Bila rentang panas businya tepat, maka ujung elektroda busi tak akan terlalu panas, sehingga terhindar dari pre-ignition karena meledakkan bahan bakar sebelum businya sendiri memercikkan api.
Namun sebaliknya, ujung itu juga harus cukup panas untuk melepas kotoran yang melekat akibat pembakaran.
Kotoran yang menumpuk menjadi karbon, yang mengakibatkan percikan busi tidak optimal, sehingga menurunkan performa secara drastis.
Karena inilah pilihan heat range kudu tepat. Tak terlalu panas, tidak juga terlalu dingin.
Baca Juga: Proses Pembakaran Bikin Busi Berkerak, Begini Cara Busi NGK Bersihkan Depositnya Sendiri
Secara umum, perbedaan secara fisik antara busi panas dan busi dingin ada pada insulator keramik.
Busi panas memiliki insulator keramik yang panjang dan terlihat jelas hingga dasarnya, bila dilihat dari atas.
Busi dingin, insulatornya tebal dan bagian dalamnya cenderung rapat ke dinding busi.
Bagi mobil yang mesinnya telah dimodifikasi seperti meningkatkan rasio kompresi, penggunaan turbocharger atau supercharger, mendapat beban tinggi, tentunya menghasilkan panas berlebih di dalam ruang bakar.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Majalah JIP |
KOMENTAR