Otomotifnet.com - Hai mas, aku mo nanya nih.. Aku pakai (Isuzu) Panther Grand Touring tahun 2005.
Mobilku ini sering dipakai di jalan berbatu dan makadam. Yang mau aku tanyakan, kenapa setir kok terasa goyang walaupun sudah dilakukan balancing?
Apakah ada masalah dengan tie rod-nya dan bagaimana cara mengetahui kondisi tie rod masih baik?
Perlukah dilakukan pengurasan pada minyak power steering? Kalau ya, baiknya berapa km sekali batasannya?
Sekian dan terima kasih, semoga sukses selalu!
Wahyu Aji Alfarizi, via email
Baca Juga: Isuzu MU-X Dilirik, SUV Umur Muda, Dijual Mulai Rp 220 Jutaan
Hai juga Mas Wahyu! Soal setir yang masih terasa goyang meski roda sudah dibalancing, tandanya telah terjadi kerusakan pada beberapa komponen kaki-kaki berikut.
Bisa karena laher roda sudah oblak, atau ball joint-nya ‘kena’.
Kedua peranti ini berpotensi membuat perputaran roda jadi tidak center, alias mudah goyang.
Sehingga efeknya menimbulkan getaran hingga ke setir, terutama saat berjalan lurus di kecapatan sedang maupun tinggi.
Sementara kerusakan pada tie rod, sebenarnya juga bisa menyebabkan setir bergetar.
Namun, biasanya hanya terasa saat melalui jalan rusak. Selain itu, kerap menimbulkan bunyi-bunyi aneh di kaki-kaki.
Ciri-ciri bila part ini rusak, lazimnya terjadi freeplay pada kemudi.
Maksudnya, ada speleng yang belebihan ketika setir dibelokkan.
Hal tersebut kadang membuat setir jadi susah dikendalikan, misal ketika habis belok ke kanan, lalu tiba-tiba dibelokkan ke kiri.
Baca Juga: Ban ‘Termakan’ Tidak Rata, Ini Penyebabnya & Cara Pencegahannya!
Untuk mengetahui kerusakan pada tie rod, Mas Wahyu kudu ngolong di bawah mobil nih.
Sebelumnya, dongkrak dulu ban depan mobil kamu ya, dan kudu pastikan mobil sudah dikasih pengaman rem tangan atau ganjal balok di roda belakangnya, agar mobil tidak bergerak-gerak.
Nah, setelah roda depan yang akan dicek kondisi tie rod-nya di dongkrak, coba pegang bonggol tie rod-nya.
Dalam proses ini, sebaiknya minta bantuan teman atau saudara untuk menggoyang-goyangkan setir ke kiri dan kanan.
Jika kamu berasakan ada bunyi ‘klek’ atau bunyi oblak saat kemudi dibelokkan, itu tandanya tie rod-nya sudah kena.
Sebaliknya jika tidak didapati bunyi tesebut, coba cek tie rod di roda depan satunya lagi.
Oh iya, semestinya saat melakukan balancing roda maupun spooring, mekanik kudu cek kondisi part-part tersebut.
Lalu soal penggantian oli power steering, tentu sangat diperlukan layaknya pelumasan di bagian lain.
Karena oli power steering ini bukan cuma berfungsi sebagai fluida hidrolis pada sistem steering, juga sebagai pelumasan pada mekanisme power steering-nya.
Nah, seiring pemakaian, sifat pelumasan kan akan berubah, baik dari segi kekentalannya, kemampuan pelicinnya dan lain sebagainya.
Sehingga bisa menyebakan kinerja power steering jadi tidak optimal. Umumnya, ditandai putaran setir terasa mulai berat.
Namun, rentang penggantiannya memang terbilang lumayan lama.
Tapi, masing-masing merek kadang beda-beda anjuran penggantian oli power steering ini.
Ada yang dianjurkan setiap 20 ribu km, ada juga tiap 30 ribu km.
Namun jika mobil sering dipakai setiap hari dan kerap melewati jalan rusak, ambil yang tercepat saja, yaitu tiap 20 ribu km, atau setiap satu tahun sekali.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR