Otomotifnet.com – Rasanya setiap tuner pasti punya pengalaman menarik. Baik ketika awal ngoprek, menangani konsumen atau bahkan menangani pacuan balap standar internasional.
Taqwa Surya Swasono punya kenangan yang menurutnya tak bisa dilupakan. Bahkan sempat nangis segala.
Pemilik bengkel Garden Speed ini pertama ngoprek mobil sejak kelas 1 SMP. Tapi mulai berada di kolong mobil ikut lihat perbaikan sejak kelas 2 SD.
Baca Juga: Taqwa SS: Penting Untuk Memahami Kendaraan
Tetap Injeksi
“Waktu itu keluarga punya Toyota Corolla DX. Ikut bokap servis di bengkel Astra. Pas gue lihat-lihat, ah kayaknya bisa nih,”
“Berbekal lihat-lihat itu, akhirnya sampai rumah gue bongkar platinanya. Setel ulang, eh enggak bisa hidup,”
“Terus mulai nangis. Takut dimarahin orang tua,” kenang Taqwa Surya Swasono.
Kemudian memasuki 1990, dirinya belajar mengenai injeksi. Saat itu hanya berbekal baca-baca buku saja.
Ketertarikannya tersebut karena pada masa itu mobil-mobil injeksi sudah mulai masuk Indonesia. Dan untuk bikin kencang, harus diganti dengan karburator.
“Menurut gue ada yang tidak sinkron. Dengan komputer sudah lebih canggih, masa harus mundur lagi. Akhirnya, gue perdalam terus,” tambah atlet paralayang ini.
Hasilnya, pada 1992 mulai ikut drag race pakai Toyota Corolla Twincam GTi di sirkuit Ancol. Hasil oprekan diterapkan langsung di arena balap.
Baca Juga: Toyota Corolla Twincam GTi Melepuh, Kabin Bau Plastik Terbakar, Mesin Sembur Api
Beberapa kali Taqwa meraih juara menggunakan mobil bermesin 4A-GE yang tetap dipertahankan sistem injeksinya tersebut.
“Bisa dibilang gue pionir yang tuning mobil-mobil injeksi. Remap ECU dan lainnya. Karena waktu itu masih banyak karburator,” ungkapnya.
Semenjak itu, dirinya sering diminta teman-temannya untuk tuning mobil mereka supaya lebih ngacir. Bahkan teman-temannya juga mendorong Taqwa membuka bengkel.
Sebelum benar-benar membuka bengkel, Taqwa sering melakukan hal-hal yang jarang dipikirkan, hanya untuk menambah ilmu.
Baca Juga: Toyota Sprinter Carib Langka Tayang di Kanal Otojadul, Klik Disini
Seperti ketika awal 1990-an, saat koil dimensinya besar-besar. Banyak anggapan, semakin besar koil, semakin bagus.
Untuk membuktikan, dirinya membeli banyak koil dan memotongnya. Hanya untuk tahu bagian dalamnya. Ternyata, anggapan itu tidak sepenuhnya benar.
Akhirnya, pada 1995 bengkel benar-benar terwujud dan langsung bernama Garden Speed. Pada tahun yang sama pula dirinya membeli alat ukur kecepatan mobil bernama Vericom.
Mobil Balap Internasional
Demi terus menggali dan menambah ilmu, Taqwa tidak segan-segan menimba ilmu sampai luar negeri. Berbagai sekolah dan kursus berbau teknik mobil diikutinya. Termasuk geometri mobil, suspensi, bobot dan pengapian.
Tak kalah menarik, ada saja konsumen unik yang mendatanginya. Yang tidak pernah dipikirkan dan jadi kejutan saat 1997.
Ketika itu tiba-tiba ada konsumen yang mengirim mobil Ford Sierra RS Cosworth. Mobil turing dunia spesifikasi Group A (spesifikasi paling tinggi, red).
“Sebenarnya bukan cuma mobil, tapi lengkap juga dengan tools dan mekanik ‘bule’nya. Jadi kesempatan untuk belajar mobil balap sesungguhnya,” jelasnya.
Mobil balap dengan boost turbo 3 bar tersebut merupakan racikan asli Ford Motorsport.
Mobil balap spesifikasi ‘aduhai’ tidak itu saja. Kemudian datang juga mobil reli Group A (sebelum era WRC), Ford Escort Cosworth.
Selanjutnya datang lagi Nissan Primera spesifikasi BTCC (British Touring Car Championship) milik pembalap asal Kanada. Sampai saat ini, mobil yang posisi duduk pembalapnya agak di tengah ini masih ada di bengkelnya.
Saat ini, Garden Speed banyak menangani mobil-mobil balap, selain mobil harian juga. Seperti mobil turing, reli, speed off-road dan drifting.
Bukan Hanya Balap
Sebenarnya, bukan murni keinginan Taqwa kalau bengkelnya identik dengan bengkel balap.
Baca Juga: 30 Tahun OTOMOTIF : Ferry ‘Standar Motor’, 40 Tahun Dagang, Modalnya Cuma Satu
“Ini juga gara-gara (tabloid) OTOMOTIF. Pengaruhnya ke Garden Speed dan gue besar sekali sampai saat ini,”
“Perlu dikasih tahu juga, bengkel gue itu sebenarnya bengkel untuk mobil harian. Maka itu untuk mobil balap dipisah,” jelasnya.
Label ‘bengkel balap’ tersebut karena Tabloid OTOMOTIF selalu meliput balap, sehingga nama bengkel dan Taqwa acap kali masuk karena menang.
Di balik itu, Taqwa juga menangguk keuntungan. Karena hanya Tabloid OTOMOTIF yang menyertakan hasil balap, lengkap dengan nama tim dan sponsornya.
“Nah, dari situ kita terbantu banget. Bengkel sudah pasti enggak mampu bayar iklan. Menurut gue, itu perlu diteruskan,” sebut ayah dua orang putra ini.
Dirinya juga masih ingat pertama kali diliput OTOMOTIF. Modifikasi Toyota Corolla Twincam Liftback.
Mobil tersebut milik temannya, tapi hasil garapan tangan Taqwa.
Baca Juga: 30 Tahun OTOMOTIF : Yuma Wiranatakusumah, Legenda Off-road Yang Enggan Punya Mobil Sedan
Lalu, apakah menurunkan ilmu ke anaknya? “Belum tahu. Belum keliatan mana yang senang teknis. Tapi yang besar sudah bisa merakit komputer sendiri,” jelasnya.
Hikari Fawwaz sekarang baru kelas 2 SMP, tapi sudah sejak lama bisa merakit komputer sendiri. Bahkan juga sudah bisa menarik data, read dan write data ECU mobil.
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR