“Karena mobil listrik terbukti secara teknologi bahwa kendaraan listrik sangat aman dan segeralah bermigrasi dari mobil konvensional ke mobil listrik dengan dua cara,” bilang pria yang juga menjabat Kepala Staf Kepresidenan RI.
Yakni, Ia melanjutkan, transisi kebiasaan dari membeli mobil konvensional menuju mobil listrik, dan selanjutnya yang sudah ada diganti atau dikonversi menjadi mobil atau kendaraan listrik.
“Untuk mempercepat migrasi dari penggunaan kendaraan konvensional ke kendaraan listrik,” tegas Moeldoko.
Target 400.000 kendaraan listrik sudah menjadi road map dari sisi pemerintah baik kendaraan roda empat dan dua, bahwa industri otomotif merupakan sektor strategis.
Serta menjadi peran penting bagi kesejahteraan masyarakat dan mendukung ekonomi nasional.
Dirjen IMATE berharap ada research dari adik-adik mahasiswa, yang dapat menghasilkan teknologi-teknologi penunjang yang dapat diimplementasikan.
Baca Juga: Moeldoko Tegaskan, PEVS 2022 Jadi Kampanye BBM Naik Siapa Takut!
Dari sisi akademisi, Sekertaris PUIPT Teknologi Penyimpanan Energi Listrik menyampaikan, bahwa baterai sebagai salah satu komponen utama kendaraan listrik tetap diperlukan standarisasi.
Yakni sesuai dengan kebijakan yang ada, seperti ISO 18243-2017.
Sehingga menjadi pekerjaan rumah bersama agar dikemudian hari Indonesia dapat menjadi produsen baterai nasional.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR