Otomotifnet.com - Tangguh asal Pamulang ingin mengcustom Benelli Patagonian Eagle 250 seken yang baru saja dimiliki.
Tanpa pikir panjang langsung diboyong ke workshop Batakastem (BK) yang berlokasi di Jl. Semangka 4 No.11, Pamulang Timur, Tangerang Selatan, Banten.
Tampaknya masih satu area atau jangan-jangan malah tetanggaan ini sih!
Abraham Simatupang, owner BK, pun memberikan konsep Japanese Bobber yang langsung disetujui oleh Tangguh.
Baca Juga: Benelli Patagonian Eagle EFI Rajai Kelas Baru, Sport Cruiser 250 cc
Berdasarkan konsep, motor ini dari tampak depan atas dan belakang terlihat ramping.
Dari tampak samping baru terlihat bobbbernya. Mengakalinya sepatbor depan dibuat gondrong dan sepatbor belakang 3/4, serta tambahan sissybar.
Sepatbor depan dibuat dari pelat galvanis setebal 2 mm. Sama juga dengan sepatbor belakang, biar kuat.
Itu karena bagian ini berfungsi pula untuk menahan jok motor. Umumnya Abraham hanya menggunakan galvanis setebal 1,2 mm saja.
“Makin panjang sepatbor menurut saya makin besar kemungkinan untuk melendut,” jelas Abram, sapaan akrabnya.
Tangki juga dibikin dari pelat galvanis, tetapi dengan ketebalan hanya 1,2 mm.
Bentuk model H-D Sportster tapi bagian bawahnya tidak rata, agak menanjak.
Side panel tetap pakai Benelli yang direpaint. Bodi mayoritas diguyur cat berkelir hitam dengan aksen flame berwarna silver.
Baca Juga: Benelli DONG, Skuter Listrik Imut Pengganti Divo Meluncur, Harga Segini
Tetap sangar sekaligus kalem karena warna api tidak mencolok.
“Yang di tangki apinya dibikin solid, yang sepatbor depan sama belakang dibuat kayak smoke gitu."
"Jadi filosofinya kalo orang naik motor kan belakangnya asap doang,” jelasnya.
Bagian kaki-kaki, sok depan masih menggunakan bawaan Patagonian Eagle, hanya dibikin lebih empuk dengan mengurangi olinya.
Giliran pelek model palang diganti pelek jari-jari DFT aluminium berukuran belang, 2.15x18 dan 3.00x16 inci depan-belakang.
Penggunaan pelek tersebut dirasa pas untuk membuat tampilan depan motor yang skinny.
Sekalian saja rem belakang dikonversi menjadi disc brake.
Pelek lantas dibalut dengan karet bundar lansiran Swallow Classic berukuran 3.50 dan 4.00.
Baca Juga: Keeway V250FI Harga Rp 56 Jutaan, Mesin V-twin, Enak Untuk Harian?
Profil jadi nge-donat, sehingga dari samping aura bobber jadi terpancar. Sedang tampak depan tetap ramping sesuai konsep awal
“Motor beres langsung dibawa turing, padahal ngomongnya kapan-kapan,” gelak Abraham yang terkejut saat mengetahui motornya dibawa jalan jauh.
Untung aman ya! Rangga
Plus : Eksekusi konsep rapi
Minus: Sepatbor depan sedikit lecet
Data Modifikasi
Ban depan : Swallow Classic 3.50-18
Ban belakang : Swallow Classic 4.00-16
Pelek depan : Aftermarket 2.15x18
Pelek belakang : Aftermarket 3.00x16
Sokbreker depan: Standar
Sokbreker belakang: Standar
Tromol depan : Yamaha Scorpio
Tromol belakang: Custom
Tangki : Galvanis 1,2 mm
Side panel : Galvanis 1,2 mm
Alas jok : Galvanis 2 mm
Sepatbor : Galvanis 2 mm
Sissybar : Besi as 14 mm
Setang : Dragbar aftermarket + custom
Kaliper belakang: Honda CB150R
Cakram belakang: Suzuki Shogun R
Braket kaliper : Custom
Headlamp : Halogen
Stoplamp : Aftermarket LED
Knalpot : Stainless steel full system handmade Batakastem
Batakastem: 0812-9349-9102
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR