"Sebagai perbandingan, mobil dari brand Jepang bisa terjual tiga sampai lima hari, kalau Korea bisa semingguan lebih," katanya.
Lanjut menurut Jonathan, kurangnya minat mobil bekas dari pabrikan Korea Selatan didasari banyak faktor.
"Secara harga, mobkas Hyundai atau brand Korea ini memang murah dan fiturnya bagus," tuturnya.
"Tapi untuk brand image Hyundai masih kalah, begitu juga dengan spare part-nya," ujarnya.
"Misalnya kayak Toyota yang lebih mudah dicari, jadi untuk saat ini mobkas Korea masih kurang," jelasnya.
Berikutnya depresiasi atau penyusutan harga mobkas Korea juga terhitung besar dibanding sebagian brand Jepang yang lebih ramai permintaannya.
"Kalau depresiasi, sebenarnya enggak terlalu anjlok jika modelnya masih fresh. Tapi untuk setahun pemakaian bisa turun sekitar Rp 40 juta," bebernya.
"Kalau brand Jepang kayak Toyota atau Honda lebih bertahan harganya atau sekitar Rp 15 juta hingga Rp 20 juta," jelas pria ramah tersebut.
Jonathan mengungkapkan, ke depannya model baru Hyundai semisal Creta atau Palisade bisa saja mengalami depresiasi yang lebih besar dari merek Jepang.
"Harga mobkas pasti tetap ada depresiasi, cuma untuk merek Korea yang banyak model baru ke depannya kami belum tahu seberapa besar," ucapnya.
"Karena yang cari Creta sama Palisade bekas sih belum ada," paparnya.
"Tapi menurut kami Hyundai itu fiturnya memang banyak, tapi sampai sekarang masih kalah pamor sama brand Jepang yang lebih besar," sambung Jonathan.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR