Berikutnya, speedometer orisinal Honda BeAT lawas ini juga tidak diganti dengan jenis digital.
Indikator bensin juga dialih fungsikan sebagai indikator baterai yang terprogram oleh Electronic Control Unit (ECU) Juken 10 dari BRT.
"Lalu kami juga sediakan tombol mundur untuk memudahkan pengguna saat parkir. Produk konversi motor listrik BRT saat ini dilengkapi dua riding mode untuk memilih gaya berkendara smooth dan powerful. Ke depannya akan dikembangkan lagi menjadi tiga hingga lima riding mode," terang Tomy.
Sedangkan untuk letak baterainya yang memiliki daya 72 Volt 25 Ah, ditaruh di bagian bagasi atau di bawah jok.
Tomy menyebut, baterai Honda BeAT listrik garapan BRT saat terisi penuh mampu menjangkau jarak 50-60 kilometer (km) per jam dan mampu meraih top speed 80 km per jam.
"Part BRT yang dipasang ada dinamo atau motor, ECU, throttle body EV (Electric Vehicle), dan lainnya yang hampir semua part-nya dari BRT kecuali baterainya. Baterai bisa pakai punya Gesits, Birubatt atau lainnya yang penting kapasitasnya sama," jelasnya.
Karena masih prototype, layanan konversi motor listrik BRT baru bisa dinikmati konsumen mulai pertengahan Desember 2022.
Adapun biaya konversi motor listrik di BRT akan dibanderol mulai Rp 7,5 jutaan.
"Biaya kit konversi kami Rp 7,5 jutaan dengan basis motor konvensional 110 cc yang akan dilengkapi dinamo 2 kW. Jadi penjualan baterainya terpisah, kalau pakai motor 3 kW hingga 5 kW selisihnya nanti enggak akan jauh sekitar Rp 1 jutaan saja," kata Tomy.
Menariknya, konversi motor listrik di BRT diklaim hanya memakan waktu di bawah 2 jam dengan basis motor konvensional jenis matic, bebek, hingga sport.
"Pengerjaannya saat ini bisa 1,5 jam, ke depannya bisa 1 jam dan bisa ditunggu.
Bagi teman-teman yang mau konversi, bisa dilakukan di bengkel rekanan BRT yang berada di seluruh Indonesia," tambah Tomy.
Baca Juga: Honda BeAT Konversi ke Listrik, Power 30 hp, Top Speed 170 km/jam
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR