm | ||
Perbandingan kompresi | 11,6:1 | ||
Tenaga maksimum | 16,4 dk @10.000 rpm | ||
Torsi maksimum | 14,3 Nm @6.500 rpm | ||
Sistem starter | Elektrik starter | ||
Sistem pelumasan | Basah | ||
Kapasitas oli mesin | Total = 1,50 L ; Berkala = 0,85 L ; Ganti Filter oli = 0,95 L | ||
Sistem bahan bakar | Fuel Injection | ||
Volume Silinder | 155 cc | ||
Tipe Kopling | Wet Type Multi-plate | ||
Tipe Transmisi | Manual | ||
Pola Pengoperasian Transmisi | 1-N-2-3-4-5-6 | ||
P x L x T | 2.145 mm x 840 mm x 1.200 mm | ||
Jarak sumbu roda | 1.430 mm | ||
Jarak terendah ke tanah | 245 mm | ||
Tinggi tempat duduk | 880 mm | ||
Berat Isi | 134 kg | ||
Kapasitas tangki bensin | 8,1 Liter | ||
Tipe rangka | Semi Double Cradle |
Suspensi depan | Teleskopik 41 mm |
Suspensi belakang | Monosok |
Ban depan | 2,75-21 45P |
Ban belakang | 4,10-18 59P |
Rem depan | 240 mm Wave disc |
Rem belakang | 220 mm Wave disc |
Sistem pengapian | TCI/Transistor |
Battery | YTZ4V |
Tipe Busi | MR8E9 |
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR