Otomotifnet.com – Umumnya pada mobil-mobil keluaran sekarang, rasio kompresi mesinnya disetting lebih tinggi dibanding mobil keluaran lama.
Hal tersebut guna mendapatkan performa yang lebih baik, namun konsumsi atau pemakaian bahan bakarnya bisa lebih efisien.
Namun konsekuensinya, mesin dengan rasio kompresi tinggi cenderung memiliki suhu yang lebih panas dibanding mesin generasi lama.
Sehingga pabrikan harus menyesuaikan komponen yang digunakan, termasuk busi.
Baca Juga: Lupa Kapan Ganti Busi, Bila Ketemu Tanda-Tanda Ini, Segera Ganti!
Diko Oktaviano selaku Technical Suport di PT NGK Busi Indonesia menjelaskan, bahwa ruang bakar memiliki kondisi yang sangat ekstrem.
“Hal itu disebabkan oleh siklus perubahan temperatur panas dan dingin yang berulang dan sangat cepat,” jelasnya.
Nah, mesin-mesin modern yang punya rasio kompresi tinggi, temperaturnya lebih dahsyat lagi.
Maka saat proses pembakaran, lanjut Diko, aliran listrik bervoltase tinggi dan proses ledakan yang berlangsung secara terus menerus di ruang bakar, dapat mengakibatkan korosi pada material elektroda busi.
“Untuk itu diperlukan material istimewa, agar elektroda busi dapat bertahan dan berfungsi sempurna saat berada di kondisi ekstrim dalam ruang bakar dalam waktu yang lama,” terangnya dalam acara virtual coaching cleanic bersama NGK Busi Indonesia Kamis (24/02/2021) kemarin.
Bila pada mobil-mobil keluaran lama businya kerap menggunakan nickel sebagai bahan eletroda busi, maka pada mobil-mobil modern mulai digunakan material precious metal, seperti platinum dan iridium.
Kelebihan dari precious metal ini karena memiliki sifat-sifat istimewa, diantaranya punya titik lebur yang tinggi, lebih keras dan tingkat kondutivitas yang tinggi pula.
Sehingga membuat percikan listrik lebih stabil dan kuat, meski bekerja pada suhu ekstrem.
Baca Juga: Busi NGK Jadi OEM Parts Sherco, Tersedia Untuk Mesin 4 Tak Dan 2 Tak
“Penggunaan material precious metals pada centre electrode, memungkinkan terjadinya pembakaran campuran bahan bakar dan udara lebih sempurna.”
“Karena proses pembesaran energi/ledakannya lebih maksimal, sehingga residu gas buang atau emisi, akan sangat berkurang,” papar Diko.
Selain itu, karena punya titik lebur yang lebih tinggi dari busi nickel, busi berbahan precious metal ini lebih tahan terhadap korosi.
Sehingga otomatis durability-nya lebih panjang, “Untuk yang berbahan platinum saja bisa dua kali lipat busi nickel. Sementara jenis iridium bisa sampai jarak tempuh 100.000 kilometer,” tukas Diko.
Memang sih dari sisi harga, busi dengan material precious metal ini umumnya lebih mahal.
Namun bila dihitung dari lama pemakaiannya, jatuhnya bisa sama dengan busi berbahan nickel yang masa pemakaian efektifnya sekitar 20.000 kilometer untuk mobil.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR