Otomotifnet.com - Kelebihan busi iridium dibanding busi standar berbahan nickel, yaitu daya tahannya lebih lama.
Tak hanya itu, "Busi iridium umumnya bisa dirancang memiliki diamater elektroda yang lebih kecil, sehingga dapat meredam efek quenching," jelas Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia.
Efek quenching ini dimana inti api diharapkan tidak cepat padam saat proses pengapian.
Nah, bila efek quenching ini bisa diredam, otomatis akan membuat proses pengapian berlangsung lebih optimal.
Baca Juga: NGK Rilis Busi Baru Kombinasi Iridium - Platinum Untuk Mobil Toyota
"Dampaknya akan membuat performa mesin jadi maksimal dan emisi gas buangnya lebih ramah lingkungan," jelas Diko lagi.
Untuk menbuktikan hal itu, terutama soal emisi gas buang, Otomotifnet.com coba melakukan eksperimen pada Suzuki Ertiga Dreza keluaran 2017.
Mula-mula kami coba ukur emisi gas buang mobil ini ketika masih menggunakan busi standar berbahan nickel, yang juga keluaran NGK.
Hasilnya, didapat angka CO (karbon monoksida) 0,08% vol dan HC (hidro karbon) sebesar 41 ppm.
Kalau menurut regulasi emisi gas buang yang diterapkan Pengprov DKI Jakarta, untuk mobil produksi 2007 ke atas, nilai CO tak boleh lebih dari 1,5% dan batasan HC-nya tak boleh lebih dari 200 ppm.
Artinya, hasil uji emisi pemakaian busi standar berbahan nickel ini masih ramah lingkungan.
Oiya, proses uji emisi ini dilakukan bengkel Fontana Indah di Jl. Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Kemudian komponen pemercik apinya diganti menggunakan busi NGK Iridium IX, lalu mesin dirunning di rpm 3.000 selama 1 menit (proses yang sama juga dilakukan pada busi standar)z dengan tujuan untuk mencapai suhu ideal mesin.
Baca Juga: Woww..! Kijang Innova Reborn Diesel, ECU Diremap Akselerasi 0 - 100 Km/Jam Terpangkas 4,1 Detik
Pengukuran emisi dilakukan dalam kondisi mesin idle atau stasioner, dimana ketika mesin uji emisi diaktifkan, dihitung selama 20 detik.
Hasilnya, angka CO Ertiga Dreza 2017 yang terbaca pada mesin uji emisi milik bengkel Fontana Indah terbaca sebesar 0,13% atau naik 0,5% dibanding waktu pakai busi standar.
Sedangkan HC-nya terukur sebesar 52 ppm atau naik sebanyak 11 ppm.
"Perubahannya bisa dibilang sangat kecil, tidak terlalu berpengaruh pada emisi gas buang, karena masih di bawah ambang batas yang diberlakukan," terang Andi, teknisi bengkel Fontana Indah yang jadi operator mesin uji emisi.
Dengan kata lain, kondisi mesin Suzuki Ertiga Dreza keluaran 2017 ini masih sangat sehat dan ramah lingkungan.
Nah, yang bikin ia kagum justru perubahan pada nilai Lambda-nya, yaitu dari 1.041 (saat pakai busi standar) turun mendekati angka 1, yakni jadi 0,021.
"Itu tandanya pembakaran makin sempurna kalau mendekati angka 1, karena campuran bahan bakar dan udara jadi makin pas," jelasnya lagi.
Efeknya, lanjut Andi, biasanya performa mesin akan terasa lebih nendang dan irit bahan bakar.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR