Otomotifnet.com - Paling malas kalau lagi riding, tiba-tiba ban motor bocor.
Tapi, hal ini memang tidak bisa dihindari. Namanya juga beraktivitas di jalan.
Nah, untuk proses tambal ban, ada 3 metode lho.
Cermati, supaya tidak kena apes 2 kali. Sudah ban bocor, ditipu pula.
Baca Juga: Ban Motor Botak Sebelah? Ini Penyebabnya, dari Suspensi Hingga Angin
Manakah yang terbaik untuk ban? Siapa yang paling cepat dan murah? Berikut ulasan lengkapnya.
Tambal Bakar
Tambal ban model ini untuk motor yang masih pakai ban dalam.
Sampai saat ini masih banyak bengkel-bengkel pinggir jalan yang bisa mengerjakannya.
Sayang, metode ini memakan waktu yang cukup lama. Setelah ban dalam dibongkar dan dicari titik bocornya, permukaan ban kemudian dibersihkan menggunakan amplas atau gergaji.
Kemudian diberi lem khusus baru ditempel dengan karet kanisir.
Berikutnya, bakar dengan peralatan khusus lagi agar hanya bagian yang ditempeli kanisir tadi yang meleleh.
“Pakai tempelan juga sebenarnya, tapi bukan karet ban biasa, makanya setelah dibakar akan ada tonjolan, cuma jadinya rapi kayak nempel makanya awet,” ujar Ucok, tukang tambal ban di Jl. KH. Wahid Hasyim, Cipadu, Tangsel.
Soal harga, tambal ban model bakar kini berkisar RP 10 ribu-Rp 20 ribu per lubang.
Tambal Tusuk/Cacing
Metode ini yang paling banyak peminatnya. Selain itu, banyak tukang tambal ban pinggir jalan yang menggunakannya.
Prosesnya sangat cepat dan mudah, tidak perlu membongkar ban. Hanya menggunakan ‘cacing karet’ yang ditekuk, kemudian ditusuk ke bagian ban yang berlubang untuk menutup celahnya.
Harganya pun sangat terjangkau, sekitar Rp 15 ribu–Rp 30 ribu saja per lubang.
Baca Juga: Tekanan Angin Ban Depan dan Belakang Motor Beda Karena Perannya Masing-masing
Namun, tidak sedikit yang beranggapan jenis tambal tusuk bisa merusak ban. Serta menimbulkan risiko pecah ban dalam jangka panjang. Hal ini dibenarkan Zulpata Zainal, On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk.
“Metode ini sebaiknya dipakai hanya untuk sementara saja. Jika dalam jangka waktu lama bisa membahayakan pemilik kndaraan itu sendiri,” ujar Zulpata Zainal, On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal, Tbk .
Ditambahkan selama proses penusukan, konstruksi rangka anyaman kawat ban bisa terkoyak karena terus bergesekan dengan alat tusuk atau ‘cacing karet’ itu sendiri.
Celah anyaman yang tadinya sempit lama-lama bisa menjadi melebar, yang juga akan menarik karet tapak ban untuk melonggarkan lubang di sekitar area tambalan.
"Biasanya nanti ban jadi benjol atau rawan pecah karena penopang rangkanya sudah rusak, hanya ditutup cacing karet," lanjut Zulpata.
Tambal Tip Top/Payung
Kemudian ada tambal ban tip top/payung alias tambal dari dalam ban.
Tambal ban tip top dinilai lebih aman dari tambal tusuk karena tidak merusak anyaman kawat ban dan menutup bekas lubang kebocoran lebih rapat.
Tapi, roda harus dicopot untuk melepas ban dari pelek, kemudian benda tajam yang menancap di tapak ban dicabut.
Baca Juga: Dinding Ban Motor Bisa Retak-retak, Ini Rata-rata Penyebabnya
Kemudian, lubang yang jadi biang kebocoran dibor untuk menyesuaikan ukuran dengan ukuran tangkai karet payung tambal ban tip top.
Setelah itu, area sekitar lubang dipapas dengan gerinda untuk membentuk pola dudukan tempat penempelan karet payung.
"Dipapas supaya permukaan karet dalam ban dengan bagian atas karet payung ini merata, tidak ada gap yang bisa jadi celah udara keluar," terang Rendy Cristian Darmawan, Kepala Bengkel Nawilis Radio Dalam, Jaksel.
Total prosesnya sendiri bisa memakan waktu kira-kira 45 menit hingga satu jam. Biaya di kisaran Rp 60-70 ribuan per ban.
Tapi, tambal ban model ini tidak mudah ditemui.
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR