Otomotifnet.com - Toprak Razgatlioglu juara dunia World Superbike (WSBK) 2021 menunggangi Yamaha YZF-R1. Yang dijual ada varian yang lebih tinggi, YZF-R1M.
Versi terbaru R1M model 2022 sudah ada yang masuk Indonesia. Salah satunya lewat importir umum (IU) E-Motorsport.
Meski model 2022 ini jika dibanding yang 2021 perubahannya tak begitu signifikan, namun tetap istimewa, salah satunya tentu faktor populasi.
Masuk lewat IU jumlahnya cuma hitungan jari. Malah, kalau di E-Motorsport ini unit pertama. Jadi tentunya cocok buat yang ingin koleksi superbike berpopulasi langka.
Lalu apa sih keunggulan R1M selain dari populasinya yang langka? Yuk simak.
DESAIN
Desain R1M maupun R1 versi 2022 ini, sekilas masih mirip dengan versi pertamanya yang diluncurkan di akhir 2015 silam dan dipasarkan di 2016, yang mana terinspirasi dari Yamaha YZR-M1 di MotoGP.
Kala itu, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing memasarkan R1 dan R1M di Indonesia.
Bedanya, sejak 2020 area “muka” khususnya bentuk lubang masuk udara (ram air duct) dibikin lebih pipih dan lebar, sehingga kesannya jadi lebih garang.
Sementara DRL yang mirip alis dipertahankan, termasuk juga ciri khas lampu utama yang tersembunyi di bawahnya.
Bentuk fairing yang sporty dan bolong untuk menampilkan mesinnya, termasuk bodi belakang yang bolong khas R-series juga masih dipertahankan.
Begitu juga dengan tangki berbahan aluminiumnya, yang sisi belakangnya landai.
Karena R1M ini lebih buat keperluan sirkuit (track oriented) seperti Kawasaki Ninja ZX-10RR, maka wajar jika tak dilengkapi jok maupun pijakan kaki belakang.
Yang berubah jika dibanding model 2021 dan tahun sebelumnya tentu saja warnanya. Kini mayoritas didominasi hitam, sehingga kesan garangnya makin kuat.
Kalau dilihat dari dekat merupakan warna hitam serat karbon. Warna hitam bahkan sampai mendominasi area mesin.
Kombinasinya dengan warna perak di sebagian besar tangki, dan ada sedikit garis biru di fairing dan area “muka”, serta bodi belakang.
Sementara warna pelek tetap dipertahankan biru seperti tahun sebelumnya. Yang juga tak berubah tentu lengan ayun, tetap dipertahankan warna aluminium.
FITUR & TEKNOLOGI
Membahas fitur dan teknologi, kita awali dari yang langsung kelihatan, yaitu bodinya.
Versi R1M ini tentunya pakai bodi berbahan serat karbon dari fairing, bodi belakang sampai sepatbor depan, sehingga lebih ringan dan menambah kesan sporty.
Jika dilihat dari dekat, motif anyaman serat karbon yang ditimpa pernis terlihat jelas.
Berikutnya yang spesial di R1M tentu suspensinya, depan dan belakang pakai Ohlins Electronic Racing Suspension (ERC).
Cirinya bisa dilihat ada kabel yang masuk ke dalam suspensi untuk mengaktifkan solenoid di dalamnya.
Jadi selain warna emas khasnya yang bikin terlihat mewah, karakter redaman suspensi yang berisi gas nitrogen ini juga bisa diseting lewat panel instrument.
Oiya suspensi belakang terpasang di lengan ayun aluminium yang jika dilihat dari atas ternyata pipih banget. Beda dengan superbike 1.000 cc kebanyakan yang rata-rata tebal.
Pelek pun spesial, berbahan magnesium yang ringan. Bentuk palang 10 peleknya nyeleneh, terinspirasi dari pelek M1.
Keduanya dibalut ban soft compound dari Bridgestone Battlax tipe RS11.
Ban belakang ukurannya tergolong lebar, 200/55ZR17, seperti milik Ducati Panigale V4 R.
Segitu lebih lebar dari ban belakang Kawasaki Ninja ZX-10RR yang berukuran 190/55ZR17.
Masih di area kaki-kaki, remnya yang depan pakai cakram ganda berdiameter 320 mm yang dikawal kaliper radial 4 piston.
Namun beda dengan kompetitor yang rata-rata pakai Brembo, R1M justru pakai kaliper dari Advics. Secara brand tak begitu terkenal namun desainnya keren.
Bagian tengahnya ada coakan dan ada 6 titik lubang kecil. Slang remnya yang depan bawaannya sudah pakai yang stainless steel.
Sementara master rem dan kaliper belakang dari Nissin. Sebagai sistem keamanan, tentunya ada ABS dan ditambah dengan teknologi Brake Control System.
Berikutnya kita bahas fitur dan teknologi elektroniknya, yang mana seperti standarnya superbike masa kini, banyak banget!
R1M sudah pakai teknologi ride by wire yang dinamakan Yamaha Chip Controlled Throttle (YCC-T), bekerjasama dengan IMU (Inertial Measurement Unit) maka ECU bisa mengontrol berbagai fitur andalannya seperti Slide Control, Lift Control, sampai Launch Control.
R1M juga sudah dibekali dengan Communications Control Unit (CCU) data logging sebagai standar, makanya di bagian bodi belakang terpasang antena GPS.
Sehingga pakai aplikasi Yamaha Ride Control (YRC) pengendara bisa mengaktifkan fitur pencatatan waktu (lap time) secara otomatis saat di sirkuit.
Semua fitur tadi bisa dikontrol dari panel instrument TFT yang secara ukuran terbilang kompak.
Tersaji info standar seperti takometer, spidometer, odometer, tripmeter A dan B, fuelmeter, gear position, fuel consumption.
Yang tak biasa ada info tekanan rem, gaya gravitasi (G-force) ketika akselerasi dan pengereman.
Di panel instrument juga tertera Riding Mode yang bisa dipilih. Ada A, B, C dan D.
Dalam setingan pabrik, A untuk yang profesional dengan tenaga maksimal dan intervensi pada traksi paling kecil.
Sementara yang D untuk yang paling pemula atau paling aman. B dan C tentu tengah-tengahnya.
Namun, semua parameter juga bisa diseting sendiri lewat tombol yang ada di panel sakelar.
Yang bisa diubah antara lain Power (P), Traction Control System (TCS), Slide Control System (SCS), Engine Brake Management (EBM) dan setingan suspensi. Kelimanya terpampang di panel instrument bagian paling bawah.
Oiya tampilan panel instrumentnya ada 2 pilihan, Street dan Track Mode. Bedanya, untuk yang Track menu utama adalah lap time dan gear position, lalu takometernya mulai dari 8.000 rpm.
Nah dua pilihan tampilan itu yang mana jadi inspirasi di spidometer R15M.
Satu lagi yang jadi inspirasi adalah adalah emblem khusus di atas tangki, bedanya di R1M ada nomor serinya, karena diproduksi secara terbatas.
Fitur lainnya semua lampu sudah pakai jenis LED, termasuk lampu utama yang pakai tipe proyektor.
Oiya lampu seinnya yang belakang termasuk kecil dengan tangkai yang kaku. Sementara lampu sein depan ada di spion.
Kontaknya R1M masih pakai anak kunci, belum keyless, namun tentunya sudah dilengkapi dengan immobilizer.
PERFORMA
R1M dibekali mesin 998 cc 4 langkah 4 silinder segaris DOHC 16 katup injeksi berpendingin cairan.
Pembedanya dengan mesin 4 silinder segaris lainnya adalah penggunaan crankshaft crossplane yang diturunkan dari M1 di MotoGP.
Makanya ada label CP4 (Crossplane 4) di bak mesin sebelah kanan.
Keunggulan mesin crossplane ini adalah karakter torsi yang lebih merata dari putaran bawah, sehingga bisa memberikan sensasi akselerasi yang lebih kuat sejak putaran rendah.
Suara mesinnya pun beda, walaupun inline tapi malah seperti mesin V4. Namun, getarannya memang sedikit lebih terasa dibanding inline normal.
Bukan hanya CP4, mesin R1M juga dibekali berbagai fitur andalan. Antara lain penggunaan bahan-bahan ringan tapi kuat seperti setang piston dan klep titanium dan piston forged.
Bahan titanium juga dipakai untuk silincer knalpot, namun di unit yang ditemui OTOMOTIF ini sudah diganti pakai SC Project, yang suaranya sangat menggelegar.
Oiya kalau mau mendengar suaranya, tonton saja videonya di YouTube OTOMOTIF TV.
Selain titanium dan alumnium, ada juga bahan magnesium di mesin, untuk bagian bak kanan-kiri.
Meski torsi besar dan merata maksimalnya 113,3 Nm di putaran mesin 11.500 rpm, namun tenaga maksimal R1M yang klaimnya 198 dk di 13.500 rpm tergolong kecil jika dibanding rival sekelas saat ini seperti Kawasaki Ninja ZX-10RR dan Honda CBR1000RR-R, yang keduanya sudah di atas 210 dk.
Penyaluran tenaga ke roda lewat transmisi 6 percepatan yang karakternya close rasio.
Koplingnya sudah ada fitur assist & slipper clutch, dengan mekanisme masih pakai kabel sling mekanis yang mana ketika ditarik masih termasuk berat.
Untungnya fitur Quick Shifter up & down sudah jadi standar pabrik, jadi saat di sirkuit ngoplingnya paling saat start saja.
RIDING POSITION
Secara postur, R1M ini bisa dibilang bule banget, karena tinggi joknya mencapai 860 mm, lebih tinggi dibanding rival sekelasnya misal Ninja ZX-10RR yang hanya 835 mm.
Makanya buat Tester OTOMOTIF yang berpostur 173 cm 65 kg ketika duduk dan kedua kaki turun, harus jinjit!
Joknya pun beda, permukaan sisi belakangnya lebar banget! Jadi ketika nunduk di lintasan lurus dan pantat geser mundur, akan tertampung secara sempurna.
Dan karena bagian belakang tangki desainnya landai, jadi enggak mengganjal perut. Buat yang gendut, cocok banget nih, heheee...
Yang juga beda adalah ketika tangan meraih setang, ternyata area kokpit terasa dekat banget.
Tentu efek dari jarak setang dan jok tak sejauh Ninja ZX-10RR atau Honda CBR1000RR-R.
Tapi letak setang tentu khas motor di sirkuit, rendah banget sehingga memaksa badan menunduk.
Posisi pijakan kaki pun tinggi banget, tentunya agar bisa rebah maksimal di tikungan.
Ketika diayun di tempat, bobotnya yang mencapai 202 kg memang cukup ringan untuk sebuah superbike 1.000 cc merek Jepang, lebih ringan dari Ninja ZX-10RR yang 207 kg, tapi belum seringan Ducati Panigale V4R yang cuma 193 kg.
Sayangnya unitnya tak bisa dicoba jalan karena sudah terjual, sehingga tak bisa merasakan perbedaan karakter mesin dan suspensi dari setiap pilihan Riding Mode.
Oiya barangkali ada yang penasaran dengan harganya? Di Amerika ditawarkan sekitar 26.300 US dolar. Jika dirupiahkan maka sekitar Rp 383 juta.
Perlu dicatat ini harga di Amerika, jika dijual di sini tentu masih perlu biaya kirim, pajak dan sebagainya. Minimal bisa 2 kali lipatnya.
Terakhir YIMM waktu masih menjual R1M sekitar Rp 830 juta kondisi OTR Jakarta.
Nah untuk versi IU ini, silakan kontak langsung E-Motorsport di nomor 0822-1111-1153.
Data spesifikasi:
Tipe mesin: 4 langkah 4 silinder segaris DOHC 16 katup berpendingin cairan
Kapasitas: 998 cc
Bore x stroke: 79 mm x 50,9 mm
Rasio kompresi: 13:1
Tenaga maksimal: 198 dk (147,1 kW) @13.500 rpm
Torsi maksimal: 113,3 Nm @11.500 rpm
Sistem pelumasan: Wet sump
Tipe kopling: Wet, Multiple Disc
Sistem bahan bakar: Fuel Injection
Sistem pengapian: TCI (digital)
Sistem starter: Electric
Sistem transmisi: Constant Mesh, 6-speed
Sasis: Aluminium Deltabox
Suspensi depan: 43 mm Ohlins Electronic Racing Suspension NPX fork, fully adjustable, 120 mm
Caster Angle: 24º
Trail: 102 mm
Suspensi belakang: Ohlins Electronic Racing Suspension single shock, fully adjustable, 120 mm
Rem depan: Hydraulic dual disc Ø 320 mm, radial mount caliper 4 piston
Rem belakang: Hydraulic single disc Ø 220 mm, caliper 1 piston
Ban depan: 120/70 ZR17M/C (58W)
Ban belakang: 200/55 ZR17M/C (78W)
P x L x T: 2.055 x 690 x 1.165 mm
Tinggi jok: 860 mm
Jarak sumbu roda: 1.405 mm
Jarak terendah: 130 mm
Bobot basah: 202 kg
Kapasitas tangki bensin: 17 liter
Kapasitas oli: 4,9 liter
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR