“Habis itu lubang inlet di-porting dan dibuat model bola golf secara manual. Salah satu tujuannya biar bensin yang masuk ke ruang bakar lebih berkabut, karena kalau halus khawatirnya malah ngalir,” rinci Ecu, sapaan akrabnya.
Buka tutup keempat klepnya diatur noken as BRT tipe R2. Spesifikasinya punya durasi 257° dengan lift 8,33 mm untuk ex, durasi 211° dengan lift 7,12 mm untuk in low, dan durasi 260° dengan lift 8,13 mm untuk in high.
“Karakter noken asnya enak untuk putaran tengah ke atas, tapi dibuat main dari rpm bawah. Karena motor ini kan salah satu keunggulannya ada VVA, makanya rpm bawah dimainin juga. Sayang aja gitu kalau digas langsung rpm tinggi, otomatis VVA on terus kan, jadi kem low in nya gak kepake,” rincinya.
THROTTLE BODY
Untuk lewat udara lebih banyak, throttle body ganti BRT diameter 32 mm. Karena dipakai untuk harian, velocity dipakai untuk ke boks filter udara.
Baca Juga: Aerox 155 Bisa Jadi Hybrid, Cuma Pasang ECU aRacer Terbaru, Canggih!
“Pakai velocity dari BRT berbahan karet, karena kalau pakai yang stainless kalau udara dingin bagian dalemnya jadi ngembun, bisa kesedot ke ruang bakar. Giliran panas dia nyerap udara panas, bikin udara yang masuk ke ruang bakar jadi panas, jadi serba salah. Makanya ganti karet.”
“Habis itu intake-nya sedikit custom, di lekukan ke inlet ditambah daging dengan lem. Biar lebih landai jadi flow lebih baik,” tambah pria yang bengkelnya ada di Jl. Boulevard Raya Timur RGB81, Grand Galaxy City, Jaka Setia, Bekasi ini.
CVT
Agar transfer tenaga dari mesin ke roda lebih optimal, area CVT di-upgrade dengan pulley, kampas kopling, dan mangkok kopling dari SRP. “Roller tetap standar, malah mau nyari yang lebih berat.”
HASIL TES DYNO
Untuk mengetahui perubahan tenaganya, Aerox 155 berkelir merah hitam ini diuji di atas mesin dyno BRT 50L milik Reisen Motoshop sendiri.
Baca Juga: ECU aRacer Terbaru Canggih! Punya Fitur Hybrid, Naikkan Tenaga 2,5 DK!
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR