Otomotifnet.com - Toyota Indonesia kembali menghajat seminar nasional tahap ke empat (01/12/2022), yang kali ini berlokasi di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Mengusung tema Strategi Transisi Pengembangan xEV Menuju NZE dan Manajemen Unit in Operation (UIO) di Indonesia.
Terungkap sejumlah fakta.
Salah satunya, saat ini Indonesia tengah menikmati posisinya di bidang industri otomotif, yakni sebagai produsen dan eksportir produk otomotif unggulan di wilayah Asia Pasifik.
Industri otomotif nasional juga memegang peran strategis, sebagai bagian dari rantai pasok, dengan jangkauan wilayah ekspor yang telah merambah hingga 80 negara di berbagai kawasan dunia.
Di tengah upaya eskalasi kontribusi sebagai basis produksi dan ekspor global, Indonesia kini menyongsong era elektrifikasi industri otomotif nasional.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri untuk membuktikan apakah produk otomotif berteknologi tinggi buatan SDM dalam negeri, dapat berkompetisi mempertahankan performa positif dan keluar sebagai pemenang.
Sejalan dengan era elektrifikasi yang menjadi suatu keniscayaan bagi industri otomotif nasional.
Menjadi salah satu upaya nyata untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat global, yakni potensi terjadinya perubahan iklim sebagai dampak dari peningkatan emisi karbon (CO2).
Namun, peralihan menuju era elektrifikasi perlu dilakukan dengan bijaksana dan tertata.
Hal ini disampaikan oleh Bob Azam, selaku Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
“Transisi kendaraan elektrifikasi yang tidak tertata, akan melemahkan posisi Indonesia sebagai basis global industri otomotif,”
“Kehadiran beragam teknologi kendaraan elektrifikasi rendah emisi yang lengkap, melalui pendekatan strategi multi-pathway akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia lebih cepat berkembang, dan mengejar posisi sebagai pemain utama produsen serta eksportir kendaraan elektrifikasi di kancah internasional,” ungkap Bob.
Masih menurutnya, roadmap industri otomotif nasional harus disusun dengan memperhitungkan ketersediaan energi, khususnya SDA tidak terbarukan.
“Dukungan Pemerintah di sektor transportasi melalui manajemen UIO (Unit in Operations), juga menjadi elemen penting untuk mempertahankan posisi dan kontribusi positif industri otomotif nasional selama lebih dari 5 dekade ini,” sambung Bob.
Pemerintah Indonesia sendiri juga telah memperkuat kembali komitmennya, dengan meningkatkan target penurunan emisi karbon hingga 31,89% dengan upaya sendiri (unconditional).
Serta sebesar 43,20% melalui dukungan dari internasional (conditional) untuk mencapai Net-Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Hal ini tertulis pada Long-Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience (LTS-LCCR 2050).
Baca Juga: Di Hadapan Mahasiswa ITS, Toyota Jawab Tantangan Transisi Energi
Upaya untuk menekan emisi karbon sebagaimana ditetapkan Pemerintah Indonesia dalam target NZE 2060, nyatanya memerlukan adanya transisi energi dan transformasi industri, maupun bisnisnya.
Pada sektor otomotif, berbagai kebijakan terkini terkait elektrifikasi kendaraan tengah digalakkan, baik dengan adanya dukungan dari sisi fiskal, maupun non fiskal guna memperbesar populasi beragam kendaraan elektrifikasi.
Transisi industri otomotif, termasuk rantai pasoknya merupakan strategi yang harus diimplementasikan untuk menjaga posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor otomotif.
Yaitu, selain soal bagaimana mengelola kendaraan atau unit kendaraan yang sudah ada selama ini (managing unit in operation/UIO).
Toyota Indonesia pun mengungkap langkah-langkah yang bisa dilakukan. Yakni dengan mengkombinasikan seluruh sarana transportasi yang ada, baik transportasi massal maupun pribadi, untuk bersinergi melalui penggunaan teknologi yang lebih efisien.
Baca Juga: Industri Otomotif Terdisrupsi Kendaraan Listrik, Ini Kunciannya
Diantaranya penggunaan bahan bakar lebih efisien, implementasi teknologi bahan bakar baru dan terbarukan, maupun beralih ke teknologi-teknologi elektrifikasi.
Seperti Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV), hingga hidrogen baik melalui produksi baru maupun melalui aktivitas konversi.
Dengan kombinasi ini, diharapkan semakin banyak kendaraan yang dapat menyumbang pada penurunan emisi yang lebih besar. Serta tercipta ekosistem elektrifikasi baru dan kuat.
Sehingga memberikan kesempatan bagi industri otomotif Indonesia untuk semakin kompetitif di era elektrifikasi global.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR