Otomotifnet.com - Gambaran sebuah skutik listrik buat komuter harian paling masuk akal bisa dilihat dari Smoot Tempur.
Hal itu antara lain karena enggak perlu ngecas lama-lama, didukung aplikasi yang canggih dan harga relatif terjangkau.
Oiya Smoot merupakan merek lokal, produknya baru ada Tempur.
Harganya menurut Anita Laban, Branding Director PT Smoot Motor Indonesia, normalnya Rp 14,9 juta, sedang di masa promo hanya Rp 13,9 juta.
Baca Juga: Tolak Penggolongan SIM C1 untuk Pengendara Motor Listrik, Ini Penjelasan Gesits
Itu kondisi OTR Jakarta dan dapat garansi sistem kelistrikan 2 tahun, dan garansi baterai seumur hidup.
Eh tapi anehnya saat pembelian enggak dapat charger layaknya motor listrik lain, terus gimana isi ulang baterainya? Nah biar paham, yuk simak sampai akhir.
DESAIN
Tampilan Tempur secara garis besar seperti skutik listrik dari China atau Taiwan, contohnya Rakata X5.
Dimensinya panjang, punya lampu depan dan belakang yang lebar, tapi pakai ban berdiameter kecil yang membuatnya terlihat pendek.
Tempur ini pakai ring 12 inci di kedua roda dengan ban 90/70-12, sehingga kaki-kakinya terlihat sangat kurus.
Jomplang dengan dimensi bodi yang gendut, utamanya sisi belakang yang mana lampunya lebar banget.
FITUR & TEKNOLOGI
Nah sisi ini yang sangat diandalkan oleh Smoot, yaitu teknologi. Jadi walaupun harganya terjangkau, tapi Tempur dibekali teknologi yang terbilang modern banget!
Tapi jangan melihat fitur fisik yang nempel di motor ya, karena biasa banget. Paling menonjol hanya spidometer digital dengan info standar.
Antara lain ada petunjuk kecepatan, kapasitas baterai dalam bar dan persen, odometer dan lampu-lampu peringatan.
Baca Juga: Kredit Motor Listrik Gesits, Angsuran Mulai Rp 600 Ribuan Tanpa Uang Muka
Yang tak biasa ada lambang rem dan sinyal yang sesekali menyala saat di jalan.
Berikutnya ada dua konsol di bawah setang, yang kiri tergolong lega dan dalam, bisa muat 2 buah botol air minum 600 ml.
Di dalamnya juga ada port USB. Lalu ada pula gantungan barang di bawah setang. Kalau di bawah jok ruangnya dikuasai baterai, menyisakan sedikit ruang untuk barang kecil.
Sisanya paling lampu depan LED, kalau lampu rem dan sein belakang malah masih bohlam halogen. Kontak pun sederhana, tanpa pengaman magnet.
Yang tampak menarik perhatian paling remnya, cakram di kedua roda dan CBS (Combine Brake System).
Makanya kaliper depan kendati kecil tapi 3 piston, sedang belakang kaliper 2 piston. Jika handel rem kiri ditarik, pakem banget!
Lalu mana teknologi yang modern? Itu enggak bisa dilihat di motornya secara langsung, melainkan di aplikasi yang digunakan, yaitu Swap.
Ini merupakan aplikasi wajib untuk pemilik Tempur, tanpa menginstalnya di smartphone, maka motor tak bisa digunakan.
Hal itu karena secara metode penggunaan Tempur beda dengan motor listrik lain.
Baca Juga: NIU Tanggapi Soal Penggolongan SIM C, Seharusnya Pengguna Motor Listrik Diistimewakan
PT Smoot Motor Indonesia mengibaratkan jualan mereka seperti bisnis galon atau tabung gas isi ulang.
Motornya ibarat dispenser atau kompornya, lalu baterai ibarat galon atau tabung gasnya.
Jadi yang dijual dalam jangka panjang untuk dapat keuntungan sebenarnya bukan motornya, melainkan penjualan listrik dalam bentuk token, layaknya air dan gas di bisnis air dan gas isi ulang.
Jadi setelah Tempur dibeli, pemilik memang tak bisa langsung menggunakan, “Jadi harus isi token, kecuali dapat paket kilometer gratis,” terang Anita.
Oiya selama 6 bulan pertama, pembeli memang mendapat token gratis 500 km/bulan.
Jumlah sisa maupun cara isi ulang token ini tentu ada di aplikasi Swap. Selain itu, salah satu menu utama yang disajikan ada Map, yang berisi tempat penukaran baterai.
Nah terjawab kan kenapa saat pembelian Tempur tak dapat charger, karena pengguna Smoot lebih diarahkan untuk melakukan swap atau tukar baterai.
Sehingga masalah utama motor listrik yaitu isi ulang baterainya lama bisa dieliminasi.
“Proses swap sangat singkat, hanya 9 detik,” terang Irwan Tjahaja, CEO PT Smoot Motor Indonesia. Wow cepet banget!
Baca Juga: TVS iQube Diuji Lengkap, Segini Daya Jelajah Hingga Top Speednya
Enaknya lagi, penukaran baterai ini tidak dibatasi mau berapa kali, tak terbatas selama masih punya token.
Jadi setiap merasa kapasitas baterai mulai menipis, bisa langsung cek lokasi penukaran terdekat dan menukar baterainya.
Lokasi penukaran baterai ini tercantum lengkap di menu Map yang ada di aplikasi Swap, termasuk ketersediaan baterainya ada berapa dan persentase isinya.
Namun, saat ini mayoritas baru ada di seputaran Jakarta, dan baru ada 100 titik, khususnya di Alfamart dan SPBU Shell.
Tapi menurut Irwan, pihaknya sedang melakukan penjajakan dengan SPBU Pertamina dan gerai modern lain untuk penambahan lokasi tukar baterai.
Oke balik lagi ke aplikasi Swap. Selain Map, menu utama kedua ada My Motorcycle, yang mana kalau masuk salah satunya terdapat info baterai.
Isinya antara lain suhu, kapasitas dan jarak yang masih bisa dicapai. Di sini juga terdapat menu untuk melakukan top up token.
Lalu ada Data, isinya jarak yang telah ditempuh harian, mingguan dan bulanan, durasi penggunaan, kecepatan rata-rata sampai top speed.
Menu utama ketiga ada My Account, berisi identitas pemilik motor berikut data pelat nomor, nomor rangka dan nomor mesin.
Baca Juga: Molis Ini Namanya Eva Mirip Penyanyi Cantik, Spek Gahar, Harga Hampir Rp 1 Miliar
Di My Account juga terdapat info Transactional History, isinya berupa catatan perjalanan dan kapan isi ulang token.
Di sini bisa ketahuan motor pernah berhenti di mana saja karena terekam secara online, makanya ada lambang sinyal di spidometer.
Lalu ada Record of Swap, tentunya berisi rekaman di mana saja melakukan tukar baterai.
Dan yang paling menarik tentu ada menu My Motorcylce is Stolen. Jika motor dicuri, tinggal tekan pilihan Lock Motorcycle maka motor akan terkunci. Canggih!
PERFORMA
Sebagai sumber tenaga, Tempur dibekali sebuah baterai berkapasitas 64 Volt 22 Ah atau 1,408 kWh.
Lalu sumber penggeraknya pakai dinamo BLDC model hub alias langsung di teromol roda belakang berdaya 1.500 Watt.
Performanya seperti skutik listrik kecil lain, kalem banget! Bisa langsung dilihat dari catatan akselerasinya, untuk dapat 60 km/jam perlu waktu 32,3 detik!
Lalu top speed di spidometer di lintasan datar mentok 62 km/jam saja. Kalau di turunan lumayan, bisa 69 km/jam.
Baca Juga: Kesan Pertama Menaiki Motor Balap MotoE Versi Jalan Raya, Energica Ego+
Kalemnya performa juga terlihat dari speed yang diraih di 0-201 meter dan 0-402 meter, bedanya sedikit banget!
Di 201 meter kecepatan 56,2 km/jam, di 402 meter cuma naik sedikit jadi 58,7 km/jam.
Jadi Tempur cocoknya memang buat mobilitas santai jarak dekat, atau di dalam kota yang padat, yang tak butuh kecepatan tinggi atau sering menyalip.
Oiya sebagai pengaman, saat kontak baru on maka ada di kondisi P (parking), biar ready mesti menekan tombol P di setang kanan atau tarik tuas rem.
Kemudian khas motor listrik, ada cut off listrik tiap tuas rem ditarik, di saat bersamaan muncul lambang rem di spidometernya.
Enaknya, saat cut off di Smoot tidak bikin kaget. Laju motor tetap mengalir tanpa engine brake.
RIDING POSITION & HANDLING
Posisi duduknya cukup menyenangkan buat penggunaan harian, karena santai khas skutik kecil dan termasuk pendek.
Tinggi joknya cuma 690 mm. Ditunjang juga dengan penampang jok yang luas dan berbusa empuk.
Hanya saja jarak antara dek dan jok memang termasuk dekat, jadi buat yang tingginya di atas 170 cm kaki seperti nangkring.
Baca Juga: Berbanderol Hampir Rp 1 Miliar, Ini Deretan Fitur Energica Ego+
Untuk handling tentu lincah, karena bobotnya cuma 68 kg! Tantangannya paling hanya wheelbase yang panjang, 1.340 mm, bandingkan dengan Honda BeAT yang hanya 1.256 mm.
Tapi konsekuensi positifnya jadi punya dek yang sangat luas, bisa dengan mudah saat membawa galon air.
Karakter suspensinya cukup bisa diandalkan, terutama yang belakang yang pakai sokbreker ganda.
Empuknya dapat, namun tidak sampai mengayun berlebihan. Paling suspensi depan, jika melibas jalan tak rata terasa agak keras.
KONSUMSI LISTRIK
Karena pakai metode isi ulang token, jadi konsumsi listrik Tempur lebih dipengaruhi paket top up yang dipilih.
Ada 3 pilihan, yaitu kuota 100 km dengan harga Rp 20 ribu atau Rp 200/km, kuota 250 km Rp 45 ribu atau Rp 180/km, atau kuota 500 km Rp 80 ribu atau Rp 160/km.
Secara angka, jatuhnya memang lebih mahal dibanding skutik listrik yang ngecas sendiri yang berkisar Rp 30/km.
Tapi, enaknya Tempur tentu karena model tukar baterai, jadi tak perlu menunggu baterai penuh yang bisa 6-7 jam.
Baca Juga: Awas Hati-hati, Kasus Pencurian Kaliper ADV150 dan PCX 150 Sudah Menjalar ke PCX 160!
Oiya, sebenarnya home charger juga ada, namun dijual terpisah sebagai aksesori. Menurut Anita, harganya sekitar Rp 900 ribu.
Namun kendati pakai charger tersebut dan nyoloknya di listrik rumah, tetap saja untuk bisa digunakan Tempur harus isi token dahulu!
Data tes:
0-60 km/jam: 32,3 detik
0-80 km/jam: -
0-100 m: 11,3 detik (@47,7 km/jam)
0-201 m: 18,3 detik (@56,2 km/jam)
0-402 m: 30,8 detik (@58,7 km/jam)
Top speed di spidometer: 62 km/jam
Top speed di Racelogic: 60,7 km/jam
Konsumsi listrik: Rp 160-200/km
Data spesifikasi:
Kapasitas baterai: 64 V/22 Ah
Tipe motor: DC Brushless
Daya motor: 1.500 Watt
Kecepatan putaran: ± 10 rpm
Torsi maksimal: 112 Nm @750 rpm
Controller: 18 tube electric Vektor Limit 45 A
Under-voltage/over-current: 51,5±0,5 Volt
P x L x T: 1.860 x 690 x 1.050 mm
Jarak sumbu roda: 1.340 mm
Ban: 90/70-12
Tinggi jok: 690 mm
Jarak terendah: 145 mm
Bobot: 68 kg
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR