Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Yamaha WR 155R Dites Lengkap, Konsumsi BBM, Off-road Hingga Performa

Fariz Ibrahim - Minggu, 2 Agustus 2020 | 14:30 WIB
Test ride lengkap Yamaha WR 155R
Rizky/otomotifnet.com
Test ride lengkap Yamaha WR 155R

Otomotifnet.com - Lama dinanti, setelah sesi first impression di OTOMOTIF edisi 30:XXIX, akhirnya unit tes Yamaha WR 155R tersedia di Juli 2020 ini.

Bagaimana performa sesungguhnya motor trail basis mesinnya dari Yamaha R15 ini?

Tak hanya dites untuk penggunaan harian di jalan aspal, trail yang dijual Rp 36,9 juta OTR Jakarta ini juga diajak off road. Hasilnya? Mari disimak.

FITUR & TEKNOLOGI

Sebelum mengulas sisi performa, kita kupas dahulu fitur dan teknologi WR 155R.

Baca Juga: GSX-R150 Pakai Livery Anniversary 100 Tahun, Bertebar Part Hedon Kece!

Mulai dari depan, penerangan utama WR 155R pakai bohlam HS1, berdaya 35/35 watt. Sorot sinarnya cukup terang dan mengotak seperti reflektornya.

Yamaha juga membekali WR 155R dengan spidometer fully digital dengan isi yang cukup lengkap.

Di sisi kiri ada rentetan lampu neutral, sein, high beam, MIL, dan engine temperature. Kemudian, ada tombol mungil untuk mengganti isi informasi spidometernya.

Di sebelah kanan ada layar digital kotak dengan backlight putih.

Baca Juga: Yamaha R25 Dimodifikasi Futuristik, Pelek Bersinar, Fitur Canggih

Spidometernya fully digital dengan isi informasi lengkap, seperti takometer hingga average full consumption
Fariz/otomotifnet.com
Spidometernya fully digital dengan isi informasi lengkap, seperti takometer hingga average full consumption

Ketika dinyalakan, akan ada sapaan khas motor Yamaha yang bisa diganti.

Di paling atas layarnya terlihat tachometer, lalu gear position di tengah bersanding dengan penunjuk kecepatan dan fuel meter.

Paling bawah ada informasi odometer, trip 1 & 2, jam, real time fuel consumption, dan average fuel consumption.

Tidak ketinggalan adanya indikator VVA yang aktif ketika mesin berkitir di atas 7.000 rpm.

Baca Juga: Kopling Motor Gosong, Penyebabnya Bukan Part, Tapi Tangan Sendiri!

Melihat area setang pipanya, di sebelah kanan ada saklar engine cut off dan starter yang compact.

Rumah selongsong gasnya keren, punya bentuk seperti gas spontan aftermarket dengan model 2 kabel lewat sisi atas.

Di sebelah kiri kalau melihat saklarnya mengingatkan milik motor Yamaha zaman dulu, contohnya Scorpio.

Tapi, tombol yang biasanya digunakan untuk menyalakan lampu utama, di WR 155R ini fungsinya diganti untuk menyalakan hazard.

Baca Juga: Honda Super Cub Listrik Blueprint Bocor, Desain Tetap Klasik, Ini Posisi Baterainya

Panel saklar kiri mengingatkan milik Scorpio, bedanya ada hazard
Fariz/otomotifnet.com
Panel saklar kiri mengingatkan milik Scorpio, bedanya ada hazard

Di balik shroud kiri terdapat aki dan tool kit, bukanya pakai kunci dan klip
Fariz/otomotifnet.com
Di balik shroud kiri terdapat aki dan tool kit, bukanya pakai kunci dan klip

Selebihnya ada high beam dan low beam, pass beam, sein, dan klakson.

Yang unik dari WR 155R adalah penempatan toolkit, karena ada di balik shroud kiri, bareng dengan aki.

Yang mana membukanya mesti pakai anak kunci dan melepas klip plastik.

 

RIDING POSITION & HANDLING

Ciri motor trail tentu saja punya postur jangkung, WR 155R tinggi joknya mencapai 880 mm.

Baca Juga: Motocompacto, Bakal Jadi Penerus Motor Lipat Honda Motocompo?

Untuk yang berpostur 170 cm pun kedua kaki harus jinjit, ketika coba menapakkan kaki.

Setangnya juga tinggi dikombinasi footstep yang agak maju, efeknya posisi berkendaranya santai dan sigap.

Test ride Yamaha WR 155R
Rizky/otomotifnet.com
Test ride Yamaha WR 155R

Sayangnya busa jok terasa keras, akhirnya membuat pantat panas ketika dipakai berkendara jauh.

Punya rangka semi double cradle, karakternya terasa lincah dan nurut walaupun berat isi mencapai 134 kg.

Baca Juga: Vespa Sprint 150 Buat Dua Arena, Tampilan Memikat, Mesin Spek Kencang

Karakter suspensinya terasa padat baik depan maupun belakang. Hasilnya terasa stabil saat diajak meliuk dan melahap jalan ‘keriting’.

Saat diajak mencicipi jalur off road di bukit Hambalang, Bogor, pun WR 155R tetap memberikan kenyamanan bagi pengendaranya.

Utamanya karena ditunjang suspensi yang mumpuni, sok depan teleskopik berdiameter as 41 mm yang terlihat kekar dan bikin mantap.

Belum lagi panjang travel mencapai 899,1 mm, membuat WR 155R jarang sekali mengalami bottoming ketika mendarat secara menukik.

Baca Juga: Honda CBR250RR Berbalut Livery HRC dan Karbon, Tiru CBR1000RR

Di bagian dalam shroud kanannya terdapat radiator
Fariz/otomotifnet.com
Di bagian dalam shroud kanannya terdapat radiator

Monosok dengan konstruksi mono-cross juga memiliki redaman maksimal di jalur off road, adanya nitrogen memberi redaman lebih baik dan mendinginkan monosoknya.

Oiya kalau dirasa kurang nyaman, monosoknya dilengkapi setelan preload, jadi kekerasannya bisa disesuaikan.

Ban bawaan yang membalut pelek aluminium, gripnya masih bisa diandalkan saat melibas jalur gravel, tanah kering dan semi becek. Sedang di jalan aspal tentu saja agak berisik.

Saat dibawa off road, bobot WR 155R yang mencapai 134 kg baru terasa berat, bikin kurang lincah.

Baca Juga: Takasago Excel & BARTubeless Kolaborasi, Hadirkan Pelek Supermoto Tubeless

Test ride Yamaha WR 155R
Rizky/otomotifnet.com

Karena saat off road motor lebih banyak bergerak, sehingga badan harus bisa menyeimbangkannya. Apalagi kalau terjatuh, perlu usaha ekstra mendirikannya.

Selain itu, hawa panas dari radiator di sisi kanan terasa semilir di kaki ketika mesin sudah panas. Di betis kiri juga sedikit terasa panas dari leher knalpot ketika di kemacetan, kalau sudah jalan sih gak terasa.

Kemampuan pengereman yang menggunakan cakram model gelombang, depan 240 mm dengan kaliper 2 piston dan belakang 220 mm kaliper 1 piston, performanya terasa cukup.

Mampu menghentikan laju dengan baik, master rem juga terasa empuk ketika ditekan.

Baca Juga: Ninja ZX-25R Ditawari Filter Udara Buat Seumur Hidup, Rp 600 Ribuan

 

PERFORMA

Test ride Yamaha WR 155R
Rizky/otomotifnet.com
Test ride Yamaha WR 155R

Yamaha WR 155R dibekali mesin yang serupa seperti R15. Spesifikasinya 155 cc, SOHC 4 katup dengan VVA, injeksi, pendingin cairan, dan transmisi 6 percepatan.

Klaim tenaganya 16,4 dk di 10.000 rpm dengan torsi 14,3 Nm di 6.500 rpm.

Ketika dinyalakan suaranya sedikit kasar khas mesin keluarga V-Ixion, terutama ketika gas dibuka penuh yang diiringi sedikit getaran pada footstep dan setang. Tapi vibrasi di putaran rendah tidak terlalu terasa.

Karakter tenaganya terasa kuat sejak putaran rendah, jadi untuk merayap pelan di jalan off road yang butuh tenaga instan, cukup entak gas maka motor langsung melaju tanpa jeda.

Baca Juga: Honda ADV 150 Radiator Aman Dari Krikil, Pasang Cover Ini, Bahan Aluminium

Mesin 155 cc, 4 katup + VVA, 6 percepatan punya performa yang mumpuni untuk on road dan off road
Fariz/otomotifnet.com
Mesin 155 cc, 4 katup + VVA, 6 percepatan punya performa yang mumpuni untuk on road dan off road

Yang dirasa kurang adalah tenaga jika dalam posisi gas digantung di putaran menengah, karena ketika gas kembali dibuka motor tidak langsung melaju.

Ada momen ‘ngambang’ dulu, baru akhirnya kembali kuat setelah 7.500 rpm hingga limiter di kisaran 11.200 rpm.

Hal itu tampaknya efek dari perpindahan profil kem dari fitur VVA yang aktif di kisaran 7.000 rpm. Yang mana saat bekerja dibarengi dengan suara ‘klik’ dari sisi kanan mesin dan nyalanya indikator VVA di spidometer.

Dengan transmisi 6 percepatan, memacu WR 155R juga jadi lebih menyenangkan, karena ketika dipakai di perkotaan nafas motor seakan tidak ada habisnya.

Baca Juga: All New R15 Servis Berkala, Cek Harga Komponen Fast Moving, Mulai Rp 30 Ribuan

Silencer cukup panjang, letaknya menggantung di sebelah kiri
Fariz/otomotifnet.com
Silencer cukup panjang, letaknya menggantung di sebelah kiri

Motor bisa melaju cepat tapi dengan rpm yang tidak terlalu tinggi, mesin jadi rileks dan tentunya jadi lebih hemat bahan bakar.

Koplingnya juga terbilang empuk, walaupun WR 155R tanpa fitur assist & slipper clutch. Karena motor trail membutuhkan engine brake besar saat deselerasi, terutama saat menghadapi jalan menurun curam.

Dengan tenaga besar dan transmisi 6 percepatan, top speed WR 155R di spidometer bisa mencapai 117 km/jam.

Lalu dites pakai Racelogic kecepatan 0 sampai 60 km/jam ditempuh hanya dalam 4,4 detik, sedangkan jarak 0-201 meter dicapai dalam waktu 11,5 detik pada kecepatan 91,8 km/jam. Cukup impresif!

Data lengkapnya bisa lihat di tabel.

Baca Juga: Yamaha WR 155R Dijajal Pembalap 16 Tahun, Buat Jaga Fisik Saat Pandemi

TES DYNO

Agar tidak penasaran dengan tenaga di roda, WR 155R dibawa ke Sportisi Motorsport untuk diukur tenaga on wheel di atas mesin dyno Dynojet 250i.

Setelah beberapa kali running didapat tenaga maksimal WR 155R sebesar 13,2 dk di 9.840 rpm dan torsi 12,02 Nm di 5.800 rpm.

Hasil dyno Yamaha WR 155R
Sportisi Motorsport
Hasil dyno Yamaha WR 155R

Angka itu di bawah R15 yang tenaga maksimal mencapai 16,30 dk pada 10.200 rpm dengan torsi 12,49 Nm di 7.300 rpm.

Wajar karena beda peruntukan, jadi walauapun basis mesin sama tapi beda setingan, termasuk profil kem pun beda.

Baca Juga: Honda CBR150R Makin Sporty, Adopsi Part Custom PnP dan Upside Down

Roda 21 incinya bertumpu pada sok teleskopik dengan travel panjang, anti bottoming!
Fariz/otomotifnet.com
Roda 21 incinya bertumpu pada sok teleskopik dengan travel panjang, anti bottoming!

KONSUMSI BENSIN

Punya karakter mesin yang ngisi sejak putaran rendah dan transmisi 6 percepatan, membuat mesin WR 155R jarang teriak baik saat dipakai harian maupun off road, makanya konsumsi bensinnya irit.

Diisi bensin dengan RON 92, dan selama pengetesan dipakai jalan sejauh 624 km dengan berbagai kondisi jalan on dan off road, ternyata konsumsi bensin rata-ratanya mencapai 48,3 km/liter. Irit banget kan!

Jadi sekali isi tangki yang bisa menampung bensin 8,1 liter, WR 155R bisa melaju sejauh 391,23 km!

Artinya jadi jarang mampir SPBU, dan ketika sedang adventure di hutan pun enggak akan khawatir kehabisan bensin.

 Baca Juga: Kawasaki ER-6n Bekas, Alternatif Moge Murah Setelah Puas Dengan Motor 250 Cc

 

Data Tes

0-60 km/jam: 4,4 detik

0-80 km/jam: 7,7 detik

0-100 km/jam: 15,4 detik

0-100 m: 7,2 detik (@78,2 km/jam)

0-201 m: 11,5 detik (@91,8 km/jam)

0-402 m: 18,8 detik (@103,2 km/jam)

Top speed di spidometer: 117 km/jam

Top speed di Racelogic: 109,9 km/jam

Konsumsi bensin: 48,3 km/liter

 

Data Spesifikasi

Tipe mesin

Liquid cooled, 4-Stroke, SOHC, 4 Valves, VVA

Diameter x Langkah

58,0 x 58,7 mm

Perbandingan kompresi

11,6:1

Tenaga maksimum

16,4 dk @10.000 rpm

Torsi maksimum

14,3 Nm @6.500 rpm

Sistem starter

Elektrik starter

Sistem pelumasan

Basah

Kapasitas oli mesin

Total = 1,50 L ; Berkala = 0,85 L ; Ganti Filter oli = 0,95 L

Sistem bahan bakar

Fuel Injection

Volume Silinder

155 cc

Tipe Kopling

Wet Type Multi-plate

Tipe Transmisi

Manual

Pola Pengoperasian Transmisi

1-N-2-3-4-5-6

P x L x T

2.145 mm x 840 mm x 1.200 mm

Jarak sumbu roda

1.430 mm

Jarak terendah ke tanah

245 mm

Tinggi tempat duduk

880 mm

Berat Isi

134 kg

Kapasitas tangki bensin

8,1 Liter

       

 

Tipe rangka

Semi Double Cradle

Suspensi depan

Teleskopik 41 mm

Suspensi belakang

Monosok

Ban depan

2,75-21 45P

Ban belakang

4,10-18 59P

Rem depan

240 mm Wave disc

Rem belakang

220 mm Wave disc

 

Sistem pengapian

TCI/Transistor

Battery

YTZ4V

Tipe Busi

MR8E9

 

Editor : Panji Nugraha
Sumber : Tabloid OTOMOTIF

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa