Otomotifnet.com - Pada akhir tahun 2020 lalu, OTOMOTIF berkesempatan mencicipi salah satu sport naked terbuas dari Ducati, yaitu Streetfighter V4S, yang dipinjamkan oleh salah satu importir umum (IU), E-Motorsport.
Seperti apa sensasi menunggangi motor yang basis mesinnya diturunkan dari tunggangan MotoGP, Ducati Desmosedici ini? Yuk simak sampai akhir.
DESAIN
Secara desain, bentuk naked bike ini bisa dikatakan brutal!
Seperti headlamp-nya yang rendah tentu bukan tanpa alasan, karena ini membuat garis bodinya dari depan hingga belakang jadi menyatu.
Belum lagi ada Biplane Wings, atau biasa disebut winglet di kedua sisinya.
Total ada 4 buah Biplane Wings yang mampu memproduksi downforce 28 kg pada kecepatan 268 km/jam, ini membuat Streetfighter V4S lebih stabil dan tetap menapak saat ‘berlari’ kencang.
Baca Juga: Ducati Streetfighter V4S Mesinnya Berteknologi MotoGP, Tenaga 208 Dk!
Area mesinnya lumayan sesak, punya konvigurasi 90° V4, ada pula radiator dan oil cooler di depannya.
Di bawah mesinnya terdapat knalpot model underbelly yang punya lubang di kiri dan kanannya yang langsung menghadap ke bawah.
Di belakang terdapat aluminium single-sided swingarm, membuat pelek Marchesini forged lebih terekspos.
Buntut dari Streetfighter V4S sendiri terbilang pendek, bahkan hanya separuh dari roda belakangnya.
Baca Juga: Ducati Streetfighter V4S Sokbreker Elektronik, Handlingnya Ringan!
FITUR & TEKNOLOGI
Sebagai besutan masa kini, fitur Streetfighter V4S banyak banget!
Ketika anak kunci yang di dalam terdapat chip buat immobilizer dicolok dan diputar ke on, spidometer berukuran 5 inci TFT colour display langsung menyala.
Diawali muncul logo Ducati diikuti rentetan lampu indikator di kiri dan kanannya.
Info yang disajikan ada low fuel indicator, ABS, neutral, MIL (Malfunction Indicator Lamp), high beam, traction control, oil indicator, warning indicator, sein, dan shift light di atas.
Setelah itu muncul berbagai info utama. Paling besar ada takometer yang membentuk bulat dengan kitiran mencapai 15.000 rpm!
Lalu ada gear indicator di tengah-tengah takometer, dan ada penunjuk kecepatan di sebelah kiri.
Baca Juga: Ducati Streetfighter V4S Dilengkapi Winglet, Single Arm Dan Ban Gambot
Latar putihnya membuat informasi pada spidometer jelas saat dibaca dalam kondisi terik, namun latarnya menjadi hitam ketika kondisi di sekitar gelap.
Informasi lainnya juga ditampilkan, ada temperatur mesin, jam, odometer, trip, average fuel consumption dan real time, serta seluruh mode yang sedang digunakan.
Dalam waktu yang bersamaan, lampu-lampu yang sudah menggunakan LED menyala, di lampu utama terdapat juga Daytime Running Light (DRL).
Streetfighter V4S juga dilengkapi dengan berbagai fitur canggih.
Seperti riding modes, power modes, Cornering ABS EVO, Ducati Traction Control (DTC) EVO 2, Ducati Wheelie Control (DWC) EVO, Ducati Slide Control (DSC), Engine Brake Control (EBC) EVO, Auto tyre calibration, Ducati Power Launch (DPL), Ducati Quick Shift (DQS) up and down EVO 2, Ohlins steering damper, Quick adjustment buttons, dan Auto-off indicators.
Baca Juga: Panigale V4 2020, 1100 Scrambler Pro Dan Diavel 1260 S Diboyong Ducati di BIMS 2020
Bahkan untuk varian V4S ini, kedua suspensinya sudah menggunakan Ohlins yang dikontrol secara elektronik untuk compression dan rebound damping-nya.
Pengaturan melalui spidometer menggunakan tombol controller di sakelar kirinya. Canggih!
RIDING POSITION & HANDLING
Untuk yang berpostur 170 cm, Streetfighter V4S ini terasa tinggi. Pasalnya tinggi joknya mencapai 845 mm, ini membuat kedua kaki perlu jinjit.
Enaknya, jok terkesan empuk dan premium, karena kulitnya berbahan suede dengan emboss V4.
Baca Juga: Tengok Pajak Tahunan Ducati Mulitistrada Dan Panigale, Tembus Angka Rp 8 Jutaan
Meski begitu, joknya tetap ramping sehingga tidak terlalu mengganjal di paha pengendara.
Kemudian setang fat bar-nya terasa cukup jauh dari jok, ini membuat lengan pengendara ngepas atau posisinya lurus saat menggapai setang.
Setangnya juga tidak terlalu tinggi, tapi lumayan lebar sehingga membuat tangan pengendara sedikit membuka dan merunduk.
Enaknya jok pengendara punya space yang lumayan panjang, jadi bisa mengatur posisi duduk ingin lebih maju atau lebih mundur dengan leluasa.
Apalagi posisi footstep-nya ternyata tidak terlalu tinggi, jadi posisi kaki tidak terlalu nangkring.
Letak kaki masih lurus paha pengendara, posisinya belum sampai di bawah pengendara duduk.
Baca Juga: Ducati Luncurkan Monster Baru, Lebih Ringan tapi Ciri Khasnya Hilang
Dengan riding position seperti ini, mengendarai Streetfighter V4S di sekitaran Lembang tidak terlalu bikin pegal, badan masih relax.
Terlebih bobot isinya yang 199 kg, masih terasa ringan meskipun diajak berkendara di jalan yang tidak terlalu lebar.
Punya rake 24,5°, motor ini terasa begitu nurut dan stabil. Bahkan kalau tidak ditahan, motor ini rasanya ingin terus rebah.
Performa pengeremannya luar biasa pakem. Menggunakan dua buah cakram semi-floating 330 mm yang dijepit kaliper Brembo Monobloc Stylema di depan, bikin pengereman sangat effortless.
Mengurangi laju cukup dengan satu jari saja, itu pun tidak perlu ditekan terlalu dalam.
Baca Juga: Ducati Monster Sampai 848 Evo Seken, Ada di Showroom Moge Ini, Mulai Rp 170 Jutaan
Kalau suspensinya gak perlu diragukan lagi deh, karena upside down Ohlins dengan diameter as 43 mm dan monosok Ohlins TTX36 mampu disetel sesuka hati keras lembutnya.
Bahkan karakter damping-nya bisa disesuaikan berdasarkan riding modes yang digunakan, canggih!
PERFORMA
Ducati Streetfighter V4S dibekali mesin yang serupa dengan Panigale V4, yang basisnya diambil dari Desmosedici di MotoGP.
Spek mesin Desmosedici Stradale ini 1.103 cc 90° V4, dengan rearward-rotating crankshaft, 4 Desmodromically actuated valves per cylinder, dan pendingin cairan.
Baca Juga: Ducati Identik dengan Katup Desmodromic, di Multistrada V4 Kok Ditanggalkan?
Punya perbandingan kompresi 14:1, motor ini memiliki klaim tenaga maksimal 208 dk di 13.000 rpm dengan torsi 123 Nm di 11.500 rpm.
Makin mantap karena V4S yang OTOMOTIF cicipi ini sudah menggunakan knalpot full system dari Akrapovic.
Knalpot tersebut membuat bobot lebih ringan 6 kg, menaikkan 6% tenaga dan torsi di putaran rendah juga putaran tinggi.
Bahkan klaimnya, ketika sudah menggunakan Akrapovic tenaganya langsung melonjak jadi 220 dk, wow! Tapi jangan lupa, panasnya lumayan terasa di kedua kaki.
Baca Juga: BMW S 1000 XR 2020, Sport Touring Bermesin Superbike, Rp 700 Jutaan
Meski punya klaim tenaga dan torsi yang sangat besar, tapi ketika diajak berkendara santai motor ini masih bisa kalem.
Tidak menjadi ndut-ndutan karena overpower, untuk merayap di kemacetan juga masih cocok.
Apalagi kopling hydraulic-nya tidak terlalu keras, jadi tidak membebani jari.
Vibrasi yang dihasilkan juga terasa minim, hanya terdengar raungan khas mesin V4 dari knalpot yang punya 2 lubang keluaran ini.
Mesin ini dilengkapi 3 riding modes, ada Street, Sport, dan Race.
Dari ketiga riding modes ini, pengendara bisa mengatur seluruh tingkat fiturnya sesuka hati. Mulai dari DTC, ABS, DWC, DSC, DQS, sampai suspensinya.
Baca Juga: Ducati Monster 821 Kedatangan Lawan, Naked Sport Aprilia 900 Cc Seharga Setengah Miliar Lebih!
Menggunakan riding modes Race tentu saja respon tenaganya lebih galak sejak putaran rendah.
Sama sekali tidak ada rasa ngeden saat gas diputar, motor langsung melaju tiap kali gas dipelintir!
Kinerja Quick shifter-nya juga terasa halus dan lembut di kaki, tiap pindah gigi jedanya sangat sedikit dan minim miss gear.
Begitu juga saat engine brake, bisa langsung menginjak perseneling nantinya akan dibarengi dengan auto blipper.
Oiya tingkat deselerasi saat engine brake juga bisa diatur sesuka hati.
Mau dibuat nahan banget saat engine brake atau mau geloyor juga bisa. Pokoknya serba adjustable deh! Pokoknya ajib banget deh motornya!
Data Spesifikasi:
Mesin: Desmosedici Stradale 90° V4, rearward-rotating crankshaft, 4 Desmodromically actuated valves per cylinder, liquid cooled
Kapasitas mesin: 1.103 cc
Bore x stroke: 81 x 53,5 mm
Perbandingan kompresi: 14:1
Tenaga maksimal: 208 dk @13.000 rpm
Torsi maksimal: 123 Nm @11.500 rpm
Suplai bahan bakar: Electronic fuel injection system, twin injectors per cylinder, full ride-by-wire elliptical throttle bodies.
Knalpot: 4-2-1-2 system, dengan 2 catalytic converters dan 2 lambda probes
Transmisi: 6 percepatan dengan Ducati Quick Shift (DQS) up/down EVO 2
Final gear: 42/15
Kopling: Hydraulically controlled slipper and self-servo wet multiplate clutch. Self bleeding master cylinder
Rangka: Aluminum alloy "Front Frame"
Suspensi depan: Öhlins NIX30 43 mm fully adjustable fork with TiN treatment. Electronic compression and rebound damping adjustment with Öhlins Smart EC 2.0 event-based mode
Suspensi belakang: Fully adjustable Ohlins TTX36 unit. Electronic compression and rebound damping adjustment with Öhlins Smart EC 2.0 event-based mode
Travel suspensi depan: 120 mm
Travel suspensi belakang: 130 mm
Pelek depan: 3-spokes forged aluminum alloy 3.50" x 17"
Pelek belakang: 3-spokes forged aluminum alloy 6.00" x 17"
Ban depan: Pirelli Diablo Rosso Corsa 2 120/70ZR17
Ban belakang: Pirelli Diablo Rosso Corsa 2 200/60ZR17
Swing arm: Aluminium single-sided swingarm
Kaliper depan: rembo Monobloc Stylema® (M4.30) 4-piston radial callipers dengan Cornering ABS EVO
Rem depan: Cakram semi-floating ganda 330 mm,
Rem belakang: Cakram 245 mm
Kaliper belakang: Brembo 2 piston dengan Bosch Cornering ABS EVO
Tangki bensin: 16 liter
Berat kosong: 178 kg
Berat isi: 199 kg
Tinggi jok: 845 mm
Wheelbase: 1.488 mm
Rake/trail: 24,5°/100 mm
Klaim konsumsi bahan bakar: 7,6 l/100km
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR