Otomotifnet.com - Tinjauan teknis hubungannya kualitas BBM dengan kinerja mesin, berikut hingga efeknya pada emisi gas buang, sering jadi topik hangat.
Seperti apa hubungannya? Hal ini dijawab oleh Tri Yuswidjajanto, Ahli Mesin Bakar dan Konversi Energi, Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Ini sangat penting dipahami. Kalau kita salah BBM, misalkan untuk mobil lama kita pilih RON tinggi karena keinginan regulasinya begitu, maka yang terjadi justru emisinya naik,” papar Tri dalam kesempatan webinar bersama YLKI (27/11/2020).
Ia merujuk lampiran data pemilihan BBM berdasarkan perbandingan rasio kompresi mesin.
“Kalau rasio kompresinya masih di bawah 9 bisa pakai RON 88, tetapi kalau 10 sebaiknya pakai RON 90."
"Antara 10-11 sebaiknya pakai RON 92. Antara 11-12 sebaiknya pakai RON 95, masih ada tapi bukan Pertamina. Kompresi di atas 12 harusnya pakai RON 98,” jelas pria ramah ini.
Baca Juga: Wacana Penghapusan Premium 2021, YLKI Sebut Harusnya Sejak 24 Tahun Lalu
Tetapi, Ia melanjutkan, ada teknologi yang kemudian menjadi concern pilihan bahan bakar tidak hanya sekedar perbandingan kompresi.
“Contoh misalnya electronic injection, sebaiknya kita gunakan RON 92. Supercharger atau turbocharger, RON 95 atau 98."
"Teknologi direct injection maka minimum RON 98, kalau tidak performa kendaraannya akan terganggu,” urainya lagi.
Demikian juga disolar. “Kalau masih di bawah 17 (rasio kompresi) bisa pakai CN 48. Antara 17-25 bisa pakai CN 51."
"Tapi begitu ada common rail direct injection sebaiknya minimum CN 51, dan kalau ada supercharger/turbocharger sebaiknya CN 53."
"Jadi ada keterkaitan antara BBM dengan teknologi mesin, di mana yang dikejar adalah emisi,” tutur sobat yang akrab disapa Mas Yus.
Nah sudah jelas kan bahan bakar mana yang sebaiknya digunakan?
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR