Otomotifnet.com - Ducati Panigale V2 dibekali mesin 955 cc twin cylinder Superquadro.
Klaimnya bisa menyemburkan tenaga maksimal 155 dk pada 10.750 rpm dan torsi 104 Nm di 9.000 rpm.
Tapi karena yang OTOMOTIF coba sudah pakai Akrapovic titanium, pasti muntahan tenaganya lebih besar dan bobot lebih ringan!
Jika dibanding 959 Panigale, ternyata klaimnya Panigale V2 punya tenaga lebih besar 5 dk dan torsi lebih besar 2 Nm.
Ini karena adanya penyempurnaan pada dual injector baru, new inlet ducts, juga throttle body oval berdiameter 62 mm.
Baca Juga: Ducati Indonesia Beri Promo Kemerdekaan, Harga Jadi On The Road Hingga Cashback Rp 76 juta!
Untuk dipakai harian, pindah gigi di tiap 5.000 rpm rasanya sudah lebih dari cukup. Karena jika digas penuh, pastinya larinya berlebihan, wuusshhh…
Tapi tenang, biar sesuai kondisi jalan, Panigale V2 dilengkapi 3 riding modes; Street, Sport, dan Race.
Ketiga riding modes bisa dicustom sesuka hati. Ingin tenaga motor sebuas apa, seberasa sensitif ABS, DTC, DWC, juga EBC.
Dengan riding mode Street, respons tenaga yang dihasilkan terkesan lebih smooth.
Jadi tetap nyaman saat dikendarai secara santai atau berboncengan. Saat masuk sirkuit? Tentu saja pakai Race!
Tenaga mesin akan keluar seutuhnya dikombinasi dengan sensitifitas perangkat elektronik yang lebih minim.
Tiap pindah gigi di 11.500 rpm terasa sangat cepat dan cocok saat dipakai di sirkuit.
Baca Juga: Ducati Multistrada V4 Resmi Hadir di Indonesia, Mulai Dari Rp 779 Juta'
Seberapa cepat sih? Tentu tergambar dari hasil tes akselerasi menggunakan Racelogic.
Didapat catatan waktu 2,4 detik untuk menempuk 0-60 km/jam, 3,9 detik untuk 0-100 km/jam, dan 7,6 detik untuk jarak 0-201 meter. Kencang!
Di trek lurus Sentul, kecepatan tertinggi yang didapat OTOMOTIF 269 km/jam. Wuuuzzz...
Lantas bagaimana dengan panas mesin? Cukup terasa, khususnya di paha dan pantat, itu berasal dari hawa panas leher knalpot, bukan kepala silinder.
Tapi tidak perlu khawatir, bisa disiasati dengan membuka kaki beberapa saat agar hawa panas yang terperangkap di balik paha bisa terbuang oleh angin dari depan.
Data tes:
0-60 km/jam: 2,4 detik
0-80 km/jam: 3,1 detik
0-100 km/jam: 3,9 detik
0-100 meter: 5,4 detik @137,1 km/jam
0-201 meter: 7,6 detik @177,6 km/jam
0-402 meter: 11,3 detik @216,3 km/jam
Data spesifikasi:
Mesin: Superquadro L-twin cylinder 955 cc, 4 klep persilinder, Desmodromic, pendingin cairan
Bore x stroke: 100 x 60,8 mm
Perbandingan kompresi: 12,5:1
Tenaga maksimal: 155 dk @10.750 rpm
Torsi maksimal: 104 Nm @9.000 rpm
Pengkabutan: Sistem bahan bakar injeksi elektroni, dua injector persilinder, ride-by-wire throttle body elips
Kopling: Hydraulic
Final drive: 43/15
Rangka: Monocoque aluminium
Suspensi depan: Fully Adjustable Showa BPF 43 mm
Travel suspensi depan: 120 mm
Suspensi belakang: Fully adjustable Sachs with aluminium single-sided swingarm
Travel suspense belakang: 130 mm
Pelek depan: 3.15” x 17”
Pelek belakang: 5,50” x 17”
Ban depan: Pirelli Diablo Rosso Corsa II 120/70-17
Ban belakang: Pirelli Diablo Rosso Corsa II 180/60/17
Rem depan: Cakram 320 mm semi-floating ganda, kaliper Brembo Monobloc M4 radially mounted with EVO Cornering ABS
Rem belakang: Cakram 245 mm, kaliper Brembo 2 piston with Cornering ABS ECO
Berat kering: 176 kg
Berat basah: 200 kg
Tinggi jok: 840 mm
Jarak sumbu roda: 1.436 mm
Rake: 24°
Trail: 94 mm
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR