Otomotifnet.com - Utomocorp merupakan APM dari beberapa brand di Indonesia, antara lain ada Italjet, Niu, Royal Alloy dan satu lagi Energica.
Seperti kita tahu, Energica merupakan produsen motor listrik asal Italia.
Buat yang suka nonton MotoGP, pasti tak asing dengan Energica, karena di beberapa seri Eropa ada supporting race MotoE yang mengadu Energica Ego.
Nah salah satu yang mulai dijual oleh Utomocorp adalah versi jalan raya dari motor listrik balap MotoE, yaitu Energica Ego+.
Harganya cukup fantastis, hampir satu miliar, tepatnya Rp 962 juta on the road Jakarta.
Baca Juga: Niu Gova 03, Pesaing Gesits yang Punya Desain Unik, Muka Mirip Robot
Unitnya bisa ditemui di dealer yang ada di Motolife Gallery yang terletak di kawasan SCBD, Senayan, Jakarta Selatan.
Apa sih daya tarik dari Ego+ dan bagaimana kesan pertama menaikinya? Yuk simak.
DESAIN
Secara desain, Ego+ memang cukup sporty khas motor full fairing yang pas buat di sirkuit.
Tapi, kalau dilihat dari depan justru mengingatkan kita pada produk asal India, Bajaj Pulsar RS 200.
Terutama dari bentuk ‘muka’, yaitu dari adanya 2 buah lampu proyektor dengan lekuk fairing menjorok.
Bagian ini identik banget! Bedanya ada DRL mungil di tengahnya.
Geser ke tengah, terdapat ‘tangki’ yang dimensinya tergolong besar dan permukaannya cembung.
Fungsinya tentu lebih ke estetika dan pelindung baterai dan sistem kelistrikan di baliknya.
Bodi belakang modelnya tentu meninggi dengan jok bertingkat. Namun bentuknya agak kaku, tak secantik desain motor Italia lain semisal Ducati atau MV Agusta.
Baca Juga: Kupas Detail Italjet Dragster, Asli Keren Parah! Panigale Versi Skutik
DINAMO & BATERAI
Sebagai sumber penggerak, Ego+ menggunakan dinamo jenis HSM (Hybrid Synchronous Motor) Liquid-Cooled 3-Phase – 300 V – 12.000 rpm dengan Adaptive Control Inverter.
Motor penggerak ini merupakan hasil kerja sama Energica dan Mavel, makanya disebut EMCE yang merupakan kepanjangan dari Energica – Mavel Co-Engineered Motor & Inverter.
Motor dan inverternya didesain punya satu kesatuan sistem pendinginan cairan, sehingga lebih simpel dan ringan.
Radiatornya mungil mirip oil cooler, letaknya seperti radiator pada umumnya, di belakang roda depan.
Power yang mampu dihasilkan motor listrik EMCE ini tergolong besar, puncaknya 169 dk dengan keluaran rata-rata secara terus-menerus 147 dk.
Yang lebih mencengangkan tentu torsinya, 215 Nm! Hampir 2 kali lipat torsi Kawasaki Ninja ZX-10R yang sebesar 114,9 Nm.
Jadi jangan heran jika klaim akselerasinya tergolong cepat, 0-100 km/jam cuma 2,8 detik! Tapi klaim top speed cuma 240 km/jam.
Hal itu tak mengagetkan sih, karena khas motor listrik memang torsi awalnya kuat banget, namun tengah ke atasnya biasa saja. Mirip mesin bensin dengan konstruksi overstroke.
Tapi perlu dicatat, seperti EV (electric vehicle) pada umumnya, Ego+ transmisinya cuma single speed. Jadi tinggal gas rem saja, tak ada perpindahan gigi maupun kopling.
Baca Juga: Niu Gova 03 Harga Murah tapi Fitur Seabreg, Ada Cruise Control Segala
Oiya di dalam motor listriknya terdapat oli sebagai pelumas, yang mesti diganti tiap 30.000 km. Sementara coolant diganti tiap 45.000 km.
Biar bisa dijinakkan dengan baik sesuai kondisi jalan dan kemampuan pengendara, Energica membekali Ego+ dengan 4 pilihan Riding Modes, ada Eco, Standard, Wet, dan Sport.
Sebagai sumber tenaga, Ego+ menggendong baterai lithium polymer berkapasitas 21,5 kWh! Gede banget!
Makanya secara dimensi sangat besar, menghabiskan ruang di balik fairing, dan bobot keseluruhan motor mencapai 260 kg! Bandingkan dengan Ninja ZX-10R yang hanya 207 kg.
Bobot terbesar tentu saja baterainya. Sebagai perbandingan, baterai Rakata X5 yang cuma 1,2 kWh saja beratnya 10,35 kg, itu berarti baterai milik Ego+ yang kapasitasnya 21,5 kWh bisa jadi lebih dari 200 kg!
Kabar baiknya karena besar, jarak tempuh yang ditawarkan cukup jauh, untuk dalam kota diklaim bisa 420 km, kombinasi 246 km, sementara luar kota hanya 198 km. Lumayan jauh kan?
Untuk mengisi ulang baterai ada 2 slot, yaitu secara DC buat fast charging atau AC yang slow.
Spesifikasi listrik yang dibutuhkan dayanya sebesar 3.000 watt. Jadi jangan sembarangan colok, bisa-bisa listrik njeglek karena enggak kuat.
Slot pengisian terletak tepat di bawah jok pengendara, yang mana di sebelahnya juga terdapat kipas pendingin, tampaknya untuk mendinginkan controller.
Baca Juga: Italjet Dragster Besok Meluncur, Spek Mesin Gahar, NMAX dan PCX Kalah!
Oiya untuk menambah range, ada pula teknologi Regenerative yang kinerjanya bisa dipilih dalam 4 pilihan; Low, Medium, High, dan Off.
FITUR & TEKNOLOGI
Membahas fitur Ego+ kita awali dari depan, tampak jelas tentu saja lampu utama model bulat yang tentunya LED, termasuk DRL dan lampu sein.
Nah di baliknya terdapat panel instrument berukuran 4,3 inci tipe WQVGA 480×272 TFT Colour Display yang juga terintegrasi dengan GPS receiver dan Bluetooth, sehingga bisa terkoneksi dengan smartphone pakai aplikasi MYEnergica.
Info yang disajikan tentu banyak, bukan hanya keterangan riding mode dan regenerative, ada pula info kecepatan, odometer, range, tripmeter, jam, suhu lingkungan, suhu baterai, kapasitas baterai, setingan ABS (on/off) sampai tenaga dan torsi yang dikeluarkan.
Untuk memilihnya pakai tombol mode dan set yang ada di panel sakelar setang kiri.
Terdapat pula fitur Traction Control dengan 6 tingkat sensitivitas, yang kinerjanya bekerja sama dengan eABS dan ABS dari Bosch.
Ada juga Cruise Control, yang tombolnya terdapat di panel sakelar sebelah kanan.
Yang mana di depannya terdapat juga tombol Grip Heater, namun ternyata yang ini opsional.
Ada pula fitur Park Assistant, alias buat maju mundur secara perlahan, maklum bobotnya berat banget.
Baca Juga: Motor Listrik Energica Hadir di Indonesia, Bawa 3 Model, Termurah Rp 800 Jutaan
Geser ke area kaki-kaki, Ego+ pakai suspensi depan upside down Marzocchi berdiameter as 43 mm, dengan setelah preload, compression dan rebound.
Sementara di belakang lengan ayun dikawal monosok Bitubo dengan setelan preload dan rebound.
Yang unik letaknya di sisi kanan, bukan di tengah seperti monosok umumnya.
Hal itu tentu saja karena tak ada ruang di bagian pangkal lengan ayun, habis oleh dimensi baterai dan dinamo yang memang besar.
Peleknya berukuran 3.50x17 dan 5.50x17 yang dibalut ban Pirelli Diablo Rosso III 120/70ZR17 dan 180/55ZR17.
Remnya yang depan cakram ganda semi-floating 330 mm dikawal kaliper Brembo 4 piston, sedang belakang cakram tunggal 240 mm dengan kaliper Brembo 2 piston.
RIDING POSITION
Ego+ yang menggunakan rangka tipe trellis tentu saja punya riding position yang khas besutan untuk sirkuit, nunduk!
Tinggi jok 810 mm, cukup bikin jinjit untuk yang berpostur 173 cm karena saat diduduki suspensi belakang seakan tak bergeming.
Lalu posisi setangnya rendah, kalau ditarik garis lurus hampir sejajar jok, foostepnya tentu tinggi dan letaknya cukup mundur.
Baca Juga: PCX 160 Dimodifikasi Nyentrik, Pakai Pelek Forged, Detail Mewah
Hasilnya, saat naik pengendara memang dipaksa nunduk karena saat meraih setang terasa jauh dan rendah, dikombinasi dengan kaki yang nangkring.
Saat coba mendirikan dari posisi distandar samping yang bikin surprise tentu bobotnya, terasa banget kalau berat!
Akan lebih terasa saat coba memindahkan, rasanya kalau sendirian akan kerepotan kalau tanpa mengaktifkan fitur Park Assistant.
Saat coba memindahkan simulasi seperti di parkiran pun akan kerepotan dengan radius putarnya yang lebar, karena sudut belok setangnya sempit.
Ditambah lagi wheelbase yang lumayan panjang, 1.465 mm, lebih panjang 15 mm dari Kawasaki Ninja ZX-10R yang cuma 1.450 mm.
Benar-benar motor sirkuit yang tanpa emisi gas buang ini sih!
Data Spesifikasi:
P x L x T: 2.140 x 870 x 1.166 mm
Jarak sumbu roda: 1.465 mm
Tinggi jok: 810 mm
Bobot: 260 kg
Tipe sasis: Steel Tubular Trellis
Pelek: Cast aluminium 3.50x17 & 5.50x17
Ban: Pirelli Diablo Rosso III 120/70ZR17 & 180/55ZR17
Lengan ayun: Cast aluminium
Suspensi depan: Marzocchi Ø43 mm, Adjustable Rebound and Compression Damping, Spring Preload
Suspensi belakang: Bitubo, Adjustable Rebound, Spring Preload
Rem depan: Brembo, Double Floating Discs, Ø330 mm, 4 Pistons Radial Caliper
Rem belakang: Brembo, Single Disc, Ø240 mm, 2 Pistons Caliper
Kapasitas baterai: 21,5 kWh
Motor listrik: HSM (Hybrid Synchronous Motor) Liquid-Cooled 3-Phase – 300 V – 12,000 rpm with Adaptive Control Inverter, EMCE
Tenaga: puncak 169 dk, terus-menerus 147 dk
Torsi maksimal: 215 Nm
Jarak tempuh: 420 km (perkotaan), 246 km (kombinasi), 198 km (luar kota)
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR