Otomotifnet.com - Triumph Tiger 900 Rally punya tinggi joknya yang bisa disetel dengan mudah, bisa 850 mm maupun 870 mm hanya dengan memindahkan bracket di bawah jok.
Untuk yang berpostur 170 cm, tinggi jok 850 mm masih membuat kedua kaki jinjit. Tapi masih bisa dimaklumi, belum jinjit maksimal kok.
Baik jok pengendara maupun pemboncengn sudah memakai Triumph comfort seat, jadi kulit joknya elastis dikombinasi dengan busa jok tebal dan empuk. Nyaman bangettt…
Efek dari tinggi antara jok dengan tangki dan setang cukup jauh, membuat lengan dan pundak lebih tegap serta santai khas motor adventure.
Tapi perlu hati-hati karena lebar setangnya mencapai 935 mm.
Baca Juga: Triumph Tiger 900 Rally Pakai Spidometer 7 inci, Informasinya Lengkap
Posisi kaki juga tidak menekuk karena letak footstep yang ada di depan tempat duduk pengendara.
Tapi ketika kaki memijak di footstep, ternyata ada yang sedikit mengganjal betis bagian dalam, yaitu cover plastik pelindung rangka teralis.
Punya bobot kering 196 kg, tapi ternyata rasanya belum terlalu berat, untuk menegakkan motor dari standar samping pun masih terasa ringan.
Apalagi kalau sudah dikendarai, bisa-bisa lupa kalau sedang mengendarai moge!
Rangka barunya bikin handling Tiger 900 Rally terasa lincah dan agresif. Tentu saja ini tidak luput dari dukungan suspensi premium berlabel Showa.
Baca Juga: Triumph Rocket 3 GT dan R Mesin 2.500 Cc, Nyaris Mirip, Cuma Ini Yang Beda
Depannya pakai upside down dengan diameter as 45 mm yang dilengkapi setelan preload, rebound damping, dan compression damping.
Panjang travel mencapai 240 mm untuk mengakomodir di jalur gravel.
Belakang pakai monosok Showa dengan setelan preload model hydraulic, jadi tinggal putar knob saja yang ada di sebelah kanan, maka preload akan menekan per.
Ada juga setelan rebound yang bisa disetel pakai obeng pipih di bawah monosok.
Dengan spesifikasi suspensi tersebut, karakter redaman Tiger 900 Rally bisa disesuaikan dengan bobot pengendara maupun jalur yang sedang dilewati.
Kalau untuk jalur on road sih standarnya terasa sangat cukup.
Tapi bagaimana kalau dipakai di jalur off road yang banyak gravel bebatuan ya? Jadi penasaran!
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR