Sehingga jika terjadi perubahan pada kondisi lintasan, para kompetitor bisa langsung diberikan pemberitahuan.
Dalam kesempatan berbeda, Rifat Sungkar selaku Wakil Ketua Umum Divisi Mobility IMI yang juga berkompetisi di Sprint Reli Meikarta tidak memungkiri hal tersebut.
Namun, ia mengatakan bahwa munculnya gundukan baru tersebut terjadi saat event sedang berlangsung dan belum ada saat safety delegates melintas.
"Di tempat kecelakaan Sean itu memang ada gundukan, tapi semua tim sudah tahu itu dan kami kasih caution (tanda bahaya potensial di pacenotes)," ujar Rifat, (29/11/21).
"Semua mobil loncat setelah melewati gundukan dan mendarat di area tanah 30-50 meter setelahnya, tapi setelah dihantam 70 mobil area mendaratnya itu jadi lebih cekung," tambahnya.
Hal tersebut pun memunculkan gundukan baru yang akhirnya meluncurkan Citroen C3 R5 milik Sean ke udara.
"Saat mendarat itu suspensi mobil pasti terkompresi, tapi karena jarak gundukan baru itu cukup dekat suspensi tadi belum sempat naik kembali," kata Rifat.
Sehingga ketika Sean lewat, Rifat memperkirakan gundukan baru itu pun tidak sempat diserap oleh suspensi mobil dan malah berperan sebagai loncatan.
Kembali ke Sean, ia sendiri mengaku tidak mau menunjuk siapa yang benar maupun salah dalam kejadian tersebut.
Ia paham bahwa balap, terutama reli, memiliki risiko kecelakaan yang besar dengan konsekuensi yang besar juga.
"Semoga dengan kejadian ini kita di Indonesia bisa belajar banyak tentang bagaimana menciptakan kondisi yang aman, apakah saat balapan atau berkendara biasa di jalan raya," tutup Sean.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR