Otomotifnet.com - Gaes, jantung sistem kelistrikan kendaraan, yaitu baterai (aki), menyimpan potensi bahaya tersembunyi yang dapat memicu ledakan, ini merupakan sebuah fenomena yang harus diwaspadai semua pemilik mobil.
Ledakan ini bukan sekadar insiden kelistrikan biasa, melainkan hasil dari reaksi kimia elektrokimia di dalam aki yang menghasilkan output berupa gas hidrogen.
Gas Hidrogen adalah zat yang sangat mudah terbakar dan eksplosif ketika bertemu dengan sumber panas atau titik api.
Oleh karena itu, memahami dan mengeliminasi sumber percikan api, baik dari internal maupun eksternal, menjadi kunci pencegahan.
Faktor internal pemicu percikan api seringkali terkait dengan usia pakai.
Seiring menuanya aki, tingkat larutan elektrolit (asam) berkurang, membuat pelat timbal di dalamnya tidak lagi terendam sempurna dan rentan melengkung (deformasi).
Ketika pengemudi memutar kunci kontak, itu membutuhkan lonjakan arus besar untuk menghidupkan motor starter, deformasi ini dapat menyebabkan pelat yang melengkung tersebut bersentuhan satu sama lain di dalam sel, menciptakan hubungan singkat dan memicu percikan api internal yang menyulut gas hidrogen yang ada.
Sementara itu, faktor eksternal paling umum terjadi pada sambungan terminal aki.
Kotoran, korosi, atau penumpukan residu pada kutub-kutub dan kabel aki dapat menghambat aliran arus listrik yang mulus.
Hambatan ini memicu resistensi tinggi, yang kemudian dapat menimbulkan loncatan bunga api (sparking) di area terminal saat mesin dinyalakan.
Oleh karena itu, pembersihan dan pemeriksaan terminal aki secara berkala adalah praktik perawatan krusial.
Memastikan sambungan selalu bersih, kuat, dan bebas dari korosi adalah langkah preventif utama untuk meniadakan titik api eksternal dan menjaga keamanan sistem kelistrikan mobil kalian.
Baca Juga: Inilah Gejala Kerusakan Pada Kaki-kaki Mobil, Pahami Lima Bagian Ini
Baca Juga: Tanda-Tanda Aki Mobil Waktunya Harus Diganti
Baca Juga: Cara Mudah Menambah Air Aki Mobil Bekas
Ancaman ledakan aki tidak hanya berasal dari kondisi internal, tetapi juga dari praktik jumper starter yang tidak tepat dan kegagalan pada mekanisme keselamatan baterai itu sendiri.
Kebanyakan pengemudi sering melakukan kesalahan fatal saat jumper dengan menghubungkan kabel langsung ke terminal aki yang lemah setelah menghubungkannya ke sumber daya (aki yang bagus).
Prosedur ini sangat berisiko karena seringkali menciptakan percikan api di dekat terminal aki yang lemah, area di mana konsentrasi gas hidrogen biasanya paling tinggi, yang berpotensi memicu ledakan.
Protokol keselamatan yang benar adalah selalu memasang kabel jumper pada aki yang lemah terlebih dahulu (terminal positif, lalu negatif), baru kemudian disambungkan ke sumber daya, untuk meminimalkan risiko percikan api di area berbahaya.
Selain itu, komponen keselamatan penting pada aki adalah lubang vent plug (katup ventilasi).
Lubang ini berfungsi sebagai katup pelepas tekanan (safety valve) yang krusial.
Selama proses pengisian daya (charging), terjadi hidrolisis air yang menghasilkan uap air dan gas hidrogen-oksigen di dalam sel aki, meningkatkan tekanan internal.
Jika lubang vent plug tersumbat oleh kotoran atau korosi, tekanan berlebihan akan menumpuk di dalam kotak aki, meningkatkan risiko kegagalan struktural atau ledakan.
Oleh karena itu, rutinitas pemeriksaan dan pembersihan aki sangat mempengaruhi usia pakai dan keamanan.
Perhatian harus difokuskan pada memeriksa kebocoran elektrolit, membersihkan korosi pada konektor, mendeteksi keretakan pada kotak atau tutup aki, serta memastikan kekencangan pada terminal.
Tindakan proaktif ini esensial untuk menjaga vent plug berfungsi, meminimalkan titik api eksternal, dan menjamin operasional aki yang aman dan optimal.
Posted : Selasa, 16 Desember 2025 | 13:44 WIB| Last updated : Selasa, 16 Desember 2025 | 13:44 WIB
| Editor | : | Grid |
KOMENTAR