Karena motor listriknya terpisah, bukan yang menyatu di tromol, maka saat berkendara silir-silir terdengar suara ‘ngiingggg’ seiring dengan berjalannya motor.
Baca Juga: Motor Listrik Gesits Bisa Diboyong, Ini Skema Kreditnya, Mulai Rp 700 Ribuan
Lajunya masih kurang? Bisa pakai Sport mode. Top speed sebenarnya sama dengan Urban, tapi respon tenaganya terasa sedikit lebih ‘nendang’.
Tapi yang harus diingat, semakin kuat power yang dihasilkan, konsumsi baterainya akan cepat habis!
Bagaimana dengan suhu kerja ‘mesin’? Saat berkendara konstan pakai mode Eco, tertera temperatur motor listriknya mencapai 63° C, masih terbilang aman.
Sedangkan saat berjalan konstan suhu maksimal mesin listriknya bisa sampai 83° C.
Saat menyentuh suhu setinggi itu, respon mesin dan top speed terasa berkurang, mungkin karena mendekati over heat.
Baca Juga: Gesit si Motor Listrik Lokal Bisa Dikredit, Cicilan Mulai Rp 600 Ribuan
Tapi tidak perlu khawatir, motor masih bisa berjalan dan lama-kelamaan temperatur juga akan turun.
Lalu saat kapasitas baterai tersisa 50%, suplai arus ke motor listriknya seperti sedikit dikurangi. Karena respon mesinnya jadi menurun, mungkin biar hemat.
Catatan lain tentang gasnya yang tipe ride-by-wire, ternyata putaran selongsong Gesits terlalu ringan.
Efeknya saat di kemacetan kadang respon 'mesin' mengagetkan, termasuk ketika melewati jalan bergelombang motor akan ndut-ndutan, seiring kondisi tangan yang tidak stabil akibat guncangan. Jadi tangan butuh adaptasi!
Baca Juga: Gesits Bersespan Merah Putih, Khusus Peringati Kemerdekaan RI ke-75
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR