Otomotifnet.com - Bukan bermaksud pesimis, namun kondisi sulit yang masih menggelayuti pasar mobil nasional terasa sangat berat.
Lantaran penjualan anjlok akibat pandemi Covid-19, membuat industri otomotif harus menelan nestapa.
Tanpa adanya dukungan insentif fiskal berupa potongan pajak dari pemerintah, yang berdampak langsung ke konsumen, maka harus berjuang sendiri untuk recovery.
Bahkan industri otomotif nasional berpotensi paling telat pulih, dibanding negara-negara lain di dunia maupun di lingkup Asia Tenggara.
Hal ini tentu cukup menghawatirkan, mengingat industri otomotif Indonesia merupakan raksasa di ASEAN.
Baca Juga: Pentingnya Stimulus Pajak, Agar Industri Otomotif Tetap Bertahan
“Market di Amerika, sudah recovery 80%. China 100%, Jepang 75%. Kemudian di ASEAN: Thailand sudah 80%, Malaysia juga sudah 100%, karena ada stimulus, bahkan India sudah 85%,”
“Sementara Indonesia sudah 45%,” ungkap Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director, Honda Prospect Motor (HPM).
Lebih lanjut, Billy mencontohkan stimulus perpajakan di negara tetangga. “Malaysia ada sales pack, pajaknya 10% dihilangkan."
"Kemudian harganya di tentukan pemerintah,” sambungnya, melalui diskusi virtual (19/10).
Situasi saat ini, menurut Billy masih belum stabil. “Dan kami masih step by step dalam menentukan strategi. Perubahan perilaku dari konsumen,”
“Sehingga kami perlu memperbaiki pola komunikasi. Salah satunya memanfaatkan platform digital,” terangnya, seraya bilang pasar mobil nasional mulai menunjukkan tren kenaikan penjualan.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR