Otomotifnet.com - Siapa sangka dulu Daniel Zebedeus pernah menjadi atlet olahraga voli sebelum terjun di dunia off-road seperti saat ini.
Pemilik nama lengkap Daniel Raswiatna Zebedeus ini rupanya mulai berkarir di dunia off-road sejak dikenalkan dengan off-roader senior, Yuma Wiranatakusumah.
“Dulu sekitar tahun 90-an, ditanya ayah saya saat sudah tidak lagi jadi atlet voli. Ingin apa? Voli enggak, yang lain juga enggak,” ujar Daniel menirukan ayahnya.
Daniel pun menjawab ingin belajar mobil jip. Akhirnya ia pun dikenalkan kepada Yuma yang ternyata masih teman dari temannya ayah Daniel.
Baca Juga: Nissan Fairlady 370Z Gaya Off Road, Fender Custom Masuk Ban 33 Inci
Waktu itu rumah Yuma terletak di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, sedangkan Daniel tinggal di Kopo, Bandung, Jawa Barat.
Akhirnya ia pun belajar soal teknis dan perbengkelan secara otodidak dari off-roader kawakan tersebut. “Yuma kalau ngajarin serius dan enggak pelit ilmu,” ingat Daniel.
Chevy Blazer Gajah Monster
Yuma rupanya juga sering mampir ke rumah Daniel karena dulu suka bolak-balik ke Ciwidey, Kab. Bandung.
Suatu saat Daniel kembali mengunjungi Yuma di rumahnya, ia melihat ada Chevrolet K5.
“Saya bilang di rumah saya juga ada yang kayak gini,” ujar Daniel.
Yuma pun tertarik dan seiring waktu akhirnya datang ke Bandung untuk melihat mobilnya.
Spesifikasinya setir kiri dengan transmisi manual. Lantas Yuma pun menawar Chevrolet Blazer K5 tersebut.
“Tapi dia belum bilang (beli) untuk siapa,” kekeh pria ramah ini.
Usut punya usut ternyata mobil ini dibeli untuk dipakai Tim Gilas Mobil Tabloid OTOMOTIF.
Daniel sendiri pun akhirnya ikut jadi bagian tim tersebut bersama dengan Yuma dan Anto Beding (Djaing), salah satu redaktur senior OTOMOTIF.
Baca Juga: Trail Special Engine Tidak Disarankan Untuk Pemula, Bisa Berbahaya
Saat itu Chevy Blazer masih mengusung nama Gajah Putih, sebelum berubah menjadi Gajah Monster seperti yang kita kenal sekarang.
“Dulu ada acara Kelpie Auto Show di Jakarta, Gajah Putih pertama kali tampil,” kenang Daniel.
Daniel kebagian mengurusi urusan teknis Tim Gilas Mobil. Waktu itu ia belum punya bengkel sendiri, hanya membuka ‘praktik’ rumahan di garasi rumahnya di Kopo.
Eiits tapi meski hanya ngebengkel di rumah, Daniel sukses mengubah Blazer jadi ‘monster’ dengan memakaikan ban berukuran 44 inci.
Bersama Tim Gilas, ia menyambangi beberapa kota besar di Indonesia untuk melakukan aksi layaknya sirkus.
Menurutnya kalau di lapangan ia paling repot karena mengurusi masalah teknis.
Yang unik, ketika baru tiba di satu kota, hal pertama yang ia tanyakan adalah di mana tempat loak terdekat.
Hal tersebut rupanya untuk mencari spare part untuk mobil-mobil yang berlaga di Tim Gilas.
“Bisa dibilang karena budget pas-pasan dan karena hobi juga,” gelak Daniel.
Baca Juga: Modifikasi Toyota Raize Gaya Racing dan Rally Look, Cocok Yang Mana?
“Karena Blazer (OTOMOTIF) dan Scout Yuma mobil Amerika tergolong langka, jadi kita sudah mempersiapkan beberapa spare part juga. Sedangkan mobil lain seperti Toyota bisa mengambil barang dari tukang loak,” lanjutnya.
Dari Tim Gilas Mobil ini pula Daniel mulai kenal dengan teman-teman redaksi OTOMOTIF.
Salah satunya Agus Langgeng, mantan pemimpin redaksi OTOMOTIF yang pertama.
Daniel sendiri mulai ngebengkel di rumah sekitar tahun ’97. Meski hanya di garasi sendiri, rupanya pelanggan yang minta dibuatkan mobil cukup banyak.
“Dulu karena tidak muat parkir di rumah, sampai parkir di depan rumah tetangga. Berbaris sampai panjang,” kenang Daniel.
Banyak cerita unik saat ia buka bengkel di rumahnya. Salah satunya Gamon atau Gajah Putih yang dikerjakan di sini.
Saat mobil ingin dimasukkan ke dalam garasi rupanya bodi bongsor Gamon tidak muat.
Oleh Daniel, Blazer bermesin 8 silinder tersebut dipaksa masuk dan akhirnya berhasil. Saat Djaing ingin mengambil, rupanya mobil malah nyangkut di garasi.
“Keluarinnya pinjem kompresor tukang ban, terus roda belakang dikempesin supaya turun jadi mobil bisa mundur. Baru setelah itu diisi angin lagi,” ujar Daniel sambil tertawa.
Baca Juga: Cukup 2 Alat, Tenaga Standar Innova Diesel dan Fortuner Diesel Naik 50 DK
Mungkin karena ramai dan berada di lingkungan komplek, lama-lama bengkel mulai menimbulkan ‘keresahan’ warga. Sampai akhirnya dirapatin oleh warga RW setempat.
“Cuman saya yang tidak diundang rapat, karena mereka rapatnya tentang saya,” gelak pria kelahiran 1964 tersebut.
Berkat ‘usiran’ halus tersebut, Daniel akhirnya mantap untuk buka bengkel sendiri.
Tahun 2000 ia pindah ke Gading Regensi, Bandung dan membuka bengkel miliknya.
Bengkel tersebut diberi nama FAD Works seperti yang kita kenal sekarang. Di tahun inilah ia pertama kali diliput oleh Majalah JIP dari OTOMOTIF Group.
“Sebelumnya sudah kenal dan dekat dengan teman-teman OTOMOTIF dan masuk di liputan gilas mobil. Tapi kalau benar-benar diliput sendiri ya di Majalah JIP ini,” jelasnya.
Lokasi bengkel di Gading Regensi rupanya tidak lama, karena tahun 2003 ia pindah ke wilayang Padalarang.
Kemudian pindah lagi tahun 2007 ke Sangkuriang, Cimahi sampai saat ini.
Ada yang menarik dari nama FAD Works. Penamaan ini bermula ketika dulu ia pernah bikin event off-road di kawasan Awiligar, di daerah Dago Atas, Bandung.
Baca Juga: Mitsubishi New Pajero Sport Harga Naik, Per Juli 2021 Termurah Mulai Rp 507 Jutaan
Event tersebut sampai sudah disponsori oleh salah satu perusahaan rokok. Saat ingin mengurus perijinannya, ternyata harus ada namanya agar resmi.
“Karena waktu itu saya bersama teman saya Feri dan Anto, akhirnya diambil masing-masing inisial nama kita saja. FAD, Feri, Anto dan Daniel,” ujarnya.
FAD Works bisa dibilang sebagai bengkel off-road pertama yang melahirkan mobil tubular.
Bahkan menurut Daniel, mobil balap tubular Yuma yang pertama, Toyota Land Cruiser ‘Si Edun’, dibuat olehnya.
“Brand saya dengan ciri khas membuat jip tubular. Orang banyak datang ke kita bikin rolling chasis,” jelas Daniel.
Hal ini membuat FAD identik dengan konsep tubular. Idenya adalah, dengan bobot mobil yang semakin ringan performanya akan lebih laju berkat power to weight ratio yang baik.
“Dulu malah pernah dibilang gila segala karena memotong-motong bodi mobil,” aku Daniel.
Dengan bobot lebih ringan, otomatis mobil masih bisa menggunakan komponen standar tanpa harus diganti dengan part heavy duty.
Urusan bawa spare part juga lebih sederhana. Ujungnya barang bawaan jadi lebih ringan.
Baca Juga: Modifikasi Jeep Wrangler JK Sport, Dibikin Ala USDM Biar Enggak Bosan
Prerunner & Kendaraan Militer
Selain tubular, Daniel juga sedang getol mengerjakan mobil prerunner dan kendaraan taktis militer.
“Saya melihat peluang menciptakan di off-road banyak. Tidak selalu 4x4,” jelasnya.
Di Amerika Serikat banyak komunitas off road yang mobil hariannya seperti mobil balap. Tampilan kendaraan dan performa juga seperti mobil balap Baja.
“Mulailah kita memberi informasi sama teman-teman soal prerunner ini,” tambah pria kelahiran 15 Juni tersebut.
Salah satu idenya datang dari mobil tambang yang unitnya cukup banyak. Konsep tadi dimasukkan ke mobil tersebut. Jadi pick up double cabin bergaya balap.
Suspensi maksimal, bodi dipotong-potong dan dibuat ‘kembung’ agar bisa menampung ban berukuran besar.
Soal kendaraan militer seperti yang pernah diulas oleh channel YouTube JIP TV dan Otoman, awalnya Daniel hanya dimintai tolong oleh beberapa rekannya saja untuk membuat kendaraan taktis.
Ia baru mulai terjun secara penuh sepeninggal mendiang anaknya.
“Beberapa teman-teman tentara dari militer banyak yang mampir ke bengkel untuk memberi dukungan,” kenangnya.
Baca Juga: Modifikasi Suzuki Jimny JB43, Jadi Jangkung Bikin Istri Ketagihan
Selanjutnya ia mulai serius membuat kreasi baru prototipe kendaraan militer. Salah satunya yang sudah dikenal luas yaitu Maung.
Ada pula P6 ATAV, GI-1, Bima M31 sampai Ripsaw, kendaraan tempur dengan penggerak rantai.
Yang terbaru saat ini ia dalam proses membangun mobil serbu untuk urban warfare dengan kapasitas 6 personil.
Yang menarik, posisi driver berada di tengah bak mobil McLaren F1.
“Dengan liputan OTOMOTIF jadi lebih naik yang pasti. Tapi soal prerunner ini harus kita bikin knowledge lagi supaya masyarakat lebih paham, modifikasi off-road tidak melulu adventure dan overland” ujarnya.
Siap Om Daniel, laksanakan! Rangga
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR