Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Honda CBR1000RR-R Mesinnya Turunan Motor Marc Marquez, Ini Detailnya

Antonius Yuliyanto - Minggu, 4 Oktober 2020 | 22:25 WIB
Honda CBR1000RR-R FireBlade SP
Aant/otomotifnet.com
Honda CBR1000RR-R FireBlade SP

Otomotifnet.com - Big bike terbaru dari Honda, yaitu CBR1000RR-R FireBlade SP dijual dengan harga fantastis, Rp 1,1 miliar OTR Jakarta.

Dengan harga setinggi itu, tentu banyak yang diunggulkan, salah satunya performa mesin.

Mesin FireBlade terbaru lebih bertenaga dibanding versi lama, bahkan dibanding sesama big bike 1.000 cc buatan Jepang, CBR1000RR-R paling powerful.

Klaim tenaga maksimal mencapai 215 dk di 14.500 rpm dan torsi 113 Nm di 12.500 rpm.

Baca Juga: Ducati Streetfighter V4 dan V4S Dirilis, Performa Buas, Desain Mirip 'Joker'

Besarnya tenaga tentu karena mesin yang digunakan total baru, “Dikembangkan dengan konsep seperti RC213V-S,” terang Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor.

RC213V-S merupakan motor versi jalan raya dari RC213V tunggangan Marc Marquez di MotoGP.

Seperti apa perubahan yang dialami dapur pacu FireBlade? Mari kita bedah.

Mesin CBR1000RR-R, pakai ukuran bore x stroke seperti RC213V-S
Honda
Mesin CBR1000RR-R, pakai ukuran bore x stroke seperti RC213V-S

Bore x Stroke

Yang persis dengan RC213V-S adalah diamater x langkah piston, 81 x 48,5 mm.

Angka itu persis besutan Marc Marquez, karena maksimal ukuran piston yang diperbolehkan oleh Dorna 81 mm.

 

Dengan diameter piston besar otomatis klep juga bisa diperbesar, sehingga udara yang masuk bisa makin banyak.

Lalu dengan stroke pendek maka otomatis putaran mesin maksimal yang diraih bisa makin tinggi, sehingga tenaga yang dihasilkan makin besar.

Piston & Crankshaft

Piston pakai jenis aluminium forged yang ringan, dipadu dengan setang piston titanium yang pemasangannya ke crankshaft pakai baut vanadium.

Pada bagian small end pakai bushing berbahan tembaga beryllium, di permukaan big end dilapis DLC (Diamond Like Carbon).

Piston CBR1000RR-R pakai jenis aluminium forged, sedang setang piston titanium
Honda
Piston CBR1000RR-R pakai jenis aluminium forged, sedang setang piston titanium

Untuk mendinginkan piston, di bagian bawahnya disemprot oleh multi-point piston cooling jets.

Sedang di crankshaft dilakukan penguatan dengan membesarkan crank journal dari 34 mm ke 39 mm, sehingga aman saat berkitir tinggi.

Setang piston CBR1000RR-R pakai titanium, small end pakai bushing tembaga beryllium, permukaan big end dilapis DLC
Honda
Setang piston CBR1000RR-R pakai titanium, small end pakai bushing tembaga beryllium, permukaan big end dilapis DLC

Valve System

Sistem katup pakai tipe finger follower rocker arm, bukan lagi model tapet.

Tujuannya untuk mengurangi berat inersia dari sistem katup.

Kitiran mesin pun makin enteng setelah cam dan permukaan rocker arm dilapis DLC, “Dengan DLC, gesekan jadi lebih rendah,” terang Endro.

Sistem katup CBR1000RR-R pakai tipe finger follower rocker arm yang dilapis DLC sehingga gesekan lebih ringan
Honda
Sistem katup CBR1000RR-R pakai tipe finger follower rocker arm yang dilapis DLC sehingga gesekan lebih ringan

Cam Gear Train System

Rantai mesin sistemnya pun diubah, ditambah idle gear, sehingga keteng tak langsung terhubung dengan poros kruk as.

“Tujuannya biar lebih pendek, jadi mesin bisa berkitir lebih tinggi,” lanjut Endro yang mengaku 2 tahun lagi pensiun.

Letak tensioner lifter pun dipindah, dari belakang jadi di depan.

Rantai mesin CBR1000RR-R (kanan) pakai idle gear, sehingga bisa berkitir lebih tinggi
Honda
Rantai mesin CBR1000RR-R (kanan) pakai idle gear, sehingga bisa berkitir lebih tinggi

Cooling System

Kini tak ada lagi external bypass water hose, karena digabungkan dengan bottom bypass passage dalam silinder. Tujuannya agar mesin lebih ringkas.

Sistem pendinginan CBR1000RR-R dibikin lebih ringkas
Honda
Sistem pendinginan CBR1000RR-R dibikin lebih ringkas

Oil Cooler

Untuk mendinginkan oli kini pakai air cooled oil cooler seperti pada umumnya pendingin oli, sehingga lebih maksimal.

Beda dengan CBR1000RR model lama yang menggunakan pendingin oli dari saluran air radiator.

Pendinginan oli CBR1000RR-R pakai air oil cooler
Honda
Pendinginan oli CBR1000RR-R pakai air oil cooler

Intake Port & Injector

Untuk mengurangi missfire rate, agar performa stabil dan lolos standar Euro 5, intake port ternyata diperpendek. Dari 83 mm jadi hanya 65,3 mm.

Kemudian injector diganti dari Denso ke Mitsubishi, yang baru punya ujung lebih panjang, sehingga posisi semprotan lebih dekat ke ruang bakar.

Clucth

Di bagian kopling atau clutch, diamater pelat kopling diperkecil dari 140 mm jadi 132,5 mm, tujuannya agar crankcase mesin lebih kompak, tapi pelatnya ditambah dari 9 jadi 10 lembar agar luas permukaan gesekan lebih baik. 

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa